© Hengky Sumisto Halim                                              Posted  30 November  2003

Makalah Individu

Pengantar Falsafah Sains (PPS702)

Program Pascasarjana / S3

Institut Pertanian Bogor

November  2003

 

Dosen:

Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng (penanggung jawab)

Prof. Dr. Ir. Zahrial Coto

 

 

 

strategi peningkatan pangsa pasar PT.TTR di pasar International

 

 

Oleh:

 

Hengky Sumisto Halim

062030091/PSL

E-mail: rieekiee@yahoo.com

 

 

PENDAHULUAN

 

 

 A.        Latar Belakang

Indonesia yang sedang dilanda krisis moneter tetap berusaha melaksanakan  pembangunan  disegala bidang yang memerlukan dana  yang  besar. Pada  mulanya ekspor migas  merupakan andalan pemerintah dan sumber perolehan devisa  negara. Karena pendapatan minyak mentah Indonesia di pasar dunia terbatas  kuota maka  pemerintah mengeluarkan deregulasi dibidang ekonomi  untuk  sektor non migas untuk mempermudah dan merangsang dunia usaha  untuk melaksanakan eksport. Tekstil adalah salah satu komoditas ekspor Indonesia pada beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan ekspor yang besarnya menurut  Biro Pusat Statistik (BPS) Jakarta yang dipantau pada bulan Mei pada tahun 1995 sebesar 298.315.903 ton dengan nilai USD  2.275.083.515, tahun 1996 sebesar 336.592.847 ton dengan nilai USD 2.465.093.757, tahun 1997  sebesar  445.346.973 ton dengan nilai USD 2.772.515.945  dan  pada tahun  1998 terjadi penurunan sedikit   menjadi 435.905.969 ton  dengan nilai  2.038.786.450,  sedangkan  pada tahun   1999  terjadi  peningkat kembali menjadi 608.381.126 ton dengan nilai sebesar USD  2.324.533.580. Walaupun nilai ekspor tekstil secara keseluruhan meningkat tapi tidak meningkatkan  pendapatan  seluruh eksportir. Hal ini  disebabkan  oleh  karena banyak  muncul  pemain ekspor tekstil baru yang menyebabkan  persaingan yang semakin ketat. Menurut  BPS 1996, sektor industri tekstil menyerap  tenaga  kerja sebanyak  625.646 orang, terhadap gross national product  (GNP) Indonesia sebesar Rp 538,9 triliun industri tekstil  memberikan kontribusinya  sebesar 2,75 %. Jumlah industri tekstil  termasuk pemintalan  benang di indonesia sebanyak 2242 buah  pabrik,  tapi perusahaan  tekstil  yang akan dibahas disini  adalah  di  bidang weaving  dan  processing di Indonesia berjumlah   558 perusahaan dan kebanyakan dari mereka memiliki masalah pembuangan limbahnya  yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan. 

Menurut BPS (2000), dari 558 Perusahaan Tekstil diseluruh Indonesia baru memenuhi 4,07 % pangsa pasar dunia.

 

PT.  TTR adalah salah satu produsen dan eksportir tekstil yang  berdomisili  di Bandung, didirikan pada  tanggal  16  December 1995,  status perusahaan adalah PMDN (Penanaman Modal Dalam  Negeri). Produksi utama saat ini adalah grey  (bahan mentah kain jadi) dari  bahan polyester, dilengkapi dengan processing, dyeing & printing Cotton, Polirayon, Rayon dan Polyester. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah untuk  meningkatkan ekspor non migas.   PT. TTR  sejak  tahun 1995  mulai melaksanakan ekspor kain jadi ke negara UAE dengan meningkatkan kemampuan kualitas dan kuantitas produksi secara   bertahap  yaitu mengganti  mesin processing yang lama ex  Belanda dengan yang baru ex Jerman dari tahun 1995 sampai dengan tahun 1998. Disamping itu melakukan peninjauan ulang penempatan tenaga kerja  sesuai dengan  kemampuannya melalui tes dan psikotes. Untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi tenaga kerja  yang kurang  memadai  kemampuannya ditawarkan untuk ikut proses perampingan. Sedangkan untuk mengoptimalkan  operasional dilakukan struktur organisasi baru yang tidak  sarat dengan  birokrasi. Para operator mesin yang dipekerjakan  adalah  putra Indonesia  yang  ditingkatkan kemampuannya dengan training peningkatan efisiensi operasional mesin dari teknisi mesin negara  asalnya  yaitu  Jerman.  Sedangkan untuk  tingkat  kepala  seksi  dan  kepala  bagian  PT. TTR melakukan benchmarking dengan perusahaan perusahaan tekstil lainnya yang bermarkas di pasar UAE, Eropah berlokasi di Bandung Selatan dengan tenaga kerja 2000 orang, produksi 200 ton per bulan.  Untuk  menunjang produktifitas   kerja  diterapkan  sistem  informasi  secara  sinkron  pada  seluruh  departemen. Dengan  usaha  ini  volume  ekspor  meningkat  dari tahun 1995 sebanyak 775 ton dengan nilai sebesar USD  6.567.000,  tahun 1996 sebanyak  1.193 ton dengan nilai sebesar USD 8.467.000, tahun  1997 mengalami penurunan ekspor yaitu menjadi sebanyak  891 ton dengan  nilai sebesar USD 5.545.000.  Untuk mengetahui penyebab turunnya jumlah ekspor dilakukan  analisis yang bersifat internal maupun eksternal, perumusan  masalah dan alternatif  strategi  yang tepat untuk diaplikasikan pada  perusahaan.

 

B.        Perumusan Masalah

            Untuk  merumuskan  masalah yang sedang dihadapi  perusahaan  perlu diidentifikasi  faktor-faktor dari dalam perusahaan yang sifatnya  dapat dikendalikan  maupun faktor-faktor dari luar yang sifatnya  tidak  dapat dikendalikan oleh perusahaan.

 

1.            Faktor internal perusahaan dan produktifitas karyawan belum optimal sehingga tidak semua permintaan pasar dapat dipenuhi oleh perusahaan.

2.            Kapasitas produksi perusahaan yang terpasang 150 ton/ bulan sedangkan order yang masuk  dibawah 100 ton per bulan (tergantung jenis kain ).

 

3.            Faktor dari luar perusahaan seperti:

 

a.             Makin  ketatnya persaingan baik diantara  eksportir  dari dalam  negeri  maupun luar negeri menyebabkan  pembeli  mempunyai  lebih banyak alternatif, sehingga bargaining power eksportir semakin melemah.

b.             Situasi politik dalam negeri yang kurang kondusif  menyebabkan  pembeli  dari  luar negeri kurang  tertarik  untuk  bertransaksi dengan perusahaan tekstil di  Indonesia karena beresiko pada saat pengiriman.

c.             Sistem pembagian kuota oleh pemerintah yang belum  sesuai dengan peraturan pembagian kuota kepada perusahaan tekstil  di Indonesia akan menghambat pengiriman.

 

Dari analisis diatas dapat dirumuskan  permasalahannya sebagai berikut :

 

1.             Bagaimana  strategi pemasaran yang diterapkan untuk  meningkatkan pangsa pasar eksportnya.

2.             Dengan semakin ketatnya persaingan apakah sistem  distribusi dan pemasaran yang ada sudah memadai atau perlu ditingkatkan.

 

C.    Tujuan Penelitian

 

1.             Mencari  strategi yang tepat untuk  meningkatkan  pangsa  pasar PT.TTR dipasar International.

2.             Meninjau faktor distribusi yang ada apakah sudah cukup menunjang strategi pemasaran yang diperlukan oleh PT. TTR.

 

 

 

 

D.      Manfaat Penelitian.

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi :

 

1.             Pengusaha,  untuk  mengetahui  kekuatan  perusahaan  tekstil sehingga  memudahkan  pihak manajemen untuk dapat meningkatkan  pangsa pasar dengan menghadapi tantangan yang ada.

2.             Penulis,  dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam  mencari dan menentukan cara terbaik bagi strategi pemasaran produksi  perusahaan tekstil.

 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

A.      Analisis Visi Perusahaan.

Dari Visi perusahaan dapat dianalisis pemanfaatan teknologi yang dimaksud  adalah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi oleh perusahaan untuk melakukan terobosan secara cepat dalam mencari pasar sasaran ekspor tekstil yang baru maupun untuk mengadakan hubungan yang lebih efektif dan efisien dengan  patner bisnisnya seperti agen dan distributor di luar negeri. Perusahaan meningkatkan pemasaran dengan pengembangan teknologi  dengan ditingkatkannya sumber daya manusia (SDM) dan departemen  R&D untuk  mencari dan  membuat  tekstur  kain  yang spesifik  yang  mempunyai  keunggulan deferensiasi  produk.

 

1.       Pernyataan  Misi Perusahaan

Dinyatakan  dengan  pengembangan  produk  baru  dilakukan  dengan diciptakan  berbagai macam jenis kain baru untuk mengisi pasar, operator mesin weaving ditingkatkan  keakhliannya dalam menangani dan mengoperasikan mesin, sehingga selain dapat menangani mesin dengan lebih baik juga menghasilkan mutu produk  yang semakin baik serta meningkatkan efisiensi juga kemampuan  seorang  operator untuk  menangani, mengoperasikan dan memantau  6  mesin sekaligus akan meningkatkan efisiensi produksi. Hal lain terlihat dari kualitas  produk  yang dihasilkan sudah memenuhi standar  Amerika  dan Eropa, sehingga kualitas  produknya sudah diakui sebagai  komoditas ekspor yang bertaraf internasional.

Secara kualitatif Sumber Daya Manusia yang dimiliki  perusahaan cukup handal sehingga dapat menunjang kinerja ekspor. Dibagian pengawasan standar mutu produksi sangat terjamin. Penanganan dan  pemahaman dokumentasi ekspor oleh bagian dokumen cukup  baik sehingga jarang membuat kekeliruan yang sifatnya fatal.

Untuk  cara  pemasaran ekspor  selain secara langsung kepada distributor dirintis  pula kepada  agen  baik yang mempunyai perwakilan di Indonesia maupun  yang  ada diluar negeri dengan cara melakukan penetrasi pasar terutama dipasar internasional dengan dasar keunggulan bersaing seperti: produk tekstil mengandung keistimewaan daya tahan, gaya, rancangan serta pelayanan dengan kemudahan dan ketepatan waktu pengiriman untuk tujuan memenuhi kepuasan pelanggan.

 

2.            Filosofi  Perusahaan

 

a.       Hubungan Perusahaan dengan Stake Holder :

Hubungan perusahaan dengan  recruitmen dapat  menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas masyarakat disekitarnya dan hubungan perusahaan dengan masyarakat cukup baik tampak pada pedulinya perusahaan memperhatikan pengolahan air  limbah  agar tidak merusak lingkungan  sekitar  perusahaan, disamping itu untuk karyawan yang cukup berprestasi akan diberikan  penghargaan pada saat acara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.

b.             Tujuan Perusahaan.

Tujuan perusahaan dalam 1 sampai 2 tahun terakhir ini adalah meningkatkan pemasaran tekstil terutama dengan ekspor tekstil dan berusaha agar kinerja perusahaan perusahaan berada pada tingkat yang sehat untuk pencapaian laba yang sesuai dengan performa  perusahaan dalam persaingan yang makin ketat dengan meluncurkan jenis produk yang spesifik kepasar Internasional terutama kepasar Eropah, Inggris dan Amerika  mengingat  harga jual  tekstil kenegara tersebut masih cukup tinggi disamping  itu perilaku  distributor  atau  agen  untuk  negara-negara  tersebut relatif   baik   dalam  arti  masih   dapat   memegang   janjinya (gentleman). mengurangi 'idle' mesin dengan memberi prioritas pengolahan persiapan kain setengah jadi khusus untuk  order dari negara Eropa, Inggris dan Amerika.

c.              Kebijakan Perusahaan

Pihak  manajemen sangat tanggap terhadap situasi pasar  baik mengenai permintaan produk yang belum dihasilkan oleh  perusahaan maupun dalam hal peningkatan kualitas produk. Dengan jenis produk yang bervariasi dan kualitas yang memenuhi standar akan  menjamin kesinambungan penjualan dan menguatnya daya saing.

Gaya manajemen dalam tiga tahun terakhir ini mengarah pada gaya yang fleksibel terhadap aktifitas organisasi perusahaan. Hal  ini  tampak  dengan   perubahan   struktur  organisasi  dengan  tujuan  untuk meningkatkan performa perusahaan, disamping itu juga manajemen cukup memperhatikan sumber  daya  manusia staf dan karyawan yang berkompeten untuk mengembangkan keakhliannya. Sedangkan untuk proses produksi dimodifikasi dengan performa mesin yang ada guna meningkatkan  kualitas dan kuantitas produksi tekstilnya.

B.      Analisis Lingkungan Makro

Analisis  Lingkungan makro untuk mengetahui  faktor  - faktor strategis yang mempengaruhi lingkungan industri dan  lingkungan internal perusahaan yaitu :

 

1.              Faktor Ekonomi:

Mengingat  kontribusi  tekstil terhadap Gross National Product sebesar 2,75  %  maka masih  diperlukan peningkatan pemasaran produk tekstil kepasar  internasional. Perusahaan perlu mengetahui arah  perekonomian dari  negara dimana ia beroperasi. Menurunnya nilai rupiah terhadap US dollar menjadikan barang - barang ekspor  dari Indonesia  lebih kompetitif dibandingkan dengan barang  -  barang dari  negara pesaing terutama negara-negara yang tidak  mengalami depresiasi nilai mata uangnya. Keadaan perekonomian ini menguntungkan sebagian perusahaan  pelaku  ekspor, tapi bagi  yang tidak pandai  mengelola  keuangannya  akan mendapat keuntungan yang makin mengecil, bahkan beberapa  perusahaan  banyak yang bangkrut atau mengurangi kegiatan usahanya  dan sebagai  akibatnya makin meluas pengangguran. Namun demikian  ada pengusaha  / eksportir justru mengalami kemajuan  dalam  usahanya dalam kondisi naiknya kurs US dollar, terutama perusahaan yang  mengekspor  barang  - barang  dengan bahan baku  lokal  atau  kandungan lokalnya  tinggi.

Demikian pula dengan PT. TTR,  karena  banyak nya  jenis kain yang dimilikinya sehingga saat terjadi  kenaikkan nilai  US dollar terhadap rupiah perusahaan sudah  mendapat  laba dari  sejumlah stock grey walaupun belum terjadi proses  produksi.

Nilai mata uang rupiah yang kurang stabil terhadap Dollar Amerika yang disebabkan kondisi politik di Indonesia masih dapat  diatasi oleh  PT.  TTR yaitu dengan cara merubah sistem  pembelian  dalam mata  uang  Dollar Amerika, kecuali untuk  biaya  tenaga  kerja, grey, listrik, solar, dan pajak.

Menurut majalah Komoditas edisi  khusus 26 Januari 2000, minat  sektor agro  makin  menguat dan diyakini akan makin  pospektif, besar nilai investasi diprediksi naik 2,5 %. Industri tekstil  termasuk  dalam  daftar perkembangan  persetujuan PMDN sektor agro 1997 -  oktober  1999.

 

2.              Faktor Politik dan Hukum.

 

a.            Kebijakan pemerintah di bidang ekspor - impor mengenai deregulasi di bidang industri dan perdagangan secara bertahap. Kemauan yang kuat  dari  pemerintah  untuk menggalakkan ekspor terutama non-migas akan memberikan rangsangan bagi para eksportir untuk meningkatkan volume ekspornya. Rangsangan tersebut dapat berupa kemudahan - kemudahan dalam hal  investasi  maupun keringanan pajak bagi perusahaan -  perusahaan  yang berorientasi ekspor.

b.            Kemauan yang kuat  dari  pemerintah  untuk menggalakkan ekspor terutama non-migas akan memberikan rangsangan bagi para eksportir untuk meningkatkan volume ekspornya. Rangsangan tersebut dapat berupa kemudahan - kemudahan dalam hal  investasi  maupun keringanan pajak bagi perusahaan -  perusahaan  yang berorientasi ekspor.

c.            Kebijakan perijinan sesuai Peraturan Pemerintah Repoblik  Indonesia no.13 tahun 1999 tentang perijinan usaha industri  menyatakan  untuk setiap pendirian usaha industri wajib memperoleh  ijin usaha  industri. Keputusan Menteri Perindustrian dan  Perdagangan no.  256  / MPP / KEP / 7 / 1997, tanggal 28 Juli 1997 tentang Ketentuan  dan  Tata cara pemberian Ijin Usaha  Industri, Ijin Perluasan Tanda Daftar Industri. Perusahaan yang  meluaskan usaha lebih besar 30 % dari kapasitas  produksi  diwajibkan memperoleh Ijin Perluasan.

3.              Situasi Politik

Kondisi politik luar negeri maupun dalam negeri dapat  mempengaruhi  iklim usaha yang baik langsung maupun tidak langsung.  Pergantian pemimpin salah satu negara dapat mengubah arah kebijaksanaan  dalam  perdagangan internasional.  Hubungan  dagang  dengan negara - negara yang pemerintahnya relatif stabil  lebih  menguntungkan dari pada negara - negara yang sering bergolak.  Demikian juga  keadaan politik dalam negeri yang stabil akan  menjamin  kelangsungan dan iklim berusaha. Walaupun  untuk  ekspor kenegara Amerika Serikat dan Eropah memiliki  peluang  pasar relatif besar namun pembatasan kuota, isu  hak asasi  manusia  dan isu lingkungan menjadi hambatan  utama  dalam pemasaran ekspornya.

Kondisi  politik  luar negeri khususnya negara  -  negara  tujuan utama  ekspor kain polyester light georgete dari PT. TTR yaitu  :  Amerika,  Jerman,  Inggris, Perancis, Bagian negara  UAE  seperti Dubai  dan  Jeddah. saat ini dalam keadaan stabil. Dari  ke  enam negara tersebut Amerika, Perancis, Inggris dan jerman  menjadi tujuan ekspor utama PT. TTR. Pada waktu yang akan datang  volume ekspornya  masih dapat ditingkatkan. Hambatan kuota untuk  negara Eropa  harus dapat diatasi demikian pula  masalah  kuota  untuk negara Amerika harus dapat diatasi. Masalah penanganan kuota akan dibahas  lebih  lanjut pada analisis  strategi  pemasaran  ekspor tekstil.  Kondisi  politik di negara - negara  seperti  Thailand, Malaysia,  Singapore,  Hongkong saat ini  dinilai  cukup  stabil. Dilihat  dari  segi politik, peluang ekspor ke  negara  -  negara tersebut masih memungkinkan .

 

4.              Faktor Sosial Budaya

Faktor budaya yaitu sub budaya terdiri dari bangsa, agama, ras dan daerah geografis. Banyak sub budaya membentuk segmen pasar penting, dan PT. TTR sering merancang produk dan program pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Kelas sosial pada semua masyarakat negara UAE dan India memeiliki strata sosial  yang tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan dan kelas sosial  yang berbeda dalam cara berbusana, gaya hidup konsumen Afrika, India, Colombo, Philipina, Malaysia, UAE,  pada umumnya senang dengan warna cerah dan desain ramai penuh variasi dan digunakan untuk aktivitas sehari - hari, sedangkan masyarakat Internasional lainnya seperti Amerika dan Eropa lebih suka mengkonsumsi  sandang sebagai  penunjang (performa),  mereka juga pada umumnya sangat menyukai produk yang spesifik keunikan bahan yang halus, desain yang seimbang.

Faktor sosial, PT.  TTR dalam melakukan pemasaran produk perusahaan  .tekstilnya memanfaatkan  faktor  sosial, yaitu menggunakan agen  yang lebih dekat dengan tokoh agama dan orang yang berpengaruh untuk mendapatkan  informasi kebutuhan akan produk tekstil baik untuk  acara keagamaan  atau acara kebesaran seperti untuk  pesta  pernikahan, atau  pesta khitanan. Selain itu PT. TTR dengan kantor  pewakilan di  negara  UAE selalu mengikuti aktifitas  kegiatan  perkumpulan pengusaha Timur Tengah yang selalu berkumpul setiap bulan. Keberhasilan dealing dengan komunikasi yang baik pada konsumen  industri  dan lebih memahami keinginan dari  peran  dan status pengambil keputusan dalam hal ini adalah perwakilan konsumen industri langsung dari negara Amerika yang dapat meng  interpretasikan dan memutuskan batasan - batasan pada PT. TTR mengenai pilihan desain, jenis tekstur, arah warna, handling dan informasi konsumen akhir secara jelas dan terperinci.

 

5.              Faktor Teknologi

 

a.            Perkembangan teknologi dibidang tekstil perlu diikuti  perkembangannya  sehingga  inovasi terhadap produk  dapat  dilakukan  baik dengan mengikuti pameran diluar negeri maupun dari pandangan para  pakar mengenai  produk  tekstil.  Keterlambatan  melakukan  penyesuaian dengan  teknologi yang lebih modern akan  menyebabkan  kualitas produk menjadi usang sehingga mengurangi daya saing.

b.            Penggunaan mesin pencampur warna modern yang dikendalikan oleh komputer menghasilkan pengolahan warna - warna yang sangat presisi dan dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen industri dan trend warna, sehingga tidak ada lagi hambatan untuk matching warna. Dari analisis Citra dapat terlihat bahwa faktor arah warna dari PT. TTR cukup mendekati harapan permintaan pasar.

c.            PT. TTR secara khusus telah menginvestasikan dananya dalam usaha memanfaatkan kemajuan teknologi komputer tampak pada penggunaan komputer desain yang beroperasi khusus untuk mempermudah pembuatan, pengendalian skala desain dan aplikasi arah warna pada desain yang membutuhkan waktu sangat singkat dan hasil yang tepat. Bahkan pembuatan proofing desain berikut warna sampel  dapat dilakukan dalam waktu yang sangat singkat (beberapa menit). Penyimpanan file desain tiap konsumen menjadi sangat praktis dan dijamin kerahasiaannya.

d.            PT. TTR menggunakan mesin printing modern yang suplai dyestuf nya dilakukan secara automatis dan dikendalikan oleh komputer yang dapat diprogram jumlah suplainya Mililiter per Menit (Ml / Menit), sehingga keseragaman kuat warna akan sama sepanjang dan selebar kain. Hasil produksi semacam inilah yang menjadi persyaratan utama diterimanya penjualan ke negara Amerika Serikat disamping fasilitas kuota yang dimiliki perusahaan pengekspor kain.

 

C.            Analisis Citra

Dari hasil kuisioner terhadap para konsumen industri dari negara-negara diluar Indonesia yaitu dari negara - negara seperti : Hongkong, Malaysia,  UAE (Dubai), Saudi Arabia (Jeddah), Pakistan (Karachi), Prancis, Jepang, saat ini terhadap produk tekstil menghasilkan persepsi konsumen industri

 

q       Produk

Hasil pengolahan dari kuisioner  I  menunjukkan ada 4 atribut  yang dijadikan sebagai dasar penilaian preferensi konsumen yaitu: Arah warna, tekstur, kekuatan dan desain.

 

a.       Atribut pertama,  Arah Warna.

Adalah  jenis  warna produk tekstil dominan sesuai  dengan  trend warna idaman masyarakat yang selalu berubah dari waktu ke  waktu. Warna  dijadikan  oleh konsumen sebagai  dasar  pembelian  karena disesuaikan dengan tujuan penggunaan. Arah warna pale / tissue merupakan turunan yang paling muda dari warna bright menurut faktor budaya  warna tersebut digunakan untuk bahan pakaian kemeja resmi, bahan pakaian wanita kelas  menengah keatas atau untuk sub budaya daerah geografis untuk pasar Eropa, dan Inggris. Faktor budaya masyarakat yang memiliki kelas sosial tertentu arah warna pale / tissue ini  sesuai  untuk wanita karir yang beraktivitas formal, siswi pendidikan SMU keatas, masyarakat kelas menengah keatas dan secara faktor pribadi sangat diminati oleh   wanita  karir  atau kelas menengah keatas berusia 20  tahun  sampai dengan 50 tahun. Pada  umumnya mereka senang dengan kepribadian dan konsep diri yang tampak dengan mengenakan pakaian dengan model yang baru jenis kainnya serasi dengan gaya hidup mereka.  Arah warna  bright  sesuai dengan faktor budaya untuk daerah geografis pasar  Middle East (UAE), Afrika, Malaysia, Philipina, Colombo, India.  Berdasarkan faktor pribadi, warna tersebut serasi untuk bahan pakaian  sehari-hari  untuk pasar ekspor menengah, Secara faktor pribadi arah warna bright ini  sesuai  untuk, wanita karir, pendidikan SMU keatas, kelas menengah keatas dan  berusia 20  tahun  sampai dengan 50 tahun, menurut faktor pribadi, gaya hidup konsumen yang ingin tampak  ceria  sehingga mereka  menyukai warna bright, pembeli lebih  merasa  nyaman dan percaya diri  bila  mereka  menggunakan pakaian dengan warna - warna dominan yang cerah.

b.       Atribut kedua, Tekstur

Adalah kelembutan produk tekstil yang terkait dengan kesan  tebal atau  tipisnya kain dan yang lebih penting adalah “jatuhan nya” kain pada badan pemakai dan kelembutan permukaannya merupakan nilai tekstur dari kain. Secara faktor psikologis persepsi konsumen mengenai kelembutan dan faktor pribadi dengan karakteristik usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri menyebabkan tekstur kain yang lembut menjadi idaman mereka. Faktor sub budaya yang terdiri dari bangsa dan daerah geografis Amerika dan Eropa sangat mengutamakan kelembutan. Dari hasil pengolahan data kuesioner  I  tekstur produk  tekstil  yang dihasilkan PT. TTR  tekstur cukup baik.

c.       Atribut ketiga, Kekuatan.

Kekuatan  produk  tekstil  secara  laboratorium  ditentukan  oleh kelenturannya. Faktor yang menjadi penilaian yang mempengaruhi pembelian ialah kekuatan dari kain tersebut. Salah satu faktor psikologis yang berperan adalah pembelajaran yang meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman membelinya produk tekstil. Gaya hidup konsumen yang memiliki kelas  sosial  yang mencerminkan posisi, pendidikan, jabatan dari konsumen dan bila produk tekstil yang pernah dibeli memiliki kekuatan yang baik, maka akan terjadi pembelian ulang dan terjadi promosi, referensi. Dalam hasil analisis, nilai atribut kekuatan secara  kualitatif  dan menurut pengalaman  dari  manajer produksi PT. TTR hasil  survey  menunjukkan cukup baik (sedang).

d.       Atribut keempat, Desain

Pengertian desain pada perusahaan tekstil adalah corak atau motif, misalnya corak  bunga-bunga,  abstrak dan garis-garis. Faktor budaya dan faktor pribadi sangat berpengaruh dalam proses pembelian kain beserta desain-nya. Faktor budaya adalah penentu keinginan dan perilaku yang mendasar.

 

q       Harga

Faktor harga erat kaitannya dengan faktor pribadi dan faktor psikologis. Faktor  pribadi mengarah pada pekerjaan yang mempengaruhi pola konsumsi seseorang, contoh: Untuk masyarakat Eropa dan Amerika yang mayoritas pekerja kantornya baik pria dan wanita akan membeli pakaian kerja dengan harga yang cukup mahal dan akan merasa bangga, direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal tersebut yang menggambarkan posisi jabatannya, Keadaan ekonomi, pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi masyarakat yang terdiri dari penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan, hutang, sehingga kain yang dibeli akan disesuaikan dengan kemampuannya. Gaya hidup  masyarakat UAE berbeda dengan masyarakat Jeddah. Padahal lokasi kedua negara tidak begitu jauh. Masalah harga bagi kebanyakan masyarakat UAE cukup kritis, lain halnya dengan masyarakat Jeddah mengenai harga mereka dapat menilai dari kualitas kain yang ditawarkan, bila kualitas tekstil/kain yang ditawarkan sangat baik maka harga tidak lagi menjadi masalah.  Harga tekstil yang ditetapkan oleh PT. TTR kepada konsumen  saat ini dirasakan sedang yaitu harga tersebut cukup bersaing.

 

q       Distribusi

Distribusi merupakan hal yang cukup penting untuk pemasaran, sebab bila konsumen yang akan atau ingin memiliki produk tekstil dan  terhambat oleh faktor distribusi akan membeli produk substitusi dalam arti kata mereka akan melakukan pembelian produk tekstil  lain yang kualitasnya mendekati harapan atau mendekati produk yang dimaksudkan karena akan digunakan dalam waktu dekat. Oleh karena itu sudah selayaknya jika PT. TTR  sangat memperhatikan faktor distribusi untuk menjaga kontinuitas kemudahan untuk mendapat tekstil pada saat dibutuhkan.

Dalam pemasaran ekspor produk tekstil  faktor distribusi dari analisis Citra, atribut yang menjadi pertimbangan pada penelitian produk tekstil yaitu:

 

a.             Distributor  baik dilihat dari sisi distributornya  maupun  dari sisi  distribusi  phisik dari produsen ke  konsumen

b.             Kemudahan mencari, Dari hasil analisis Citra dapat disarankan pada PT. TTR untuk memperkuat dan memperbanyak jaringan distribusi, sehingga akan meningkatkan penjualan.

 

Negara  tujuan  ekspor produk tekstil PT. TTR  yang  utama  ialah Dubai,  Amerika, Jerman, Perancis dan Inggris.  Sedangkan  negara lainnya  seperti Singapore, Malaysia , Philipina pangsa  pasarnya kecil  dan  harga jualnya relatif rendah.  Sehingga konsentrasi untuk memperbanyak distributor lebih banyak kenegara Amerika, Perancis, Jerman dan Inggris. Hal ini patut diperhatikan terutama potensi distributor yang bekerja sama dengan PT. TTR , yaitu dengan membuat komunikasi yang lebih baik dan informasi mengenai jenis produk dan desain - dasain yang baru harus selalul diinformasikan kepada para distributor, sehingga ada informasi yang berkesinambungan baik antara PT. TTR dengan distributor maupun para distributor dengan pengeceratau konsumen industri. Bila hal ini berjalan terus akan mengakibatkan produk perusahaan tekstil PT. TTR dikenal oleh masyarakat yang akan menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan produk tekstil.

 

q       Promosi

Sebagai tambahan atas faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. Bila promosi dapat diterima oleh kelompok acuan masyarakat yang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung  (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku masyarakat akan mempermudah proses pemasaran. Untuk menunjang pemasaran ekspor produk tekstil fungsi kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap masyarakat dapat dimanfaatkan. Melalui promosi dengan mengikuti pameran diluar negeri PT. TTR perlu ditingkatkan, atau dapat pula mengarahkan promosi yang secara tematik mengajak kelompok acuan atau sejenisnya untuk menggunakan produk tekstil PT. TTR. Atau secara faktor psikologis bila konsumen yang telah membeli dan memakai produk tekstil dari merek tertentu dan melaui proses pembelajaran meliputi perubahan perilaku yang timbul dari pengalaman yang positif dan ia akan memberitakan hal tersebut pada rekan - rekannya atau kelompoknya. Hal ini merupakan promosi dengan dasar referensi yang sangat membantu penjualan. PT. TTR yang berusaha mengkomunikasikan produk tekstilnya  kepada konsumen  ternyata belum direspon konsumen secara maksimum. Demikian  pula popularitas PTT. TTR menunjukkan bahwa PT. TTR sudah cukup dikenal dipasar Amerika,  Eropa, UAE dan Jerman. Adapun merk produk perusahaan tekstil yang dipakai oleh PT. TTR adalah “Citratex”.

Produk PT.  TTR  dari segi  tekstur, kekuatan dan harga relatif sudah dapat  diterima oleh konsumen . Hal ini menunjukkan bahwa arah warna dan  desain  yang lebih baik.

Kelangkaan distributor dan kemudahan mencari  produk tekstil serta Keterbatasan  informasi, popularitas tentang pruduk  tekstil  PT. TTR merupakan  empat  indikator yang perlu diperbaiki. Keterbatasan  informasi tersebut disebabkan  kurang  konsistennya program  promosi yang dilakukan sehingga popularitas tekstil  PT. TTR  pada konsumen belum baik sesuai dengan selisih nilai atribut harapan dan actual.

Dari hasil analisis tersebut komunikasi pemasaran belum  berhasil. Hal ini akan berdampak pada terbatasnya penetrasi pasar dan  akan hanya  mendapatkan   langganan  lama serta  sulit  mencari  calon pembeli baru karena mereka tidak memiliki informasi yang lengkap.

 

D.      Analisis Lingkungan Industri Tekstil

Dari hasil kuisioner enam responden internal dan eksternal (Bab III) dan  analisis persaingan industri ditentukan  oleh intensitas persaingan antar kompetitor, Intensitas ancaman pendatang baru, Intensitas ancaman barang substitusi, Intensitas kekuatan tawar menawar pemasok, dan Intensitas kekuatan tawar menawar pembeli. Analisis persaingan industri digunakan Porter's five force model  menunjukkan kategori intensitas persaingan relatif sedang.

Persaingan Antar Pesaing Industri Tekstil

Ditentukan  oleh  jumlah  pesaing,  pertumbuhan  industri,  biaya tetap,  diferensiasi produk, tambahan kapasitas yang  diperlukan, karakteristik pesaing dan hambatan keluar industri. Persaingan  antar  pesaing industri  Tekstil  kategori  "sedang” karena tingkat diferensiasi produk sangat beragam, hambatan besar untuk keluar dari Industri Tekstil dan jumlah order meningkat pada saat secara insidentil dan tidak menentu dari tahun ke tahun  kadang menuntut tambahan  kapasitas  produksi. Selain itu arus  order  terlambat  membuat kapasitas mesin sebagian idle. Kahadiran pesaing industri dari dalam  negeri patut diperhitungkan walupun hasil produknya belum seperti standard produksi PT. TTR ataupun PT. HDX tapi untuk pasar menengah kebawah cukup mengurangi porsi pangsa pasar tekstil terutama harganya lebih murah sekitar 20 % tapi kualitasnya juga tidak memenuhi standar negara - negara Amerika, Perancis, Inggris dan Jerman. Sedangkan pesaing yang paling dominan adalah pesaing dari group sendiri yaitu PT. HDX. Untuk mengantisispasinya ialah dengan meningkatkan kemampuan menciptakan desain - desain yang baru dengan arah warna yang spesifik dan waktu pengiriman yang lebih cepat akan membuat PT. TTR dapat lebih bersaing dipasar internasional.

Hal ini ditunjukkan dengan besarnya  intensitas antar pesaing kapasitas sedang, tapi kuncinya penetrasi pasar adalah kewaspadaan pada karakteristik pesaing.

 

Ancaman Pendatang Baru

Mengingat struktur pasar produk tekstil adalah persaingan sempurna  dan adanya produsen dari negara Myanmar, China, Vietnam  yang memiliki performa lebih baik dalam hal waktu produksi yang  lebih singkat  dan waktu pengiriman lebih cepat dan tepat. Dengan demikian  kehadiran mereka patut diperhitungkan walaupun hasil produksi mereka dalam arti kualitas produk tekstil yang dihasilkan mereka masih dibawah hasil produk tekstil PT. TTR ataupun PT. HDX, maka hasil produksi mereka banyak mengarah pada pasar menengah kebawah seperti pemasaran kenegara India, Turki,  Agfanistan, Colombo, Srilangka dan Afrika.

Setiap transaksi pasar tidak memiliki pengaruh dominan terhadap harga pasar, tetapi ditentukan oleh jenis, kualitas dan desain produk tekstil yang akan dijual. Ancaman pendatang baru ditentukan oleh skala ekonomi, diferensiasi  produk,  kebutuhan modal, biaya pengalihan, akses ke saluran distribusi,  keunggulan relatif dan kebijakan pemerintah.

Dalam  struktur biaya tetap yang paling besar (fixed cost)  ialah  depresiasi  dan nilai mesin serta kelengkapannya.  Dalam  kondisi perekonomian sekarang ini sampai dua tahun kedepan ancaman pendatang  baru  diduga relatif kecil dan dapat diantisipasi dengan cara segera mengisi produk tekstilnya dipasar Internasional untuk meningkatkan pangsa pasar barang impor dinegara yang dituju dan meningkatkan akses kesaluran distribusi sehingga akan menjadi barier to entry bagi pemasok asing (produk barang impor milik perusahaan asing).

 

 

Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

PT. TTR juga memproduksi atau memasok sendiri grey yang menjadi senjata untuk peluncuran perdana dipasar Amerika . Selain itu jumlah pemasok bahan kimia untuk menunjang produksi tekstil sangat banyak, disamping itu jenis bahan kimia dyestuf untuk melengkapi proses produksi printing dan dyeing ditawarkan berbagai jenis dan merk oleh para pemasok seperti dari perusahaan kimia Perancis, Jerman dan Amerika yang kantor perwakilannya ada di Jakarta, sehingga PT. TTR mempunyai bargaining power yang tinggi. Intensitas kekuatan tawar menawar pemasok ditentukan oleh jumlah, tingkat diferensiasi produk  yang dipasarkan,   peran produk yang dipasok bagi  pelanggan,  tingkat kepentingan  pelanggan  industri  bagi  pemasok,  ancaman  adanya produk substitusi dan ancaman integrasi kedepan oleh pemasok. Dalam  industri Tekstil kekuatan tawar menawar  pemasok  termasuk kategori "sedang"

 

 

Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Ditentukan  oleh jumlah pemasok, ciri produk,  biaya  pengalihan, nilai  produk dalam struktur biaya pembeli, kesempatan  integrasi kebelakang, tingkat kepentingan kualitas produk bagi pembeli  dan informasi yang dimiliki pembeli. Intensitas kekuatan  tawar menawar pembeli pada industri tekstil termasuk kategori  "sedang" karena  :

 

a.             Tergantung pada besarnya keuntungan yang diperoleh pembeli.

b.             Tingkat kepentingan kualitas produk bagi pembeli masih rendah.

 

Sekalipun perusahaan pembeli tersebut berbasis dinegaranya seperti  Hongkong,  Jeddah, Jepang tapi mereka  juga  memiliki  kantor cabang  dibeberapa negara  lainnya, disamping  itu barang yang dibeli dari PT. TTR tidak terbatas untuk tujuan negara  tersebut, melainkan  dapat ke negara Eropa dan negara  lainnya. Importir - importir tersebut merupakan agen pembelian dan mereka memiliki agen penjualan. Selain itu mereka juga mempunyai jaringan pemasaran dan lebih aktif mencari pasar sasaran untuk produksi  yang  diimpornya.  Hal tersebut menguntungkan  PT.  TTR  yang memiliki jaringan yang luas diluar negeri tetapi untuk pengembangan pemasaran dan peningkatan pangsa pasar harus mulai dilakukan pemasaran secara langsung terutama pada konsumen industri (garmen), sehingga PT. TTR dapat mengurangi ketergantungan terhadap para  agen atau distributor, selain itu posisi para agen dan distributor dapat dikendalikan oleh perusahaan.

Distributor  terbesar  PT.  TTR ialah Monash yang berkantor pusat di Dubai, pasar  utamanya  adalah Dubai, Jerman dan Perancis. Sedangkan distributor lainnya  adalah Castel yang berkantor pusat dinegara Jepang tapi pengiriman  barangnya  selalu kenegara Eropah dan Timur  tengah  seperti Jerman,  Perancis, Dubai dan Jeddah..  Distributor ketiga besar adalah  Sgr yang berkantor pusat di Paris. Posisi  mereka  dipasar  sangat membantu PT.  TTR  karena  selain membeli produk tekstil dari PT. TTR mereka juga berfungsi sebagai distributor yang mengatur siklus hidup produksi suatu jenis  kain pada  booking season tertentu. Sehingga setiap  pedagang  dipasar internasional  yang membeli barang dari mereka  akan  mendapatkan dua  keuntungan dalam arti keuntungan jaminan  mutu  dan desain produk tekstil

 

Ancaman Barang Substitusi

Ditentukan  oleh produk yang memiliki fungsi yang  sama, perkembangan teknologi, tingkat harga produk substitusi,  Ancaman barang substitusi pada lingkungan industri tekstil termasuk dalam kategori sedang. 

Khusus untuk pasar negara India dan Afrika bila ada produk tekstil yang memiliki desain yang sama, maka produk substitusi yang berharga murah yang lebih mudah dipasarkan. Bahan baku substitusi untuk produk tekstil pasar negara Amerika, Jerman, Perancis dan Inggris relatif hampir tidak ada. Karena  distributor  sangat menekankan keutuhan kontruksi dan material kain  yang selalu  diikuti  dari saat diperkenalkan, dipesan dan  pada  saat pengiriman. Sehingga bila ada perbedaan kontruksi kain  sebaiknya diinformasikan terlebih dahulu Perilaku konsumen negara - negara tersebut sangat mengutamakan keterbukaan dari pihak produser.

 

E.           Analisis  Bisnis GE Matrik

Ada dua pendekatan dalam analisis Bisnis yaitu dengan matrik GE.  Pendekatan  GE lebih mementingkan ukuran besarnya  pangsa  pasar, bukan  ukuran  besarnya  bisnis perusahaan,  selain  itu  memberi arahan  cara menindak lanjuti strategi yang harus dilakukan  oleh perusahaan.

Dari analisis  GE  dapat  dilihat posisi  pangsa  pasar PT. TTR saat ini, beberapa  faktor  sangat mempengaruhi  posisi perusahaan. faktor tersebut  adalah  faktor daya tarik industri dan kekuatan bisnis PT. TTR. Penentuan posisi PT. TTR khususnya dibidang tekstil sangat  penting, untuk mengetahui posisi ini dan selanjutnya dapat menentukan strategi  bersaing ditengah dinamisnya industri  tekstil.  Faktor daya  tarik  industri dan kekuatan bisnis  merupakan  dua  faktor strategis yang dapat mempengaruhi strategi perusahaan.

Strategi  mengkonsentrasikan investasi pada segmen pasar Eropa ini yang menguntungkan dan  resikonya relatif rendah ditunjang oleh pengembangan R  & D dengan berkreasi membuat corak baru yang  dapat  menunjang produksi dan pemasaran. Dari  analisis  diatas terlihat pangsa  pasar  ekspor produk tekstil masih belum besar untuk porsi negara Indonesia, sehingga perlu  dilakukan peningkatan pangsa pasar dengan  cara  melakukan inovasi produk tekstil ditunjang oleh desain-desain yang unik dan spesifik yang diluncurkan tepat waktu dan tepat sasaran.

 

Dari hasil analisis kekuatan bisnis dan daya tarik industri PT. TTR Bogor diperoleh posisi pangsa pasar masing - masing perusahaan yang akan menjadi dasar pemilihan alternatif strategi yang akan disarankan pada perusahaaan produk tekstil PT. TTR dalam usahanya untuk menaikkan pangsa pasar produk tekstil dipasar internasional .

Dari hasil analisis GE matrik tampak pemasaran ekspor tekstil  PT. TTR perlu segra melakukan pengembangan pasar dan penetrasi pasar yang disesuaikan dengan corporate  strategi.         

Sedangkan dari analisis matrik GE pangsa pasar Eropa PT. TTR  para pakar tekstil menyatakan bahwa investasi untuk pasar tersebut harus berhati - hati, diutamakan pada pasar yang menguntungkan dan beresiko kecil. Dalam hal ini PT. TTR diinformasikan bahwa untuk pasar Eropa merupakan pasar yang tepat untuk dikembangkan yaitu dengan cara penetrasi pasar dengan menggunakan keunggulan produk dan keunggulan perusahaan.

Bagi PT. TTR yang perusahaan nya berada pada keadaan seperti ini sebaiknya  untuk pasar Asia dipilih bisnis  yang  dapat  berhasil untuk dipromosikan  dan akan menjadi pemimpin pasar, sedangkan untuk pasar Eropa dilakukan pengembangan dan penetrasi pasar dengan langkah -langkah sebagai berikut,  yaitu :

Dengan mengandalkan keunggulan desain yang up to date dan keragamannya yang selalu disesuaikan dengan trend internasional menjadi nilai tambah untuk distributor dan agen dalam mengevaluasi pesanan untuk berbisnis dengan PT. TTR.

Waktu pengiriman yang  lebih cepat dari kebanyakan produsen tekstil Indonesia akan menjadi nilai tambah untuk distributor dan agen dalam mengevaluasi pesanan  untuk berbisnis pada musim yang akan datang (booking  season)  dengan PT.  TTR. Dengan dasar kedua faktor tersebut diatas maka hubungan  bisnis yang  saling  menguntungkan ada dalam  kecenderungan  berfikirnya para  distributor dan agen yang percaya akan kebiasaan  ketepatan waktu pengiriman ketempat tujuan PT. TTR dengan sistem distribusi (pelayaran) terpilih dan memiliki jadwal  pelayaran yang lengkap dengan nama kapal  dan waktu tiba dinegara tujuan.

 

Alternatif Strategi Pemasaran

Berdasarkan  hasil  analisis GE matrik dapat  dibuat alternatif strategi pemasaran  dapat diidentifikasi faktor  -  faktor  daya tarik industri  PT. TTR dan kekuatan bisnis PT. TTR, yaitu:

Menurut prioritas dari matrik kekuatan bisnis PT. TTR  maka efektifitas penjualan / saluran distribusi  menjadi sangat penting dalam menentukan keunggulan PT.  TTR yang  menjadi  pengikut Salah satu penyebab kesenjangan antara produsen dan distributor  adalah  mengenai distribusi.  Distributor  sangat  berperan dalam  menghubungkan secara fisik dari konsumen kepada  produsen. Saat  ini  dalam menyalurkan produknya PT. TTR  berupa  penjualan langsung  kepada konsumen industri. Hal ini  dilaksanakan  karena konsumen  industri,  khususnya industri  berskala  besar  mampu menyerap  produk  tekstil dalam jumlah  yang  besar  dibandingkan dengan  konsumen yang berskala kecil. Ditributor saat  ini  masih relatif kecil dari segi jumlah, maupun penyerapan secara  kuantitas  dan pada umumnya masih berkonsentrasi di UAE,  khususnya  di negara Dubai dan Jeddah. Distribusi  saat  ini sebagian kecil dilakukan  dengan  cara distribusi  langsung  dilakukan sendiri oleh  PT.  TTR.  sebagian besar  dilakukan dengan distribusi melalui  distributor.  Apabila kondisi  ini berjalan terus, maka PT. TTR hanya  akan  tergantung pada  distributor dan pelanggan saat ini. Kondisi ini hanya  baik saat terjadi pembelian.

            Prioritas alternatif kedua ialah ditingkatkannya  pelayanan berupa ketepatan waktu dalam pengiriman kenegara tujuan yang akan meningkatkan  penjualan dan meningkatkan laju pertumbuhan  pangsa pasar, baik dengan fasilitas non kuota atau  dengan fasilitas kuota. Karena hambatan kuota pada saat pengiriman.

 Alternatif ketiga ialah dengan meng-evaluasi kontrol pelayanan pemasaran kepada  konsumen industri untuk melakukan penilaian terhadap atribut - atribut PT. TTR. Dengan demikian komunikasi akan selalu terjadi, sehingga keluhan pasca pembelian dapat segera diantisipasi. Untuk  menjaga loyalitas pelanggan PT. TTR juga dapat melakukan kerjasama dengan memuat perjanjian kerja jangka panjang dengan fasilitas  pengiriman yang leih cepat dan fasilitas bank desain yang akan  dikirimkan secara periodik dan berkesinambungan.

            Strategi  keempat  adalah  dikembangkannya  oleh   manajemen pemasaran  PT.  TTR dalam memasarkan produk  tekstilnya   kepasar internasional  sesuai  analisis kekuatan bisnis  PT.  TTR  adalah dengan meningkatkan promosinya

Program promosi  yang telah  dilakukan  adalah pada saat peluncuran  produk  baru  pada konsumen  industri  akan  mendapatkan harga  promosi. 

            Berdasarkan  pada  analisis kekuatan bisnis pasar Eropa PT.  TTR  perlu ditingkatkan  pangsa pasar dengan cara  meningkatkan penjualan  dengan  meningkatkan kemampuan dasar dari  arah  warna yang baik pada hasil analisis Citra atribut produk tekstil  dan  desain  yang sesuai  dengan  selera  pasar internasional pada daerahnya masing - masing menjadi nilai tambah bagi  PT.  TTR  dalam pandangan konsumen industri. Hal  ini  akan menjadi nilai tambah bagi konsumen industri dalam menjual  produk tekstil  kepengecer dengan  laba yang lebih. Demikian pula untuk perusahaan garmen yang membeli produk tekstil dari PT. TTR akan memiliki desain yang menarik untuk dibuat produk  garmen yang  memiliki  nilai keindahan yang tinggi bagi  konsumen  akhir akan  meningkatkan  harga jual produk  garmennya,  sehingga  akan menanamkan  bellow the line pada mereka bahwa produk tekstil  PT. TTR mempunyai jaminan desain mutakhir dan arah warna yang  sesuai dengan  selera pasar internasional dan bersifat  sangat  spesifik dan  menguntungkan bisnis mereka. Sedangkan untuk konsumen  akhir akan  merasa  bangga mengenakan busana dengan bahan  yang  khusus serta desain mutakhir dan arah warna yang spesifik. Hal ini  akan membuat peningkatan penjualan PT. TTR dan distributor atau  perusahaan garmen secara bertambah dari waktu ke waktu ("snow ball ").

 

KESIMPULAN DAN SARAN

 

Kesimpulan

Hasil analisis GE menunjukkan posisi bisnis PT. TTR saat  ini pada  matrik daya tarik industi kategori sedang yang diindikasi sedang,  matrik kekuatan bisnis ditunjukkan oleh indikator nilai kategori sedang, sehingga strategi idealnya  adalah mempertahankan  pertumbuhan stabil dengan meningkatkan  penetrasi pasar  dan  pengembangan produk (market penetration  and  product development).

Prioritas strategi pemasaran yang dapat dikembangkan oleh PT. TTR pada posisi pengikut pasar  untuk  memasarkan produk tekstil adalah  memperkuat  saluran distribusi,  membangun  brand image  dengan  membangun  loyalitas pelanggan. Karena pengaruh pasar Internasional  PT. TTR harus menaikkan pangsa  pasar Internasional dengan meningkatkan program  promosi yang konsisten.

Ketatnya  persaingan eksportir dari  luar  negeri  menyebabkan turunnya pangsa pasar ekspor perusahaan dalam beberapa tahun  ini , walaupun secara profit ada peningkatan karena adanya  penjualan  kenegara  Eropah  dan Amerika yang harga  jualnya  relatif  lebih tinggi dibanding dengan negara lainnya.

 

Saran

Alternatif  strategi pemasaran yang  dapat  disarankan  ialah strategi pertumbuhan intensif yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk dengan cara:

(1)               Memperkuat saluran distribusi  dengan  melakukan  evaluasi  cakupan  distribusi  dan menambah  jumlah  distributor  diluar  negeri, 

(2)               Meningkatkan program promosi dengan mengikuti acara peragaan busana terutama yang bertaraf  internasional dan tayangan iklan pada media  elektronik (TV)  pada stasiun udara di luar negeri,

(3)               Mengisi  permintaan pasar  ekspor  terutama pasar negara Amerika  dan  Jerman  dengan menyederhanakan dan mempersingkat waktu pesanan ,

(4)               Memperkuat potensi  R&D untuk menjawab permintaan kebutuhan pasar internasional  dalam hal menciptakan jenis kain yang baru ,

(5)               Memperkaya jumlah koleksi desain dengan beragam arah warna yang  spesifik .

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Alan.  M.  Rugman  - Richard  M.  Hodgetts  1995,International  Business

            Strategic Management Approach McGraw-Hill. Inc USA

 

 

Amir  M.S. 1996, Letter Of Credit Dalam Bisnis Ekspor dan  Impor, Seri Umum No. 18, PT. Pustaka Binawan Pressindo. Jakarta.

 

 

Badan Pusat Statistik 1999, Statistik Industri Besar dan Sedang, Jakarta

            Indonesia.

 

Donald.A.Ball, Wendell.H. Mc Culloch,Jr,1999. International Business The Challange of Global competition. U.S.A.

 

 

Engel, J.Blackwell F, Miniard R.D.,Paul W. 1995. Perilaku  Konsumen. Alih bahasa Budijanto. Binarupa Aksara. Jakarta.

 

Hill WLC & Jones R. Greenley , 1989 . Strategic Managemen an Integrated Approach. Houghton Mifflin Company USA.

 

Kinnear,  T.C.  and  J.R. Tailor. 1983.  Marketing  Research:  An Applied Approach. Second Edition. Mc Graw - Hill Book Company.

 

Kotler, P. 1995. Manajemen Pemasaran. Analisis Perencanaan  Implementasi dan  Pengendalian.  Edisi kedelapan. Salemba Empat  Pretice  Hall. Edisi Indonesia.

 

 

Purba, Radiks. 1993, Mengenal Praktek Bisnis. PT. Pustaka Binawan Pressindo. Jakarta.

 

Purnomo,  S.H  dan Zulkeiflimansyah. 1996.  Manajemen  Strategi.  Sebuah konsep pengantar. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

 

 

Sevilla,  G.C.  1993. Pengantar Metode  Penelitian  .  Terjemahan Tuwu, A.

UI Press. Jakarta.

 

Uniform  Custom  And Practice For  Documentary  Credits  (UCPDC). 1993, International Chamber Of Commerce Publication No. 500  Inc. in New York.

 

William  J. Stanton, Michael J. Etzel & Bruche J. Walker (1991), Fundamentals Of Marketing 9th Edition .  Mc Graw-Hill, Inc. USA.