PERANAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH

© 2001  Syafril Daulay                                                                                           Posted  25 May 2001  (rudyct)

Makalah Falsafah Sains (PPs 702)   

Program Pasca Sarjana / S3

Institut Pertanian Bogor

Juni 2001

 

Dosen:

Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab)

Prof Dr Ir Zahrial Coto

 

 

PERANAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN

PENYEBARAN RABIES SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PARIWISATA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Oleh  :

 

Syafril Daulay

P/18600007 / SVT

E-mail: syafril_daulay@yahoo.com

 

 

 

 

 

KATA  PENGANTAR

 

Mata kuliah Fisafat Sains  merupakan mata pelajaran yang sangat menarik karena selain  mendorong untuk menjadi ilmuan yang baik juga memberi keleluasaan dalam menafsirkan filsafat itu sendiri sehingga perbedaan dalam penafsiran bukanlah suatu yang salah namun justru dari perbedaan pendapat akan timbul peluang untuk memajukan garis depan ketahuan jauh ke dalam daerah ketidaktahuan. 

 

Paper ini berjudul : “ PERANAN MASYARAKT DAN PEMERINTAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN PENYEBARAN RABIES SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PARIWISATA “, penulisan ini dimaksudkan untuk lebih memahami secara mendalam ditinjau  melalui  filsafat.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Prof. DR. Rudy Tarumingkeng dan bapak Prof . DR. Zahrial Coto yang telah memberi bimbingan dan pengarahan dalam memahami dan mendalami filsafat.

Akhirnya penulis  menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saranakan diterime denagn baik.

 

 

 

 

 

BAB I.     PENDAHULUAN

 

 

A.               Latar  Belakang

 

1              Rabies penyakit akut dan fatal

  

         Rabies   atau    penyakit  anjing gila adalah disebabkan virus yang ultra mikoskopis yang dikelompokkan ke dalam virus rhabdo berukuran 75 x 180 mm (nanometer = 10-9 meter) berbentuk peluru yang tersusun dari Asam Nitri Ribo (RNA), karbohidrat, protein dan lemak.  Asam Nitri Ribo berfungsi sebagai pembawa informasi genetic dalam perkembangan virus rabies.  Karbohidrat, baik fungsi dan kegunaanya belum banyak referensi yang menguraikannya, sedangkan protein adalah bagian penting dalam sistem biologik yang tersusun sedemikian rupa sehingga dapat bergerak di dalam sstem elektroporesis.  Lemak berfungsi sebagai mantel atau selubung luar dari partikel virus Rabies merupakan zoonosis penting karena selain menyerang hewan juga manusia yang bersifat akut dan fatal.   Penularan ke manusia adalah  melalui luka gigitan yang kontak dengan syaraf dan kemudian menyebar ke susunan syaraf pusat.  Hewan reservoir potensial adalah anjing (90%), kucing (6%), dan kera (3%)  (Hardjosworo,1977).

                

                 Gejala klinis rabies dikenal 2 (dua) bentuk :

a.        Bentuk ganas (furious rabies)

b.       Bentuk diam (dum rabies)

   

Bentuk ganas lebih sering dijumpai dengan gejala eksitasi yang dominan akibat serangan penyakit pada otak, sedangkan bentuk diam akibat serangan penyakit pada sumsum tulang belakang namun jarang ditemui  (Kaplan, 1977).

 

Berdasarkan siklus  epizootiknya penyebaran rabies      dikenal 2 (dua) tipe yakni :

a.        Rabies tipe urban, terjadi antar hewan peliharaan anjing ke anjing, anjing ke kucing atau sebaliknya kucing ke anjing atau ke kera.

b.       Rabies tipe sylvatik, terjadi antar hewan liar.

Rabies tipe urban merupakan bentuk yang banyak ditemukan di Indonesia. Hewan penderita rabies akan terlihat mencari tempat bersembunyi yang teduh dan menyerang benda-benda  bergerak yang ada di sekitarnya.  Terjadi pengeluaran air liur yang berlebihan (hipersalivasi), kelumpuhan (paralyse) yang diikuti dengan kematian, sedangkan pada manusia terlihat sebagai rasa takut air (hydrophobia),radang otak (encephalitis) dan gejala yang khas dalam bentuk merobek-robek pakaian.

.       Meskipun rabies bukan merupakan penyakit yang    secara

        langsung menyebabkan kerugian ekonomi yang besar dan

       bukan pula penyebab angka kematian yang tinggi baik pada hewan dan manusia, namun rabies mempunyai arti penting dari segi kesehatan masyarakat karena :

                                          a.               Rabies merupakan penyakit yang menakutkan dan mengerikan sebab anjing merupakan reservoir dan penyebab potensial yang hidup berdampingan dengan manusia.

                                         b.               Rabies pada manusia bersifat akut dan fatal

.

2.            Sosial Budaya

   

Pengetahuan dan tindakan yang dilakukan masyarakat terhadap rabies mempunyai hubungan yang erat dalam usaha pencegahan dan pemberantasan rabies.  Selain dari pada itu agama, budaya serta kebiasaan masyarakat setempat, ekonomi, tingkat pendidikan juga merupakan faktor yang dapat dipertimbangkan dalam upaya pencegahan dan penyebaran rabies.

                

Faktor penting yang perlu mendapat perhatian khusus dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit :

                         a.          Populasi anjing

Tingkat populasi anjing berkaitan erat dengan budaya, kebiasaan yang ada di masyarakat serta agama.yang dianut masyarakat setempat  Pada masyarakat dengan sistem pemeliharaan yang tidak diikat, dibiarkan lepas serta adanya disebagian wilayah Indonesia dimana anjing juga merupakan   barang konsumsi sehingga merupakan faktor yang sulit dalam            pengendalian populasinya.

b.                  Jumlah vaksin yang tersedia

  Kemampuan pemerintah menyediakan vaksin rabies sangat terbatas, sehingga tidak seluruh populasi  anjing  dapat  terpenuhi  pelaksanaan vaksinasinya, terutama hewan anjing yang berada di pedesaan.

c.           Pengetahuan dan kesadaran masyarakat

 Tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan bahaya   rabies serta pentingnya pelaksanaan vaksinasi sebagai upaya pengebalan pada hewan penular rabies adalah merupakan upaya pencegahan penyebaran penyakit. Di samping itu tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam melalu lintaskan hewan penular rabies sangat mempengaruhi penyebaran rabies

d.       Ketegasan dan keseriusan pemerintah

   Ketegasan  dan  keseriusan  pemerintah  dalam  pelaksanaan vaksinasi serta menegakkan peraturan perundangan dan pengawasan lalu lintas hewan penular rabies yang ketat  sangat menentukan keberhasilan dalam  pencegahan  penyebaran rabies  dari suatu daerah/wilayah ke daerah/wilayah lain.

 

Beberapa pengertian yang perlu diuraikan lebih lanjut dalam proposal penelitian ini adalah :

a.        Hewan Penular Rabies  adalah hewan yang menjadi reservoir utama penularan rabies, yakni anjing, kucing dan kera.

b.       Masyarakat pemilik adalah orang yang mempunyai dan memiliki hewan penular rabies sebagai hewan peliharaan

 

B        Tujuan   Penelitian

Penelitian ini bertujuan  :      

a.        Untuk mengetahui sejauh mana peran serta masyarakat dan pemerintah di dalam upaya penecegahan dan pemeberantasan rabies

b.       Untuk mengetahui pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan rabies serta pengawasan lalu-lintas Hewan Penular Rabies

c.        Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam program pencegahan dan pemberantasan  rabies

d.       Untuk mengetahui sikap turisme manca negara  bilamana timbul wabah rabies

C        Kegunaan    Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :

a.        Memberikan sumbangan pemikiran dalam penentuan kebijakan terutama dalam   pencegahan dan penyebaran rabies

b.       Menjadi input bagi pemerintah, khususnya lembaga pemerintah yang menangani pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan rabies

c.        Menjadi pertimbangan  bagi institusi pemerintah yang menangani pariwisata  serta  mendukung program pemberantasan rabies khususnya pada  daerah-daerah tujuan pariwisata.

 

 

BAB II.      METODA  PENELITIAN

 

Faktor- faktor yang perlu diperhatikan serta yang menjadi fokus untuk pencegahan  penyebaran rabies dan  pengaruhnya pada pelaksanaan kepariwisataan pada proposal penelitian ini dapat dirinci sebagai sesuatu  faktor yang perlu diteliti dan dikaji secara mendalam yaitu : 

 

A.            Sasaran

      Yang  menjadi  sasaran di dalam upaya pencegahan penyebaran rabies

      dan pengaruhnya  pada wisatawan dalam penelitian adalah :

1          Hewan Penular Rabies (HPR)

            Rabies sudah lama dikenal tetapi penyakit ini masih merupakan masalah yang serius di Indonesia.  Kejadian rabies di Indonesia terus meningkat baik dalam jumlah penderita maupun daerah yang terjangkit,meskipun usaha-usaha pencegahan dan penanggulangan masih terus dilakukan.

            Pencegahan rabies tidak hanya dilakukan pada hewan tetapi juga pada manusia.  Penularan rabies erat kaitannya dengan hewan reservoir sebagai hewan penular rabies sehingga pengendaliannya akan sangat membantu mengurangi kasus rabies pada manusia Untuk memperoleh hasil yang baik dalam pencegahan rabies pada hewan penular rabies dilakukan vaksinasi secara teratur.

 

            Dalam pencegahan rabies pada manusia prinsipnya ada 3 (tiga)

            pokok yang perlu diperhatikan yakni :

a)       pencegahan penggigitan oleh hewan penular rabies

b)      pengobatan sedini mungkin pada orang yang digigit hewan penular rabies

c)       imunisasi aktif para dokter hewan praktek, petugas klinik hewan serta laboran (petugas lab) yang memeriksa spesimen rabbies. (sikes, 1975)

2.       Masyarakat

Penyebaran rabies dan adanya kasus tinggi pada suatu daerah tergantung pada kepada beberapa faktor diantaranya :

a.        kesadaran masyarakat akan bahaya rabies dimana termasuk pelaksanaan vaksinasi anjing dan hewan penular rabies lainnya sebagai usaha pencegahan dan immunisasi pada hean penular rabies.

b.       banyaknya populasi anjing, karena latar belakang budaya dan sistem pemeliharaan dan penjagaan yang kurang mendapat perhatian

c.       pengawasan lalulintas hewan penular rabies yang kurang ketat.

3.         Pariwisata

                

Tingkat pendidikan dap pendapatan masyarakat yang semakin baik serta semakin berkembangnaya penyebaran informasi membangkitkan hasrat ingin mengetahui dan mengenal tata- kehidupan dan budaya di negara-negara lain. Situasi ini didukung oleh arus globalisasi yang hampir seluruih negara memberikan perhatian besar terhadap pengembangan potensi pariwisata di masing-masing negaranya. Potensi wisatawan manca negara yang sangat besar setiap tahunnya merupakan komoditi yang saling diperebutkan melalui berbagai macam kemudahan, kenyamanan serta daya tarik yang ditawarkan.

 

Di Indonesia kegiatan pariwisata mulai tumbuh sejak dua puluh tahun terakhir ini. Kemajuan sektor pariwisata di negara kita tak dapat diepaskan dari faktor pertumbuhan ekonomi masyarakat, keamanan,  dan kelancaran di bidang  angkutan

 

Berdasarkan pendapat berbagai ahli dan pelaksana industri pariwisata disimpulkan terdapat faktor-faktor yang menguntungkan dan yang memberi pengaruh buruk.  Faktor yang menguntungkan disimpulkan seperti : keamanan, pertumbuhan ekonomi, kemajuan dalam teknologi angkutan dan infomasi.  Sedangkan yang memberi pengaruh buruk adalah gangguan keamanan dan penyakit menular. Dilaporkan ketika terjadi wabah penyakit menular eltor dan rabies, wisatawan membatalkan kunjungan wisatanya pada daerah wabah ke Indonesia. Hal ini terlihat juga pada saat Taiwan terserang flu Hongkong yang disebabkan penularan penyakit dari Unggas.

 

B.        Bentuk Pengamatan dan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan cara pengamatan langsung dan tidak lansung  serta penyidikan terhadap hewan penular rabies yang diduga kuat dapat menyebarkan rabies. Pengamatan langsung adalah untuk mendapatkan data primer yang menyangkut data teknis pelaksanaan pencegahan penyebaran rabies di lapangan dan tanggapan serta sikap turisme bilamana terjadi wabah rabies. Penyidikan pada Hewan penular rabies  yang diduga kuat sebagai sumber yang potensial penyebarannya yang dilakukan di Laboratorium , Balai Penyidikan Penyakit Hewan yang tersebar di tujuh wilayah  atau padfa Balai Penelitian Veteriner di Bogor.

Penelitian dilaksanakan dengan metoda :”stratified purposive random sampling ”melalui survey yakni dengan jalan pengamatan dan pencatatan data secara langsung berdasarkan formulir isian (kuesioner) yang telah disaediakan

Rincian kegiatan penelitian yang dilaksanakan meliputi: sasaran Dan bentuk penelitian, macam data yang diteliti cara penelitina dan anlisa datanya.

 

 

 

 

 


 

III.           H  A  S  I   L

 

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini nantinya dapat memberikan gambaran terhadap upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan penyebaran rabies dan menghindari dampak  negatif terhadap kunjungan wisata.

A.          Dampak

1.          Teknis

Secara teknis dengan diperolehnya akurasi data junlah populasi hewan penular rabies sangat membantu untuk penentu kebijakan dalam perencanaan penyediaan vaksinasi serta waktu pelaksanaan  vaksinasi massal  maupun menggugah masyarakat khususnya pemilik hewan penular rabies berparisipasi dalam pnecgahan penyebaran rabies.

2.          Pariwisata

Diketahui bahwa faktor gangguan keamanan dan penyakit menular  yang sangat mempengaruhi terhadap kelangsungan kegiatan pariwisata. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan  dapat memberikan masukan baik pada pemerintah daerah maupun pusat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit rabies khususnya  pada daerah-daerah tujuan wisata. Masukan yang diberikan nantinya akan sangat menunjang program pemerintah dalam meningkatkan turisme mancanegara sekaligus pada gilirannya akan menambah devisa negara.

3.          Masyarakat

Penelitian ini diharapkan memberikan dampak positif pada masyarakat untuk ikut peduli terhadap upaya pencegahan penyebaran rabies dan khusunya pada lngkungan sosial budaya yang akrab dengan kehidupan hewan penular rabies, sekaligus akan meningkatkan pengetahuan dan perubahan pada sikap dan perilaku dalam ikut serta pencegahan penyebaran rabies.

 

B.          Rekomendasi

Rekomendasi  yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan berupa  :

1.       Kebijakan

Rekomendasi yang diperoleh sebagai dasar mengambil kebijakan yang akurat sehingga operasionalisasinya di lapangan benar-benar dapat dilaksanakan dengan mudah, aman dan lancar dan secara nasional merupakan konsepsi yang dapat digunakan secara menyeluruh.

2.       Keilmuan

Secara keilmuan diharapkan rekomendasi yang dihasilkan nantinya  merupakan sesuatu yang dapat diterapkan baik secara teknis maupun sosial kemasyarakaan karena menyangkut kehidupan sosial masyarakat serta secara teori memenuhi kaidah-kaidah keilmuan .

 

PHILOSOPHY

 

Falsafah

Uraian

ONTOLOGY

Uraian yang menbjlaskan apa itu rabies disebabkan oleh mikro orgaanisme apa, berpa ukrannya, bagaimana strukturnya, apa fungsi dari bagian strukturnya,hewan apa saja sebagai penular rabies, apa pari-wisata, faktor apa yang diperlukan untuk terlaksananya pkegiatan pariwisata

EPISTOMOLOGY

Uraian yang menjelaskan bagaimana penu laran dan penyebarannya, bagaimana penceghan penularan dan penyebarannya, bagaiman pemeliharan HPR, bagaiman peran pemerintah dan masyarakat, bagai= nmana pengamatannya penyodikan

AKSIOLOGY

Uraian yang menjelaskan bahwa pengeta-huan yang diperoleh bermanfaat untuk mencegah penularan dan penyebaran rabies bagaimana sistem pemeliharaan yang baik untuk masyarakat dan lingku- ngan ( sosial budaya), Bagaiman dapat memberi kenyamanan pada pariwisata, bagaimna dapat memberi masukan pada pemerintah  dalam kemudahan mencegah penularan dan penyebarab rabies.

 

 

 

 

DAFTAR   PUSTAKA

 

Departemen Kesehatan RI, 1992, Tinjauan pada Pemberantasan penyakit bersumber binatang, Dirjen PPM & PLP, Depkes Jakarta.

                    

Doyle, K. A, 1991. Rabies, Advances in Veterinary Public Health. Austra;lian collegeof Veterinaru Scientist, Brisbane.

 

Hardjosworo, S dan  S. Partoatmodjo 1987, Latar Belakang peledakan penyakit Anjing Gila di beberapa daerah diIndonesia., FKH IPB, Depkes,  Deptan

 

Kaplan, M, 1979, Epidemiology of Rabies, Nature21, 421- 425 

 

Sikes, R.K, 1973, Rabies, pp 3-17In J.W Darwis, L.H Karstad and D.O  Traimer  ed. Infectious Disease of Wild Animal The Iowa State University Press, Ames, Iowa, USA

 

Taylor, 1986.Rabies, Epizootic aspects, The Vet.Re, 99 157-160 

      

Warreel , , D. A. 1987. Rabies in  Man, pp 32-52 in C. Kaplan, ed. Rabies the Fact, Oxford University Press.

            

W. H. O 1984, Dog rabies elimination, a trend analyses and program proposal. Int. J. Zoon, 9 : 97-111

 

Samsuridjal, D, 1986, Pariwisata  dan Kesehatan, FKUI. Jakarta.

 

Ditjen Pariwisata.1984, Pariwisata Indonesia, Jakarta

             

Ditjen Pariwisata, 1993, Data Pasar Wisatawan Ind. Intern.

 

Samsuridjal, D dan Kaelany H.D, 1997, Peluang di bidang Pariwisata .

 


 

PENYAKIT  HEWAN  MENULAR DI  INDONESIA

 

 

 
               

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SITUASI KASSUS RAB IES di INDONESIA
TAHUN 1988 - 1999
 

 

 

 


NO

 

PULAU

TAHUN

BEBAS

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

00

2002

1.

Jawa

146

70

84

67

19

51

55

40

30

20

2

4

 

2002

2.

Kalimantan

21

18

10

18

18

35

56

30

38

23

33

834

 

2004

3.

Sumatera

860

909

1019

952

768

1157

812

1056

933

939

711

929

 

2004

4.

Sulawesi

175

504

400

350

350

410

578

582

622

540

303

301

 

2005

 

Indonesia

1202

1501

1513

1489

1155

1653

1501

1708

1623

1522

1049

1318

 

2005

 

 

 

 

 

 

 

 

KASUS  RABIES PADA HEWAN RESERVOIR
DI JAWA
TAHUN 1988 - 1999 

 


Up Arrow: KASUS

Right Arrow: TAHUN