© 2003 Frida Purwanti                                                                           Posted 13 November 2003

 Makalah Falsafah Sains (PPS702)

Program Pasca Sarjana / S3

Institut Pertanian Bogor

November 2003

 

Dosen:

Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng (Penanggung Jawab)

Prof. Dr. Ir. Zahrial Coto

 

 

 

 

KAJIAN TENTANG PENGEMBANGAN  DAN PENGELOLAAN KAWASAN TAMAN NASIONAL LAUT KARIMUNJAWA

 

Oleh:

 

Frida Purwanti

P062030121

E-mail: frpurwanti@yahoo.com  

 

ABSTRACT

 

Management and development of Karimunjawa as one of the biggest marine national park in Indonesia has many obstacles. Research method used in this study was case study using descriptive approach in which observation on the field was also done. Data were collected by interviewing leader of local people, the park rangers and the officers. Existing reports and other related studies were also reviewed as secondary data.

 

Based on the evaluation of management and development of the region, there are still some destructive activities. In order to protect and preserve the natural resources, there is a need to establish a strategic integrated plan without neglecting the need of other related sectors. It was concluded that alternate development activities include ecotourism, fish capture and fish farming, which could improve quality life of the local people. However, to be success and sustainable of these activities, local participation should be increased since the planning process to its surveillance.

 

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kepulauan Karimunjawa yang terletak di sbelah utara kota Semarang dengan jarak 65 mil adalah merupakan 27 gugusan pulau kecil dengan luas daratan 7.120 ha.  Kebijakan nasional telah menetapkan 22 pulau diantaranya yang berfungsi sebagai Taman Nasional Laut dengan luas perairan 111.625 ha (Istanto, 1998) . Dalam skala nasional, regional  dan lokal; kawasan Karimunjawa juga berfungsi dan berperan sebagai daerah tujuan wisata andalan, mengingat potensi sumberdaya alam dan lingkungannya yang relatif masih bagus jika dibandingkan dengan tempat serupa di pulau Jawa, Kepulauan Seribu (Dutton et al, 1993). Sumberdaya alam yang ada terdiri dari, ekosistim bahari yang meliputi sumberdaya terumbu karang dengan ikan hiasnya, rumput laut dan padang lamun, hutan mangrove; dan ekosistim daratan yang berupa hutan tropis dataran rendah dan hutan pantai. Keanekaragaman sumberdaya alam yang ada dapat dikembangkan untuk berbagai kegiatan agar dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan di kepulauan ini masih bersifat tradisional, bahkan tak jarang masih ditemukan kegiatan yang merusak kelestarian sumberdaya alam, misalnya kegiatan penambangan karang, penangkapan ikan dengan sianida dan bom, serta kegiatan pembukaan hutan mangrove untuk tambak (Sya’rani, 1987 dan Supriharyono, 2000).

 

Pada tahun 1988 Karimunjawa diumumkan sebagai kawasan Taman Nasional Laut dengan tujuan untuk melindungi dan memanfaatkan sumberdaya yang ada secara lestari. Pada tanggal 23 Januari 1998 secara resmi Balai Taman Nasional Karimunjawa mulai beroperasi untuk mengelola kawasan tersebut.  Akan tetapi banyak ditemui permasalahan dalam pengelolaannya, baik masalah internal maupun eksternal. Permasalahan internal menyangkut dana, sarana dan prasarana pengelolaan, jumlah dan kualifikasi petugas lapangan, serta tidak tersedianya data potensi sumberdaya alamnya. Sedangkan permasalahan eksternal, menyangkut kurangnya pemahaman dan dukungan dari instansi teknis terkait serta kurangnya dukungan dan keterlibatan masyarakat setempat terhadap usaha konservasi (Istanto, 1998 dan Rao, 1998). Hal ini disebabkan karena adanya beberapa kendala dan permasalahan yang meliputi kewenangan pengelolaan, fasilitas dan aksesibilitas, kemampuan sumberdaya manusia, penerapan iptek, pendanaan dan keterpaduan dukungan program sektoral.

 

Penetapan kawasan sebagai Taman Nasional Laut (TNL) merupakan aset yang sangat berharga bagi kelestarian sumberdaya alam dan ekosistem alami serta plasma nuftah sehingga dapat digunakan untuk pengembangan iptek, sebagai tempat kegiatan pariwisata dan berfungsi dalam menjaga keseimbangan lingkungan.

 

Perencanaan pembangunan suatu kepulauan merupakan masalah yang sangat spesifik, karena sebagian besar masyarakat di kepulauan kecil memiliki tingkat pendapatan dan derajat kesejahteraan yang rendah. Kemiskinan dan ketidak-berdayaan tersebut akan merupakan ancaman utama bagi mereka untuk turut serta dalam pengelolaan wilayah kepulauan secara berkelanjutan. Dengan demikian kita harus memberikan perhatian yang lebih besar dalam merumuskan berbagai pendekatan pembangunan kepulauan kecil tersebut demi menjaga kelestarian.

 

 

 

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tulisan ini pada dasarnya bertujuan untuk mengevaluasi kebijaksanaan dalam pengelolaan dan pengembangan kepulauan Karimunjawa sebagai Taman Nasional Laut. Hasil kajian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembuat kebijakan, khususnya dalam rencana pengembangan dan pengelolaan kegiatan di kawasan tersebut agar kegiatan yang ada dapat terus berjalan dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan dan sumberdaya alam yang ada.

 

2.    METODOLOGI

 

Kajian ini dilakukan dengan metode pendekatan deskriptif dimana kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung ke lapangan serta dengan melakukan interview kepada pimpinan masyarakat, petugas lapangan dan aparat setempat serta petugas yang ada di kantor Balai TNL Karimunjawa. Sebagai data penunjang, beberapa hasil laporan penelitian yang pernah dilakukan di Karimunjawa juga direview.

 

3.        HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.  Permasalahan Pengelolaan 

Akhir-akhir ini Kepulauan Karimunjawa mendapat banyak perhatian, baik dari kalangan pemerintah, swasta dan masyarakat karena menjadi alternatif beberapa kegiatan pembangunan. Kondisi ini akan memberikan peluang terjadinya konflik. Oleh karena itu perlu diterapkan pengelolaan secara terpadu dengan melibatkan masyarakat setempat, agar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka melalui pemanfaatan sumberdaya yang lestari dan berkelanjutan.

 

Selama ini pelaksanaan proyek pengelolaan lingkungan yang berhasil sangatlah sedikit dibandingkan dengan beragamnya kegiatan yang menyebabkan degradasi lingkungan di dunia. Di Indonesia, proyek pengelolaaan kawasan dijalankan sebagai proyek percontohan dimana komunikasi antar proyek maupun analisis terhadap perbedaan desain tiap proyek serta dampaknya dalam pelaksanaan sangat jarang dilakukan.  Metodologi evalusi juga masih sangat sedikit yang didokumentasikan dan disebarluaskan. Oleh karenanya, perlu adanya kerangka kerja evaluasi yang dapat diterima para praktisi dan para pengguna lainnya sehingga kajian sistematis terhadap pelaksanaan kegiatan pengelolaan dapat dilaksanakan dan direplikasikan .

 

Masalah pengelolaan kawasan meliputi letak kawasan yang relatif terisolir dari pusat-pusat pertumbuhan, potensi sumberdaya air tawar yang sangat terbatas, keberadaan terumbu karang dan gelombang laut yang merupakan ancaman bagi keselamatan perjalanan kapal (Maetoyo, 1998). Selain itu ada beberapa masalah yang telah teridentifikasi yang dihadapi di lapangan, yaitu meliputi :

a)          penangkapan ikan yang berlebih (over fishing),

b)          penangkapan ikan dengan Cyanida,

c)          perdagangan ikan karang hidup, dan

d)          pembukaan lahan tambak

 

Dari hasil wawancara dengan petugas diperoleh keterangan bahwa untuk memperbaiki pengelolaan TNL Karimunjawa pada tahun mendatang, akan dilakukan dengan :

1)    menambahkan zona inti dengan memasukkan pulau-pulau di sebelah Timur Laut dan Barat Laut dari Pulau Kemujan;

2)    membuat mooring permanen di 10 daerah tempat penyelaman;

3)    memberlakukan biaya karcis masuk;

4)    membuat peraturan dalam ijin menjual ikan ke luar Karimunjawa; dan

5)    membatasi hasil tangkapan ikan.

 

3.2. Permasalahan Pembangunan

Beberapa hambatan yang umum ditemui dalam pengembangan pulau-pulau kecil di Indonesia, termasuk Karimunjawa adalah :

a.             kesulitan untuk memperoleh teknologi tepat guna

b.            kesulitan untuk memperoleh fasilitas pelayanan umum

c.             ketergantungan pada pasar dari wilayah lain

d.            hubungan antara kepulauan kecil dengan wilayah regional, nasional dan internasional kurang baik

e.             miskin dalam pengelolaan lingkungan

 

Untuk itu beberapa pendekatan perencanaan pengembangan yang perlu diperhatikan adalah meliputi :

1.            pemberian program paket alih teknologi tepat guna

2.            pengembangan ekowisata

3.            peningkatan program pendidikan dan kesehatan

4.            peningkatan pelayanan dan prasarana transportasi

5.            peningkatan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan lingkungan pulau kecil atas dasar azas berkelanjutan

6.            rencana tata ruang pulau kecil

7.            desentralisasi dan peran masyarakat dalam pengelolaan pulau kecil

 

3.3. Kebijaksanaan Pengelolaan

Kebijaksanaan pengelolaan Taman Nasional adalah untuk melestarikan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya agar dapat memenuhi fungsinya sebagai :

1)        perlindungan terhadap proses ekologis yang menunjang sistem penyangga kehidupan;

2)        pengawetan keanekaragaman sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya;

3)      pelestarian pemanfaatan sumberdaya alam hayati dan ekosistem secara optimal untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.

 

Dengan memperhatikan luas kawasan, maka pengelolaan TNL Karimunjawa dibagi menjadi dua Kesatuan Pemangku Taman Nasional (KPTN), yaitu KPTN Barat dan KPTN Timur. Sedangkan sistim organisasi pengelolaan kawasan Karimunjawa, secara administratif ada dibawah tanggung jawab Pemda Kabupaten Jepara; sebagai Taman Nasional Laut ada dibawah tanggung jawab Dinas Kehutanan / Propinsi Jawa Tengah cq. Balai Taman Nasional; untuk pengembangan pariwisata ada dibawah tanggung jawab Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Tengah Jateng dan Kabupaten Jepara.

 

Secara garis besar, kebijaksanaan pengelolaan kawasan TNL Karimunjawa harus ditujukan untuk :

a)          meningkatkan pelestarian tatanan lingkungan agar dapat menjamin pembangunan yang berlanjut,

b)          meningkatkan daya dukung lingkungan sehingga dapat menghasilkan manfaat yang optimal bagi generasi sekarang dan yang akan datang,

c)          meningkatkan pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati dan ekosistimnya,

d)          meningkatkan peran serta masyarakat.

 

3.4. Kebijaksanaan Pembangunan

Menurut Dahuri et al (1996), pokok-pokok kebijaksanaan pembangunan kelautan untuk Repelita VI, seperti yang telah ditegaskan dalam GBHN meliputi ;

1.      menegakkan kedaulatan dan yurisdiksi nasional

2.      mendayagunakan potensi laut dan dasar laut

3.      meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan

4.      mengembangkan potensi berbagai industri kelautan nasional dan penyebarannya di seluruh wilayah tanah air

5.      memnuhi kebutuhan data dan informasi kelautan serta memadukan dan mengembangkannya dalam suatu jaringan sistem informasi kelautan

6.      mempertahankan daya dukung serta kelestarian fungsi lingkungan hidup

 

Kebijaksanaan pembangunan di kawasan Karimunjawa harus memperhatikan kepentingan fungsi Taman Nasional, dimana rencana pengembangan tersebut perlu mencermati kepentingan wilayah dalam skala regional maupun nasional dengan bertumpu pada potensi sumberdaya. Oleh karena itu adalah penting untuk memilih jenis kegiatan yang produktif dan penggunaan teknologi tepat guna yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kelestarian sumberdaya tersebut.

 

Berdasarkan karakteristik internal dan potensi sumberdaya alamnya, salah satu alternatif kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata. Pariwisata, di beberapa wilayah kepulauan telah menjadi andalan sumber pendapatan daerah dan lapangan kerja bagi penduduk lokal. Walaupun demikian, kegiatan pariwisata juga akan memberikan dampak terhadap kondisi fisik serta kehidupan sosial ekonomi penduduk pulau, baik positif maupun negatif (Dutton et al, 1993 dan Purwanti, 1996).

 

Strategi pengembangannya adalah pemantapan dan pengendalian kawasan lindung untuk menjamin kelestarian fungsinya dan pemanfaatan ruang kawasan budidaya yang sesuai dengan daya dukung dan peruntukannya dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistem.

 

Kegiatan yang diijinkan untuk dikembangkan pada kawasan tersebut adalah kegiatan pariwisata, pertanian dan perikanan yang tidak mengganggu fungsi lindung dan kelestarian alam.

 

3.4.1. Kebijaksanaan dan Strategi Pengembangan Pariwisata

Dasar pemikiran yang berlaku dalam suatu perencanaan pariwisata adalah bahwa pariwisata harus dipadukan dalam rencana pengembangan keseluruhan dari suatu area dengan hubungan lintas sektoral yang dianalisa dengan hati-hati dan terkontrol tanpa menyebabkan masalah lingkungan.

 

Suatu kebijaksanaan pengembangan pariwisata harus berwawasan lingkungan, artinya bahwa :

1)      menggunakan pariwisata sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan konservasi,

2)      menerapkan sistim pemasaran pariwisata yang selektif dengan tujuan untuk menarik kesadaran lingkungan dari wisatawan,

3)      menjaga kecepatan pertumbuhan pariwisata yang terkontrol dan moderate.

 

Pemerintah Daerah telah menetapkan kebijaksanaan pengembangan pariwisata Karimunjawa, yaitu untuk mewujudkan kawasan tersebut sebagai daerah tujuan wisata bahari utama di Jawa Tengah, yang dikelola secara profesional dengan melibatkan berbagai pihak serta mendukung usaha pelestarian alam.

 

Sedangkan strategi pengembangannya adalah dengan menata pola pelayanan wisata, tata bangunan dan tata lingkungan secara optimal yang mengacu  pada rencana induk TNL Karimunjawa. Strategi tersebut ditempuh dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pariwisata, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, mengintensifkan dan mengarahkan promosi wisata, profesionalisme kelembagaan dan membangun image positip wisatawan.

 


3.4.2. Kebijaksanaan dan Strategi Pengembangan Pertanian dan Perikanan

Agar pengembangan pertanian dan perikanan di kawasan TNL Karimunjawa tidak menimbulkan masalah lingkungan, ada beberapa hal yang perlu dicermati antara lain adalah :

a)      pergeseran fungsi dan tatanan lingkungan yang tidak sesuai dengan kaidah penataan ruang, kemampuan dan kesesuaian lahan,

b)      daya dukung lingkungan kurang diperhatikan,

c)      keanekaragaman hayati cenderung menyusut akibat pengalihan pemanfaatan kawasan.

 

Oleh karena itu kebijaksanaan pengembangannya harus ditujukan untuk :

a)      melestarikan fungsi sumberdaya hayati dalam keseimbangan dan keserasian yang dinamis dengan perkembangan yang ada,

b)      meningkatkan konservasi sumberdaya hayati agar potensinya dapat dikembangkan,

c)      memperbaiki fungsi lingkungan yang sudah menurun atau rusak sehingga dapat dimanfaatkan kembali.

 

4.      KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kawasan Taman Nasional Laut Karimunjawa harus dilaksanakan secara terpadu berbasis masyarakat. Sedangkan pengembangan kepulauan Karimunjawa harus memperhatikan fungsi utama kawasan sebagai daerah konservasi.

 

Jenis kegiatan yang dapat dikembangkan didalam kawasan tersebut haruslah dipilih kegiatan yang produktif dengan menggunakan teknologi tepat guna yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kelestarian sumberdaya tersebut. Alternatif kegiatan tersebut adalah pengembangan ekowisata, perikanan tangkap dan  budidaya, tetapi harus diperhatikan keterkaitan antara komponen permintaan dan sediaan untuk kegiatan tersebut.

 

4.2. Saran

Beberapa saran yang dapat dilakukan untuk menunjang kegiatan pengelolan dan pengembangan kawasan TNL Karimunjawa antara lain adalah :

a.       Masyarakat setempat dilibatkan sepenuhnya dalam kegiatan pengelolaan dan pengembangan kawasan tersebut, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pada tahap pengawasan dan evaluasi kegiatan.

b.      Ada kerjasama dan koordinasi antara pihak pemerintah daerah, pengelola kawasan, masyarakat dan sektor terkait dalam pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas.

c.       Agar pengelolaan dan pengembangan kawasan dapat berjalan efisien dan efektif, perlu diterapkan program pendidikan cinta lingkungan ke semua tingkatan masyarakat dengan menggunakan media yang ada.

 

5.    DAFTAR PUSTAKA

 

 

Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita, Jakarta.

 

Dinas Pariwisata. 1995. Studi Pengembangan Pariwisata Kepulauan Karimunjawa. Dinas Pariwisata Pemerintah Propinsi Dati I Jawa Tengah. Semarang.

 

Dutton, I.M., W. Allison and B. Ludvianto. 1993. A Preliminary Survey of the Karimunjawa Islands. Local Project Implementation Unit. Universitas Diponegoro, Semarang.

 

Istanto, D.M. 1998. Pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa, kaitannya dengan Pengembangan Kepulauan Karimunjawa. Lokakarya Pengelolaan Pulau-pulau Kecil di Indonesia. Pulau Matahari, 8 – 10 Desember 1998.

 

Maetoyo, I.D. 1998. Pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa, kaitannya dengan Pengembangan Kepulauan Karimunjawa. Prosiding Lokakarya Pengelolaan Pulau-pulau Kecil di Indonesia. Jakarta

 

Maryadi. 1988. Pengembangan Wisata di Pulau-pulau Kecil : Prospek dan Tantangannya. Prosiding Lokakarya Pengelolaan Pulau-pulau Kecil di Indonesia. Jakarta

 

Pemerintah Daerah Tingkat II Jepara. 1994. Rencana Umum Tata Ruang Kawasan dengan Kedalaman Rencana Teknik Ruang Kawasan Ibukota Karimunjawa tahun 1994-2014. Draft Final. Pemerintah Daerah Tingkat II Jepara.

 

Rao, A.S.  1998. Community Awareness and Participation in Karimunjawa National Marine Park, Central Java, Indonesia. Thesis for Bachelor. McMaster University (unpublished).

 

Supriharyono, 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT. Gramedia, Jakarta.

 

Sya'rani, L. 1987. The Exploration of Giant Clam Fossils on the Fringing Reefs of Karimunjawa Islands. In Soedharma, et al. (Eds) Coral Reefs Management in Southeast Asia. BIOTROP Special Publication No.29: 59-66. BIOTROP, Bogor.