© 2002  Joice Rimper                                                                            Posted  29 November, 2002

Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS702)

Program Pasca Sarjana / S3

Institut Pertanian Bogor

November  2002

 

 

Dosen:

Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng (Penanggung Jawab)                                                       

Prof. Dr. Zahrial Coto

Dr. Bambang Purwantara

 

 

 

KELIMPAHAN FITOPLANKTON DAN KONDISI HIDROOSEANOGRAFI  PERAIRAN TELUK MANADO

 

 

Oleh:

 

      

JOICE  RIMPER

IKL C. 661020031

E-mail: joice_mdo@yahoo.com

 

 

Abstract

          The aims of this study were to know the abundance of marine phytoplankton, and the relation of the abundance in hydrooceanographic condition. In Manado bay waters, the composition of phytoplankton consists of three classes which were Bacillariophyceae (Diatom) in 15 genera, Dhynophyceae (Dinoflagellata) in 17 genera, and Cyanophyceae in one genus.  The abundance of phytoplankton varied between 10000-23737 cells/l. The abundance of phytoplankton was affected by water conditions such as salinity, dissolved oxygen, current velocity, and nitrate.

 

PENDAHULUAN

          Keberadaan plankton sangat mempengaruhi kehidupan di perairan karena memegang peranan penting sebagai makanan bagi berbagai organisme laut. Pada awalnya penelitian plankton di laut hanya untuk memenuhi keingintahuan peneliti akan aneka jenis biota tersebut, namun pada masa kini plankton sudah dianggap sebagai salah satu unsur penting dalam ekosistem bahari baik positif maupun negatif bila di lihat melalui kaca mata manusia. Berubahnya fungsi perairan sering diakibatkan oleh adanya perubahan struktur dan nilai kuantitatif plankton. Perubahan ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari alam maupun dari aktivitas manusia seperti adanya peningkatan signifikatif konsentrasi unsur hara secara sporadis sehingga dapat menimbulkan peningkatan nilai kuantitatif plankton melampaui batas normal yang dapat ditolerir oleh organisme hidup lainnya. Kondisi ini dapat menimbulkan dampak negatif berupa kematian massal organisme perairan akibat persaingan penggunaan oksigen terlarut seperti yang terjadi di berbagai perairan di dunia dan beberapa perairan Indonesia.

Penelitian ini dilakukan di perairan Teluk Manado yang merupakan daerah  penting bagi nelayan karena telah lama dijadikan sebagai areal penangkapan sumberdaya hayati perikanan untuk kebutuhan pangan, juga merupakan tempat lalu lintas kapal, dan tempat bermuaranya beberapa sungai. Di lain pihak Teluk Manado telah mengalami modifikasi bila ditinjau dari segi aktivitas masyarakat penghuni kawasan tersebut, dan ada kecenderungan aktivitas tersebut akan meningkat di masa mendatang sesuai dengan laju pembangunan saat ini. Sehingga pemanfaatannya harus didukung dengan adanya informasi mengenai potensi perairan tersebut agar dapat digunakan seoptimal mungkin dan untuk mempermudah dalam pengelolaan. Selain itu, dengan makin pesatnya perkembangan pembangunan maka upaya penyajian informasi sumberdaya perikanan terbaru mutlak diperlukan untuk memenuhi permintaan akan informasi yang lebih rinci dan akurat oleh para perencara pembangunan perikanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan fitoplankton serta kaitannya dengan kondisi hidrooseanografi yang mencakup suhu, salinitas, kecerahan, kecepatan arus, pH, oksigen terlarut, kadar nitrat dan fosfat.

 

 

 METODE   PENELITIAN

          Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2000. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 4 kali dengan selang waktu satu minggu. Dalam penelitian ini ditetapkan 6 (enam) stasiun pengukuran dan pengambilan contoh air dan plankton.  Stasiun TM1 terletak pada daerah mangrove, stasiun TM2 dan TM3 pada bagian tengah perairan, stasiun TM4 daerah karang, stasiun TM5 dan TM6 pada muara sungai. Pengukuran beberapa parameter fisika-kimia air seperti suhu, salinitas, kecerahan, kecepatan arus, pH dan oksigen terlarut dilakukan In situ (di lapangan). Sedangkan analisis nitrat dan fosfat dilakukan di laboratorium. Pengambilan sampel fitoplankton secara horisontal dilakukan dengan menggunakan jaring plankton. Analisis sampel dilakukan dengan menggunakan cawan Sedgwick Rafter dibawah mikroskop Nikon SE 102 dengan perbesaran 400 kali. Pedoman identifikasi plankton adalah buku identifikasi dari Newell dan Newell, (1963); Yamaji (1982); Bold dan Wynne, (1985).

 

 

Analisis  Data

          Kelimpahan plankton dinyatakan secara kuantitatif dalam jumlah sel/liter.   Kelimpahan fitoplankton dihitung berdasarkan rumus :

            N =  n  x  (Vr/Vo)  x  (1/Vs)

Dimana :

            N    =   Jumlah sel per liter

             n    =   Jumlah sel yang diamati

            Vr   =   Volume air tersaring (ml)

Vo  =   Volume air yang diamati (ml)

            Vs   =   Volume air yang disaring  (l)

          Untuk melihat keterkaitan antara parameter fisika-kimia air dengan kelimpahan fitoplankton digunakan analisis statistik multivariabel yaitu Analisis Faktorial Diskriminan (AFD) mengikuti petunjuk Legendre dan Legendre (1983) dan Bengen (1999).

 

 

  HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi  Hidrooseanografi Perairan

          Hasil pengukuran parameter fisika kimia air di perairan Teluk Manado diperoleh suhu yang tertinggi adalah 29ºC dan terendah 25ºC. Kadar salinitas tertinggi 33 ‰ dan terendah 15 ‰. Kecerahan tertinggi 16 meter dan terendah 0.25 meter. Kecepatan arus tertinggi 24 cm/detik dan terendah 10 cm/detik. Nilai pH tertinggi 8.35 dan terendah 8.0. Nilai oksigen terlarut tertinggi 4.9 mg/l (ppm) dan terendah 2.6 mg/l (ppm). Kandungan nitrat  tertinggi 2.2 ppm dan terendah 1.4 ppm. Kadar fosfat tertinggi 5.73 ppm dan terendah 0.11 ppm. 

 

Kelimpahan Fitoplankton

Kisaran dan rata-rata kelimpahan fitoplankton (sel/liter) pada setiap stasiun di perairan Teluk Manado selama penelitian seperti yang terlihat pada Tabel 1.

 

Table 1.        The phytoplankton abundance (in cells/l) at each station in Manado Bay waters during the study

Station

Range

Mean ± S. Deviasi

TM1

13996

-

22838

17403

±

3870

TM2

14317

-

21245

17647

±

2914

TM3

15928

-

23628

18957

±

3333

TM4

9910

-

16015

12635

±

2564

TM5

10234

-

18965

13507

±

3883

TM6

10464

-

16436

12896

±

2582

         

 

Kelimpahan fitoplankton yang tertinggi tercatat pada stasiun TM3 dan terendah pada stasiun TM4 (Gambar 1).

Letak dari stasiun TM3 ini pada tengah perairan, dan tingkat kecerahannya lebih baik jika dibandingkan dengan stasiun-stasiun lainnya. Dari hasil yang didapatkan oleh Effendi dan Susilo (1998) di Perairan pesisir sekitar PLTU Krakatau Steel Cilegon Jawa Barat, sebaran horisontal fitoplankton menunjukkan bahwa semakin ke tengah kelimpahan semakin besar. Secara umum kisaran kelimpahan fitoplankton di Perairan Teluk Manado tampaknya relatif sama dengan kisaran yang ada di perairan kawasan Timur Indonesia seperti yang dilaporkan oleh Arinardi dkk.,(1997). Selanjutnya menurut Marshall (1953) dalam Sediadi dan Ully (1998), suatu perairan yang subur relatif tidak tercemar tercatat kelimpahan diatom di permukaan berkisar antara       2 - 10 x 103 sel diatom l-1 air. Dari hasil perhitungan kelimpahan fitoplankton di perairan Teluk Manado, secara umum nampaknya perairan ini relatif tidak tercemar. Fluktuasi kelimpahan fitoplankton disajikan pada Gambar 1.

 

 

 

 

Figure 1.  Phytoplankton abundance (cells/l) at each station in Manado Bay waters during  the study

 

 

 

Kaitan Antara Kelimpahan Fitoplankton Dengan

Kondisi Hidrooseanografi Perairan

          Untuk melihat keterkaitan antara kelimpahan fitoplankton dengan kondisi hidrooseanografi  perairan  digunakan  analisis diskriminan dengan memilih stasiun sebagai satuan observasi dan parameter fisika kimia sebagai variabel. Hasil Analisis Diskriminan dapat di lihat pada Gambar 2. Dari analisis ini dapat diketahui parameter-parameter yang sangat terkait atau berpengaruh dalam membedakan tinggi rendahnya kelimpahan fitoplankton. Sebelum analisis ini dijalankan, terlebih dahulu nilai kelimpahan fitoplankton dikelompokkan berdasarkan nilainya. Dalam pengelompokan ini digunakan tiga kategori relatif (rendah, sedang, tinggi) berdasarkan keseluruhan nilai kelimpahan fitoplankton yang dikelompokkan itu. Data yang digunakan dalam analisis diskriminan untuk kelimpahan fitoplankton yaitu : Grup 1 (rendah)< 12500 (sel/l); Grup 2 (sedang) 12500-17000 (sel/l); dan Grup 3 (tinggi) > 17000 (sel/l). Peranan masing-masing variabel dalam membedakan tinggi rendahnya kelimpahan fitoplankton dapat dilihat dari koefisien persamaan diskriminan (terstandarisasi) seperti yang disajikan dalam Tabel 2.

 

Table 2.     Mean values of physical and chemical parameters in each category relative (low, medium, high)

to the phytoplankton abundance in Manado Bay waters during the study.

 

Parameter

Low

Medium

High

F

Sig

 

Temperature (ºC)

Salinity (‰)

Light penetration (m)

Current velocity(cm/det)

pH

Dissolved oxygen (mg/l)

NO3   (mg/l)

PO4   (mg/l)

 

 

25.83

23.17

4.88

20.67

8.18

2.97

1.63

0.92

 

27.20

31.30

8.35

14.90

8.24

3.80

1.77

1.68

 

26.75

31.75

10.44

14.63

8.18

4.31

1.94

1.07

 

2.844

15.638

2.355

3.946

0.698

12.880

5.229     0.741

 

 0.081

   0.000*

 0.119

   0.035*

 0.509

   0.000*

   0.014*

   0.489

Ket :  Tanda (*) adalah parameter yang berpengaruh nyata

 

 

 

 

 


Figure 2.  Discriminant analyses for phytoplankton abundance

 

          Dari hasil analisis diskriminan kelimpahan fitoplankton dengan karakteristik fisika kimia perairan (Tabel 2), diketahui bahwa variabel-variabel yang memiliki nilai rata-rata signifikan (P<0.05) berbeda antar grup adalah : salinitas, kecepatan arus, oksigen terlarut, dan nitrat, sedangkan empat parameter lainnya yaitu : suhu, kecerahan, pH dan fosfat tidak menunjukkan adanya perbedaan rata-rata yang nyata antar grup. Kelompok dimana ditemukan kelimpahan fitoplankton yang rendah memiliki karakteristik perairan yang salinitas rata-ratanya sangat rendah yaitu 23.17 ‰, oksigen terlarut yang rendah 2.97 ppm, nitrat yang rendah 1.63 ppm dan kecepatan arus rata-rata yang sangat tinggi 20.67 cm/detik. Sebaliknya pada kelompok yang memiliki kelimpahan fitoplankton yang relatif tinggi salinitas rata-ratanya 31.75 ‰, oksigen terlarut 4.31 ppm, dan nitrat yang tinggi 1.94 ppm serta kecepatan arus yang lambat yaitu 14.63 cm/detik (Tabel 2). Keragaman tinggi rendahnya kelimpahan fitoplankton dapat terjelaskan pada fungsi diskriminan (sumbu 1) sebesar 89.0 % dengan akar ciri sebesar 5,348 artinya adalah bahwa sebagian besar atau 89.0 % dari seluruh keragaman tinggi rendahnya kelimpahan fitoplankton dapat dibedakan berdasarkan nilai parameter fisika kimia dalam persamaan fungsi diskriminan (sumbu 1), dan selebihnya 11.0 % terjelaskan dalam persamaan fungsi diskriminan (sumbu 2) dengan akar ciri 0,663.

          Parameter salinitas, kecepatan arus, oksigen terlarut, dan nitrat memiliki peranan yang sangat besar dalam membedakan tinggi rendahnya kelimpahan fitoplankton di perairan Teluk Manado (Tabel 2). Meskipun demikian parameter lainnya juga ikut berperan bersama-sama tetapi dengan peranan yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan empat parameter ini. Mekanisme keterkaitan antara kelimpahan fitoplankton dengan parameter-parameter tersebut dapat dijelaskan dengan proses-proses biofisik yang mungkin terjadi.

          Dari hasil analisis yang diperoleh dapat dijelaskan bahwa salinitas merupakan salah satu parameter lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kelimpahan fitoplankton di perairan Teluk Manado. Hal ini disebabkan oleh adanya daya toleransi yang berbeda antar spesies untuk hidup dan tumbuh dalam kisaran salinitas yang berbeda. Lagi pula umumnya organisme laut bersifat stenohaline yaitu beradaptasi pada kisaran salinitas yang kecil (Odum, 1971). Kecepatan arus menunjukkan korelasi negatif dimana kelimpahan fitoplankton menurun dengan meningkatnya kecepatan arus. Korelasi terbalik ini mungkin terjadi karena meningkatnya kecepatan arus, dapat mempertinggi peluang terangkutnya populasi fitoplankton yang hidupnya melayang ke tempat lain. Sebaliknya pada kondisi perairan yang relatif tenang dimana kecepatan arus relatif rendah terlihat kelimpahan fitoplankton relatif tinggi. Perbedaan rata-rata kandungan oksigen terlarut antar grup pada kelimpahan fitoplankton terjadi karena oksigen terlarut merupakan produksi dari proses fotosintesa. Kelimpahan fitoplankton yang tinggi akan menghasilkan oksigen yang lebih banyak jika dibandingkan dengan kelimpahan fitoplankton yang lebih rendah. Jadi kelimpahan fitoplankton yang tinggi cenderung menghasilkan kandungan oksigen yang tinggi sebagai hasil dari proses fotosintesa. Nielsen (1975); Clark (1977) dalam Widjaja (1994) menambahkan bahwa peningkatan produktivitas primer hasil proses fotosintesis sebanding dengan jumlah oksigen yang dihasilkannya, dan kandungan oksigen terlarut di perairan dapat memberikan petunjuk tentang tingginya produktivitas primer suatu perairan. Nitrat memiliki peranan dalam membedakan tinggi rendahnya kelimpahan fitoplankton dengan perbedaan rata-rata yang signifikan antar grup. Perbedaan kandungan nitrat pada waktu dan tempat di perairan Teluk Manado dapat mengakibatkan perbedaan kelimpahan fitoplankton. Menurut Sumich (1992) dan Tomascik et al., (1997), peningkatan dan pertumbuhan populasi fitoplankton pada perairan berhubungan dengan ketersediaan nutrien dan cahaya. Untuk kandungan fosfat yang tidak berperan besar dalam membedakan tinggi rendahnya kelimpahan fitoplankton di perairan Teluk Manado menunjukkan bahwa kandungan nutrien khususnya fosfat belum merupakan faktor pembatas atau masih dalam kisaran yang cukup untuk pertumbuhan fitoplankton. Demikian pula halnya dengan pH, kecerahan dan suhu tidak terlalu bervariasi antar stasiun maupun waktu yang menyebabkan perbedaan kelimpahan  fitoplankton.

 

KESIMPULAN

          Kondisi lingkungan perairan Teluk Manado secara umum berada pada kisaran yang layak untuk kehidupan fitoplankton. Kelimpahan fitoplankton berkisar antara 10000-23737 sel/liter dengan rata-rata di stasiun TM1, TM2 dan TM3 yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan di stasiun TM4, TM5, dan TM6. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kelimpahan fitoplankton di perairan ini adalah salinitas, oksigen terlarut, kecepatan arus dan nitrat.

 

SARAN

          Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh musim dan kedalaman yang berbeda terhadap kelimpahan fitoplankton.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Arinardi, O.H., A.B. Sutomo, S.A. Yusuf, Trimaningsih, E. Asnaryanti, dan S.H. Riyono.  1997. Kisaran kelimpahan dan komposisi plankton predominan di perairan kawasan timur Indonesia. Pusat penelitian dan pengembangan oseanologi lembaga ilmu pengetahuan Indonesia.  Jakarta.

 

Bengen, D.G. 1999.  Sinopsis  analisis statistik multivariabel/multidimensi.  Program studi pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

 

Bold, H.C.,  M.J. Wynne.  1985.  Introduction to the algae.  Second edition.  Prentice-Hall.  Inc. Englewood cliff.  New Jersey.

 

Effendi, H., S.B. Susilo. 1998.  Korelasi kadar klorofil dan kelimpahan fitoplankton pada lapisan eufotik di Perairan Pesisir sekitar PLTU Krakatau Steel, Cilegon Jawa Barat.  J. Ilmu Pertanian Indonesia, 7(2).

 

Legendre, L., P. Legendre.  1983.  Numerical ecology.  Elsevier scientific publishing company.

 

Newell, G.E., R.C. Newell. 1963.  Marine plankton a practical guide.  Hutchinson Educational  LTD 178-202 Great Portland Street, London, W.1.

 

Odum, E.P.  1971.  Fundamentals of ecology.  W.B. Saunders Co.  Philadelpia.

 

Sediadi, A., A. Ully.  1998.  Pemantauan komunitas fitoplankton di perairan mangrove Teluk Kotania, Seram Barat, Maluku Tengah. Prosidings seminar VI ekosistem mangrove Pekanbara, 15-18 September 1998 : 225-237.

 

Sumich, J.L.  1992.  An  introduction to the biology of marine life. Fifth edition.  WCB Wm.C.Brown Publishers.  United States of America, 2460 Kerper Boulevard Dubuque IA 52001.

 

Tomascik, T., A.J. Mah, A. Nontji and M.K. Moosa.  1997.  The Ecology of the Indonesian Seas.  Part Two.  The Ecology of Indonesian Series.  Vol. VIII.  Periplus Editions (HK) Ltd.

 

Widjaja, F. 1994. Komposisi jenis, kelimpahan dan  penyebaran plankton laut di Teluk Pelabuhan Ratu Jawa Barat. Fakultas Perikanan Institut Pertanian, Bogor.

 

Wiadnyana, N.N. 2000. Kelimpahan plankton di Perairan Selat Sele, Sorong (Irian Jaya).  Majalah Ilmu Kelautan, 17 (V) : 19-28.

 

Yamaji, I. 1982. Ilustrations of the marine plankton of Japan. Hoikusha publishing Co., Ltd.  17-13, 1-chome, Uemachi, Higashi-ku, Osaka, 540 Japan.