© 2003 I Nyoman
Suartha Posted 24 October, 2003
Pengantar
Falsafah Sains (PPS702)
Program
Pascasarjana/S3
Institut
Pertanian Bogor
Oktober 2003
Dosen :
Prof. Dr. Ir. Rudy C.
Tarumingkeng (Penanggung Jawab)
Prof.
Dr. Ir. Zahrial Coto
TEKNIK ANTIBODI ANTI-IDIOTIPE SEBAGAI IMUNOTERAPI PENYAKIT
INFEKSIUS
Oleh:
I Nyoman
Suartha
Nrp. B 161030021/SVT
E-mail: nyomansuartha@yahoo.com
PENDAHULUAN
Idiotipe adalah
kumpulan epitop spesifik yang diekspresikan sebagai reseptor
antigen pada sel B dan sel T. Antibodi yang dihasilkan dari antigen eksternal disebut antibodi
idiotipe (Ab1), antibodi yang dihasilkan oleh Ab1 adalah antibodi anti-idiotipe
(Ab2), antibodi yang dihasilkan oleh Ab2 adalah antibodi anti anti-idiotipe
(Ab3), dan seterusnya. Antibodi Ab1 mengekspresikan beberapa kumpulan
idiotipe dan populasi Ab2 yang mengenalinya
disebut sebagai antibodi anti-idiotipe (Male et al., 1987). Kemampuan
meniru sifat antigenik pada antibodi 2 (Ab2b) digunakan sebagai pertimbangan penggunaannya sebagai imunogen untuk
menimbulkan respon imun yang spesifik
terhadap agen infeksius (Zhou
dan Lin, 1997). Antibodi internal
image Ab2b dapat digunakan sebagai
kandidat untuk vaksin.
Prinsip anti-idiotipe telah dikembangkan dan digunakan
sebagai antigen dalam serodiagnosis dan persiapan vaksin untuk
mengkontrol infeksi viral
(Tackaberry et al., 1992; Zhou dan Afshar, 1995; Lin dan Zhou , 1995;
Zhou dan Huang, 1995; Kennedy et al., 1996; Zhou dan Lin, 1997) ,
bakterial (McNamara et al., 1984),
parasit (Potoenjak, 1982), alergi (Zhou
et al., 1991; Zhou dan Kisil,
1995a) dan pengobatan kanker (Lin, Zhou dan Heckret, 1996).
ANTI-IDIOTIPE
Regio variabel (V)
molekul antibodi mempunyai daerah spesifik untuk berikatan dengan antigen yang
disebut paratop, dan permukaan yang mampu meningkatkan produksi antibodi
disebut idiotop. Karena paratop dan idiotop terletak pada tempat
yang sama, maka anti-idiotipe akan meniru (internal
image) struktur antigen melalui proses saling melengkapi (complementarity) dan homobodies (Kennedy dan Attanasio,
1990).
Idiotop adalah determinan antigen (antigenik marker) tunggal pada regio variabel molekul antibodi,
reseptor antigen itu ditemukan pada sel B dan T (Kennedy et
al., 1983 a ; Nisonoff, 1991: Zhou et al., 1991). Idiotipe
merupakan kumpulan idiotop yang
mampu menginduksi antibodi anti-idiotipe (Ab2) (Tackaberry et al., 1992; Lin dan Zhuo, 1995; Lin, Zhou dan Heckret, 1996).
Antibodi (Ab1) murni satu spesies yang disuntikkan ke spesies berbeda, akan
dikenali sebagai antigen asing dan menimbulkan respon kebal (Ab2) yang kuat (Harlow dan Lane, 1988). Paratop pada Ab2 adalah idiotop Ab1. Idiotop pada
Ab2 memacu pembentukan Ab3 (antibodi anti anti-idiotipe) (Kennedy dan
Attanasio, 1990).
Akibat rangsangan
antibodi (Ab 1) akan terbentuk
antibodi dengan urutan asam amino khas yang diekspresikan sebagai epitop unik
pada regio variabel molekul antibodi (Ab2). Idiotipe yang terbentuk merupakan interaksi antara gen penyusun
regio variabel (V) dengan regio konstan
(C) molekul antibodi (Kennedy et al.,
1983c). Idiotipe pada Ab2 digunakan sebagai dasar pembuatan vaksin
yang potensial untuk melawan agen infeksius (Kennedy dan Attanasio, 1990). Imunisasi dengan antibodi yang mengandung
variasi idiotipe akan merangsang pembentukan serangkaian antibodi anti-idiotipe
(Mourad et al., 1987; Tackaberry et
al., 1993) secara langsung pada
idiotop di dalam dan di sekitar tempat ikatan antigen (Clark et
al., 1996).
Interaksi determinan idiotipe dan antibodi
anti-idiotipe mempengaruhi regulasi respon imun. Pemberian anti-idiotipe dapat
menekan ekspresi idiotipe dan memacu pembentukan idiotipe spesifik limfosit T supresor. Pada kondisi yang lain meningkatkan ekspresi idiotipe dan
pembentukan antigen spesifik limfosit T helper
(Shenk et al., 1984; Rabinowitz et al., 1988), sehingga antibodi
anti-idiotipe dapat mengaktivasi
atau menekan imun humoral dan respon imun selular
(Keay et al., 1988; Tackaberry et al., 1993; Zhou dan Kisil, 1995a
; 1995b).
Mekanisme aktivasi
yang terjadi seperti antigen asing yang merangsang pembentukan respon imun,
sedangkan mekanisme supresif adalah : pertama,
anti-idiotipe memblok reseptor idiotipe pada sel B primer dan hanya merangsang
pembentukan non-idiotipe; kedua,
anti-idiotipe hanya menginduksi idiotipe-spesifik sel T supresor (Nisonoff, 1991). Idiotope berlokasi pada
atau didekat sisi pengikat antigen (antigen-combinating
site), pada rantai berat maupun rantai ringan Ab1. Jika Ab2 digunakan
sebagai immunogen akan mengakibatkan
peningkatan respon antibodi spesifik
(Ab 3). Idiotipe
Ab1 identik dengan Ab 3 (Clark et al., 1996). Kekhasan reaksi di atas
digunakan sebagai dasar untuk menghasilkan reagen anti-imunoglobulin spesifik
(Harlow dan Lane, 1988).
Variasi idiotipe pada
individu sangat komplek, terletak di seluruh bagian daerah hipervariabel
antibodi dan variasi ini dikode oleh gen.
Bagian hipervariabel 1 (HV1) dan hipervariabel 2 (HV2) antibodi dikode langsung oleh gen segmen V pada garis plasma (germ-line), sedangkan HV3 dibentuk dari kombinasi segmen ke 3 gen V, gen D (dari rantai berat)
dan gen J. Rekombinasi ini terjadi secara
acak sehingga terjadi variabilitas dan ini bertanggung jawab terhadap
tempat ikatan antigen yang berbeda-beda. Hal ini juga menyebabkan bagian
variabel antibodi suatu individu memiliki struktur yang mirip dengan individu
lain (Male et al., 1987). Idiotipe
digunakan untuk menerangkan hubungan antara asal usul gen regio V dan gen regio
C. Gen ini dipertahankan selama masa evolusi dari hewan dan perkembangannya
tergantung kondisi lingkungan (Kennedy et
al., 1983a).
Idiotop dibentuk oleh rantai berat
dan rantai ringan antibodi. Berdasarkan
topografi idiotop-paratop (antigen-binding
site), pengenalan determinan idiotipe, lokasi fisiologis dan keeratan
tempat ikatannya, antibodi anti-idiotipe diklasifikasikan ke dalam empat
katagori yaitu Ab2a, Ab2b, Ab2g, dan Ab2e. (Huang et al.,1988). Reaksi Ab2a dengan idiotipe berlokasi di luar antigen-binding site (site-non-associated
idiotype). Reaksinya dengan idiotipe tidak dihambat oleh antigen. Secara
karakteristik Ab2a disebut noninternal image (Zhou et al., 1990), karena ikatan antibodi
anti-idiotipik terjadi di luar paratop, sehingga tidak menghalangi ikatan antigen yang lain dengan paratop yang
terdapat pada bagian variabel antibodi (Male et al., 1987). Kemampuan Ab2a terbatas dalam peningkatan
respon imun pada spesies berbeda (Kennedy et
al., 1986a).
Reaksi
Ab2b berikatan dengan idiotipe
berlokasi pada antigen-binding site (site-associated idiotype ). Reaksinya
dihambat oleh antigen tetapi juga
mampu menghambat ikatan idiotipe dengan antigen; dalam hal ini anti-idiotipe
mempunyai kemampuan yang besar untuk mencegah antigen berikatan dengan paratop,
dengan cara menghalangi antigen dari
tempat ikatan (Male
et al., 1987). Antibodi
anti-idiotipe Ab2g
mengenali combinating site idiotop tetapi tidak dapat membentuk struktur yang mirip dengan antigen asli, Ab2g berikatan dengan
idiotipe di dekat antigen-binding site
dan reaksinya dengan idiotop dapat
dihambat oleh antigen disebabkan pengaruh
sterik atau allosterik, dan Ab2e berikatan dengan Ab1 dan
antigen (Schick et al., 1987; Lin dan
Zhou, 1995). Hanya Ab2b dan Ab2g yang
akan mencegah ikatan Ab1 dengan antigen (Palomo et al., 1990).
Berdasarkan kemampuan idiotop bereaksi silang dan kekhususan
hubungan dengan antigen, antibodi anti-idiotipe dibedakan atas dua tipe utama :
Tipe pertama ditandai dengan determinan antigenik dengan sekuen asam amino
spesifik pada bagian variabel rantai berat dan rantai ringan. Tipe kedua
memiliki internal image terhadap antigen dan berinteraksi dengan
derivat antibodi dari berbagai spesies berbeda dengan kekhususan
(spesifisitas) imunologik sama (Fong et al., 1984). Fenomena di atas diamati
oleh Kennedy et al., (1983c)
yaitu pada anti-idiotipe kelinci
terhadap antigen permukaan virus Hepatitis B (HBs), ternyata mampu
menimbulkan respon imun pada kelinci yang lain, mencit, marmot, babi, kambing
dan simpanse; sedangkan pada serum dari spesies non mamalia (unggas) idiotipe
terhadap HBs tidak terdeteksi.
Kegagalan ekspresi idiotipe HBs pada
unggas dapat disebabkan oleh: (1) gen regio V tidak mengkode idiotipe HBs; (2)
ekspresi idiotipe lain yang lebih diutamakan ; (3) idiotipe HBs diekspresikan
dalam jumlah yang sedikit. Hal ini berhubungan dengan selektivitas
masing-masing individu untuk
mempertahankan gen germ line (gen
regio V) untuk bisa bertahan hidup di
alam. Gen ini memiliki respon protektif terhadap berbagai infeksi virus
(Kennedy et al., 1983c).
Antibodi anti-idiotipe Ab2b
memiliki struktur idiotipe yang
menunjukkan internal image terhadap epitop antigenik yang dikenali
dari Ab1 (Lin, Zhou dan Heckret, 1996) dan
mempunyai kemampuan meniru struktur tiga demensi determinan antigen atau
epitop berdasarkan atas kemiripan struktur
kimia hapten dan
lekukan idiotop di
atas permukaan imunoglobulin. Struktur
antigenik yang potensial akan ditiru dan disajikan kembali dengan struktur yang
mirip (internal image) oleh idiotipe.
Masing-masing tipe antibodi anti-idiotipe memiliki internal image idiotop yang berbeda-beda (Fong et al., 1984; Zhou et al., 1991), sehingga dapat digunakan
sebagai pengganti antigen
dalam pengamatan serologis dan mendeteksi antibodi dari spesies hewan
berbeda (Kennedy et al., 1983c).
Antiobodi 2 yang memiliki sifat internal
image, ikatan Ab2 dengan Ab1nya
dapat dihambat oleh antigen, demikian pula
sebaliknya ikatan Ab1 dengan antigen dihambat oleh Ab2 ( Zhou dan Huang,
1995). Keeratan hubungan target idiotop dengan paratop, diakibatkan oleh sifat anti-idiotipik
yang mampu meniru antigen (Huang et
al., 1988). Regio V molekul
antibodi mampu berikatan dengan antigen yang berbeda-beda, hal ini memerlukan struktur yang cocok dan
sesuai di antara keduanya dan bertujuan
untuk menghasilkan kekuatan ikatan dan memudahkan meniru struktur molekul antigen. Paratop
dan idiotop disajikan dalam tempat terpisah atau bersama di dalam regio
variabel molekul antibodi. Paratop adalah tempat ikatan dengan antigen sedangkan idiotop tempat
ikatan dengan anti-idiotipe (Kennedy, 1985).
Secara umum masing-masing katagori Ab2 yaitu : Ab2b , Ab2a, Ab2 g dan
Ab2e disajikan dalam jumlah yang sama apabila diinjeksikan pada hewan.
Pada awalnya idiotop yang dikenal adalah idiotop khusus (IdL), kemudian baru dikenal idiotop bersama
(IdX) dan ini yang lebih banyak diteliti. Beberapa ahli memberikan nama yang
berbeda-beda terhadap IdX yaitu cross-reactive,
common dan share idiotop. Deteksi IdX pada spesies berbeda (interspesies) sebagai bukti gen regio V
dipertahankan selama evolusi dan diekspresikan kembali sebagai produk gen germ line (Kennedy, 1985). Common idiotop menggambarkan penanda fenotipik regio V atau
produk dari gen germ-line sedangkan
IdL menggambarkan produk hasil penyusunan kembali (rearrangement) dari gen germ-line
regio V (Kennedy dan Attanasio, 1990).
Perbedaan antara IdX dan IdL adalah : IdX
diekspresikan sebagai penanda fenotipik (marker
phenotypic) pada regio V dan
cenderung diturunkan pada anak, sedangkan IdL tidak diturunkan pada anak
(Kennedy, 1985). Dengan metode
imunisasi sekuensial lebih mudah dihasilkan
katagori Ab2b yang memiliki IdX
(common idiotop) (Zhou
et al., 1994), sedangkan Ab2a akan
mengenali IdL (Schick et al., 1987).
Pengamatan pada sistem kebal
hewan yang telah diimunisasi akan
memperlihatkan sifat IdX dan IdI. Masing-masing tangan Fab molekul antibodi
mengandung satu IdX dan beberapa IdI yang berbeda-beda. Pada enam
kali imunisasi konvensional, keenam
resipien menampakkan dengan baik IdX dan masing-masing hanya satu IdI,
dengan peluang yang sama antara
IdX atau IdI. Dengan menggunakan teknik imunisasi sekuensial,
peluang menampakkan IdX 6 kali,
sedangkan IdI hanya 2 kali. Hasil ini menunjukkan IdX memiliki kesempatan 3 kali lebih besar dibandingkan IdI pada Ab2, sehingga imunisasi sekuensial
lebih baik dibandingkan imunisasi konvensional (Zhou et al., 1994). Kennedy et al., (1984)
menemukan injeksi tunggal antibodi anti-idiotipe gagal untuk menghasilkan
respon anti-HBs pada mencit, sedangkan injeksi berulang mampu menimbulkan respon antibodi protektif pada
kelompok mencit yang lain.
Antibodi 2 yang memiliki
karakteristik serologis internal
image sangat potensial digunakan
sebagai antigen dalam serodiagnostik, preparasi vaksin, atau modulasi respon
imun untuk mengontrol infeksi (Zhou et al., 1994; Lin dan Zhou, 1995; Zhou
dan Lin, 1997). Analisis heterogenitas respon imun dan reaksi silang idiotipe,
dilakukan untuk mengenali Idl atau IdX dari
antibodi (Mourad et al., 1987). Anti-idiotipe dapat juga digunakan sebagai
prekursor awal (priming) sistem imun inang terhadap agen infeksius.
Pemberian anti-idiotipe pada simpanse sebelum pemberian antigen HBs mampu
meningkatkan titer antibodi terhadap HBs dibandingkan dengan tanpa pemberian anti-idiotipe (Kennedy et al.,1984).
Kreteria untuk identifikasi Ab2
yang memiliki karakteristik Ab2b adalah berdasarkan : (i) interaksi Ab2 dengan antigen
dapat dihambat oleh Ab1, (ii)
interaksi Ab2 dan Ab1 dapat dihambat oleh antigen, (iii) mampu menimbulkan respon antibodi terhadap antigen asli pada hewan lain. Hal
ini sebagai indikasi Ab2 yang
dihasilkan mengenali IdX yang berlokasi pada atau dekat antigen combinating site Ab1 (Keay et al., 1988; Zhou et al., 1991; Tackaberry et al., 1992; Zhou et al., 1994; Lin dan
Zhou, 1995; Lin, Zhou dan
Heckret,1996), dan kemiripan struktur
dalam gen V yang mengkode regio variabel antibodi pada dua spesies berbeda
(Mourad et al., 1988; Zhou dan Huang,
1995). Kreteria untuk pengelompokan Ab2 sebagai Ab2a berdasarkan atas, Ab2
menghambat ikatan Ab1 dengan antigen, tetapi ikatan Ab2 dengan Ab1 tidak dihambat oleh antigen. Hal ini mengindikasikan Ab2 mengenali IdX yang dekat dengan paratop pada Ab1 dan penghambatan ikatan Ab1 dengan
antigen oleh gangguan sterik atau
peningkatan perubahan allosterik (Zhou et
al., 1990; Lin dan Zhou, 1995).
Idiotipe dan anti-idiotipe mengatur produksi antibodi untuk
melawan antigen eksogen (Kennedy et al., 1983b). Sistemnya
identik dengan pengaturan sintesa
autoantibodi (Fong et al.,1984). Dalam
pengembangan vaksin idiotipe perlu
diperhatikan klasifikasi antibodi anti-idiotipe yang mampu meniru antigen (internal image), secara biologis dan kimiawi (Huang et
al., 1988).
Anti-idiotipe merupakan alternatif
yang baik untuk vaksin, karena (1)
kesulitan mendapatkan jumlah antigen yang memadai. Hal ini biasa dijumpai
pada agen penyebab penyakit yang sangat infeksius yang sulit diisolasi atau
ditumbuhkan dalam jumlah besar; (2) penggunaan vaksin aktif yang dilemahkan
berpotensi tinggi untuk kembali menjadi virulen; (3) anti-idiotipe yang hanya
bereaksi terhadap epitop tunggal agen infeksius mampu memberikan perlindungan
protektif terhadap kuman yang memiliki beragam epitop; (4) perlindungan terhadap kuman yang memiliki determinan antigenik yang mirip
dengan jaringan inang atau komponen tubuh yang lain. Apabila agen ini langsung
digunakan sebagai antigen sangat potensial menimbulkan auto-imun yang akan
merusak jaringan inang dan komponen tubuh yang lain (Kennedy dan Attanasio,
1990).
Perangsangan idiotipe dalam peningkatan respon
imun tidak terpengaruh oleh barier genetik,
fenomena ini terutama pada anti-idiotipe yang memiliki sifat internal image. Fenomena ini diamati
pada penggunaan anti-idiotipe yang
diproduksi dari mencit Balb/C yang ternyata dapat menembus barier spesies
dan meningkatkan respon imun pada kelinci dan simpanse (Kennedy et al., 1986b). Hal ini
sebagai bukti anti-idiotipe merupakan produk dari gen regio V, yang
dipertahankan selama masa evolusi untuk kelangsungan hidup suatu spesies (Kennedy et al., 1983c).
Penggunaan
anti-idiotipe sebagai reagen pada
pemeriksaan serologis memiliki beberapa kelebihan: (i) dapat menanggulangi
masalah yang ditimbulkan dari sifat patogen
agen bagi peneliti dan petugas lapang, (ii ) memudahkan produksi reagen
secara kontinyu dengan teknik
hybridoma, (iii) meningkatkan kualitas uji dan standarisasi; (iv) meningkatan
spesifisitas uji (Zhou dan Huang,1995).
Perkembangan
anti-idiotipe yang mampu meniru antigen asli sebagai vaksin memiliki beberapa keuntungan : (i) vaksin anti-idiotipe dapat meningkatkan respon kebal dari vaksin
konvensional yang semula tidak efektif atau lemah (Huang et
al., 1988; Nisonoff, 1991), (ii) anti-idiotipe dapat diproduksi dengan
mudah dalam jumlah yang banyak, (iii) kesulitan yang berhubungan dengan tenaga,
biaya dalam penyediaan antigen dari sel kuman
dapat dieliminasi, (iv) bahaya
penyebaran agen infeksius dalam pelaksanaan dilapang dapat dihindari. (Lin
dan Zhou, 1995), (v) vaksin idiotop merangsang klon imun yang toleransi dan
tersembunyi (McNamara et al., 1984),
(vi) dapat digunakan pada pasien immunocompromise yang tidak memberikan
respon terhadap vaksin hidup, (vii)
vaksin anti-idiotipe mampu memberikan kekebalan protektif pada sistem imun
prematur (Huang et al., 1988; Keay et al., 1988),
(viii) protektif menghambat penyebaran secara vertikal infeksi suatu
mikroorganisme (Kennedy et al.,
1996); (ix) mengurangi efek klinis yang merugikan dari penggunaan vaksin
konvensional (Clark et al., 1996).
Penggunaan
teknik antibodi anti-idiotipe dimungkinkan untuk dikembangkan pada riset dan teknologi dalam produksi vaksin
untuk melawan penyakit menular yang sangat sulit diobati dengan antibiotika.
DAFTAR PUSTAKA
Clark, G. D.
B., R. J. MacKay, R. E.
Ward and B.
Sheerin. 1996. Effect
of Vaccination of Ponies with A4 Anti-Idiotypic Antibody on Serum
Idiotype
(1C9) and Antilipid A Concentration. Am.
J. Vet. Res. 57 : 665 - 658.
Fong, S., T. A.
Gilbertson, P. P.
Chen, J. H.
Vaughan and D.A.Carson.1984. Modulation
of Human Rheumatoid Factor-Spesific Lymphocyte
Responses With A Cross-Reactive
Anti-Idiotype Bearing The Internal Image of Antigen. J. Immunol. 132:
1183 - 1189.
Harlow, E. and D. Lane.1988.
Antibodies. A Laboratory Manual. Cold Spring Harbor Laboratory. New York.
Huang, J. Y., R. E. Ward and
H. Kohler. 1988. Biological Mimicry of Antigenic Stimulation :
Analysis of The In Vivo Antibody Responses Induced
by Monoclonal Anti-Idiotypic
Antibodies. Immunol. 68 : 1 - 8.
Keay, S.,
L. Rasmussen and
T. C. Merigan. 1988. Syngeneic
Monoclonal Anti-Idiotype Antibodiesthat Bear the Internal Image of a
Human Cytomegalovirus Neutralization Epitope. J. Immunol. 140 : 944 - 948.
Kennedy, R.C., K. Adler-Storthz,
R. D. Henkel, and
G. R. Dreesman. 1983a.
Characteristics of a Shared idiotype by
Two Ig M Anti-Herpes Simplek Virus Monoclonal Antibodies that Recognize
Different Determinants. J.
Immunol. 130 (94) : 1943 – 1946.
Kennedy, R. C., K.
Adler-Storthz, R. D. Henkel, Y. Sanchez, J. L. Melnick, and G. R. Dreesman. 1983b. Immune Respon to
Hepatitis B Surface
Antigen : Enhancement by
Prior Injection of Antibodies to the Idiotype. Science. 221: 853-855.
Kennedy, R.C., I.
Ionescu-Matiu,Y. Sanchez and G. R.Dreesman. 1983c. Detection of Interspecies Idiotypic
Cross-Reactions Associated with
Antibodies to Hepatitis B
Surface Antigen. Eur. J. Immunol. 13 : 232-235.
Kennedy, R. C., J. T.
Sparrow, Y. Sanchez, J. L. Melnick and G.R, Dreesman. 1984. Enhancement of
Viral Hepatitis B
Antibody (Anti-HBs) Respone to a Synthetic Cyclic Peptide by Priming with Anti-Idiotype
Antibodies. Virology.136 : 247-252.
Kennedy, R. C. 1985. Idiotype Networks in Hepatitis B Virus Infections. Microbiology and Immunology. Vol. 119. Spinger-Verlag Berlin. Heidelberg.
Kennedy, R. C., J.
W. Eichberg and G. R. Dreesman. 1986a. Lack of Genetic Restriction by a Potential
Anti-Idiotype Vaccine for Type B Viral
Hepatitis. Virology. 148 : 369-374.
Kennedy, R.
C., J. W. Eichberg, R. E. Lanford and G. R.
Dreesman. 1986b. Anti-Idiotypic
Antibody Vaccine for
Type B Viral Hepatitis in Chimpanzees. Science. 232 : 220-223.
Kennedy, R. C., and R. Attanasio.1990.Concepts of Idiotype-based Vaccines
for Hepatitis B Virus and Human Immunodeficiency Virus. Can. J. Microbiol. 36 (11) : 811-816.
Kennedy, R. C., M. H.
Shearer, T. C. Chanh, H. B. Jenson and J. R. Stanley. 1996. Molecular and Structural Characterization of Antibodies to
Hepatitis B Surface Antigen : Developing
a Non-Human Primate Model to Evaluate Maternal
Therapeutic Vaccination Strategies
During Pregnancy. Antiviral Therapy. 1 : 76-83.
Lin, M.,
E-M. Zhou, and
R. A. Heckert. 1996. Induction
of Antibodies to the Bluetongue Virus Core Polypeptide VP7
in Sheep by Internal
Image Rabbit Antiidiotypic Antibodies. Viral Immunol. 9 (1) : 35 - 43.
Lin, M. and E-M. Zhou.1995.
Internal Image Rabbit Anti-Idiotypic
Antibody Detects SheepAntibodies to the
Bluetongue Virus Core Protein VP7. Immunotechnol. 1 : 151 - 155.
Lin, M., and
E-M.Zhou.1996.Evidence that Two Distinct Populations of Rabbit Anti- Idiotypic Antibodies are Induced by
Three Monoclonal Antibodies Specific for Bluetongue Virus
Core Protein VP7. Microbiol. Immunol.
40 (4): 295-302.
Male, D., B. Champion and
A.Cook.1987. Advanced Immunology. Gower Med. Pub. London .
McNamara, M.
K., R. E. Ward and H.
Kohler. 1984. Monoclonal idiotope Vaccine Against Streptococcus
pneumoniae Infection. Science. 226 : 1325 – 1326.
Mourad, W., G.
Pelletier and J. Hebert. 1988.
Characterization of Anti-Idiotypic Antibodies and Their Use as
Probes for Detemination of Shared
Idiotopes Expressed on Murine and Human IgE Anti-Rye I
Antibodies. Immunology. 63 : 397 - 401.
Nisonoff, A. 1991. Idiotypes : Concepts
and Applications. J. Immunol. 147 (8) 2429 - 2438.
Palomo,
C., J. P. Albar, B. Garcia-Barreno and
J. A. Melero.1990. Induction
of a Neutralizing Immune
Response to Human Respiratory Syncytial Virus with Anti-Idiotypic
Antibodies. J. Virol. 64 (9) : 4199 - 4206.
Potocnjak, P.,
F. Zavala, R.
Nussenzweig, V. Nussenzweig.1982. Inhibition of Idiotype-Anti-Idiotype
Interaction for Detection of a Parasite Antigen: A New Immunoassay. Science 215 : 1637 - 1369.
Rabinowitz, R., D. B.
Thomas, R. Hadar and
M. Schlesinger. 1988.
Idiotypic Determinants on Monoclonal
Autoantibodies to The
Thy-1 Antigen. Immunology. 63 : 9 - 15.
Schick, M.
R., G. R. Dreesman and
R. C. Kennedy. 1987. Induction of an Anti-Hepatitis B
Surface Antigen Response in Mice
by Noninternal Image (Ab2a) Anti-Idiotypic Antibodies.
J. Immunol. 138 : 3419-3425.
Shenk, R.,H. Z.
Weissberger and H. B. Dickler. 1984. Anti-Idiotype Stimulation
of Antigen-Spesific
Antigen-Independent
Antibody Responses In Vitro. II. Triggering of B Lymphocytes
by Idiotype Plus Anti-Idiotype In The Absence of T Lymphocytes. J. Immunol. 132: 2709 -2714.
Tackaberry, E. S., J. Hamel, Y. Larose, R.
Kuhl and B. R. brodeur. 1992. Monoclonal Anti-Idiotypes for
The Rapid Detection of Human Cytomegalovirus. J. Virol. Methods. 40 : 175 - 182.
Tackaberry, E. S., J. Hamel,
Y. Larose, and B. R. Brodeur. 1993. Anti-idiotypic mimicry
of a
Neutralizing Epitop on the Glycoprotein B Complek of Human Cytomegalovirus. J. Virol. 67
(11) : 6815 - 6819.
Zhou, E-M.,
T. C. Chanh, G.
R. Dreesman, P. Kanda, and R. C.
Kennedy. 1987. Immune Response to Human Immunodeficiency Virus. J. Immunol. 139 (9) : 2950 - 2956.
Zhou, E-M.,
K. L. Lohman, and R.
C. Kennedy. 1990. Administration of Noninternal Image Monoclonal Anti-idiotypic Antibodies Induces Idiotype-Restricted Responses
Specific for Human
Immunodeficiency Virus Envelope
Glycoprotein Epitopes. Virology 174 : 9 - 17.
Zhou, E-M.,
J. M. M. Dzuba-Fischer, E. S. Rector, A. H. Sehon and F. T. Kisil. 1991. A Murine Monoclonal
Anti-idiotypic Antibody Detects
a Common Idiotope
on Human, Mouse
and Rabbit Antibodies to Allergen
Lol p IV. Scand.
J.
Immunol. 34 : 307 - 316.
Zhou, E-M.,
A. Afshar, R.
A. Heckert and K.
Nielsen. 1994. Anti
Idiotypic Antibodies Generated by
Sequential Immunization Detect
the Share Idiotype on Antibodies to Pseudorabies Virus Antigens. J. Virol. Methods. 48 :
301 – 313.
Zhou, E-M.
and W.
Huang. 1995. Anti-Idiotypic Antibody as Potential Serodiagnostic
Reagent for Detection of Bluetongue Virus Infection. J. Clin.
Microbiol. 33
(4) : 850 - 854.
Zhou, E-M.
and A.
Afshar. 1995. Comparison of Freud’s Adjuvant and Titer MaxTM in
Inducing Anti-Idiotype to
Idiotypic Antibodies Against
Pseudorabies Virus Antigens. Vet.
Immunol. Immunopathol. 48 : 113 - 122.
Zhou,
E-M. and
F. T. Kisil. 1995a. Antibody
Responses to Allergen
Lol p IV Are Supresssed
Following Adoptive Transfer
of B Lymphocytes from the
Internal Image Anti-Idiotypic Antibody-Treated Mice. Cellular Immunol. 165 : 77 - 83.
Zhou, E-M.
and F.
T. Kisil. 1995b. Regulation
of Levels Serum Antibodies
to Ryegrass Pollen Allergen Lol p IV by
an Internal Image Anti-Idiotypic Monoclonal
Antibody. Immunology. 84 : 343 - 349.
Zhou,
E-M, and M. Lin. 1997. Anti-Idiotype to Bluetongue Virus VP7
Antigen : Potential Diagnostic Reagent
and Vaccine. p 347 - 355. In Y.
Shoenfeld, R. C. Kennedy, S.
Ferrone (Editors). Idiotypes
in Medicine : Autoimmunity, Infection
and Cancer. Elsevier. New York.