Arpah

Re-edited  20 December, 2000

 

Copyright © 2000  Arpah

Makalah  Falsafah Sains (PPs 702)

Program Pasca Sarjana

Institut Pertanian Bogor

 

Dosen:  Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng 

 

 

 

 

EPISTEMOLOGI  ILMU  PANGAN DAN GIZI

(Nutrition and food science epistemology)

 

Oleh:

ARPAH 

IPN 99.5073

 

 

I.  PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Epistemologi adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari  ilmu pengetahuan.  Dalam prakteknya epistemologi diterjemahkan menjadi Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan. Metode ilmu pengetahuan itu sendiri adalah teknik yang paling terpercaya yang direncanakan untuk mengontrol perubahan-perubahan guna membangun keyakinan yang utuh.

Sebagaimana halnya cabang-cabang ilmu yang lain, dalam cabang ilmu pangan dan gizi dibutuhkan suatu kerangka metodologi yang disebut Metode Ilmu Pengetahuan Pangan dan Gizi yang dapat digunakan untuk merumuskan masalah, membuat hipotesis, menguji hipotesis dan menyusun teori.  Ilmu pangan dan  Gizi itu sendiri adalah penerapan prinsip-prinsip ilmu-ilmu dasar, engineering dan manajemen  pada  rantai produksi pangan mulai dari pemanenan hingga tiba di meja konsumen.

 

B.  Perumusan Masalah

Permusan masalah adalah gerbang menuju persoalan yang sebenarnya.  Seringkali masalah dapat ditemukan sebelum  muncul ke permukaan dengan melakukan proses analisis dan sitesis terhadap keseluruhan konsep yang dihadapi.  Proses analisis dilakukan dengan melakukan:

 

 

·        Division

·        Dissection

·        Classification

·        Separation

·        Partition

·        Segmentation

 

Sedangkan proses sintesis dilakukan dengan melakukan:

 

·        Summation

·        Integration

·        Unification

·        Amalgamation

·        Combination

 

Menggunakan analisis artinya kita melihat sesuatu dan memilah-milahnya, memotong-motongnya bagian per bagian dan berusaha melihat tiap bagian dan merumuskan sesuatu hal yang bisa dipelajari, diperbaiki atau dikembangkan dari bagian-bagian itu.   Kebalikannya menggunakan sintesis adalah menggabung-gabungkan, mencocokkan mengkombinatikan hal-hal yang mungkin akan disatukan.

Dari penelusuran sintesis dan analisis dan pengalaman inderawi akan ditemukan  masalah untuk pengetahuan. 

Masalah-masalah yang kita hadapi sehari-hari yang berhubungan dengan Pangan dan Gizi mencakup aspek-aspek:

 

·        Penyimpanan pangan

·        Pengolahan pangan

·        Komposisi Pangan

·        Kesehatan Pangan

·        Distribusi Pangan

·        Kecukupan Pangan dan Gizi

·        Bahan Baku Pangan untuk Industri

 

Kemampuan untuk merumuskan masalah-masalah kemudian dapat dibuat menjadi lebih spesifik dalam aspek-aspek yang lebih terfokus tersebut seperti dalam hal penyusunan hipotesis.

 

II.  HIPOTESIS

A.  Penyusunan Hipotesis

Hipotesis-hipotesis diajukan karena sesuatu yang ada dalam pokok persoalan yang sedang diamati ingin diungkapkan lebih jauh.  Hipotesis dapat dianggap sebagai suatu usul  mengenai kaitan yang mungkin ada diantara fakta-fakta  yang aktual atau fakta-fakta yang dibayangkan.  Hipotesis diperlukan pada setiap tingkat pengujian.  Hipotesis juga digunakan utuk mengungkap lebih jauh sesuatu dibalik fakta, dengan kata lain hipotesis harus mendahului alam dan yang lebih penting lagi memasuki alam lebih jauh dari batas-batas kemampuan indrawi dan keterbatasan manusia. Hipotesis seperti: Makanan akan awet  kalau dibungkus atau dikemas.  Perlu dibutktikan lebih lanjut. Dalam tahap selanjutnya itu lah dikumpulkan fakta-fakta.  Karena tanpa fakta yang diperoleh dari observasi maka kesimpulan yang ditarik dapat keliru, pada kenyataannya bukan kemasan yang mengawetkan makanan tetapi makanan awet karena tidak adanya mikroba pembusuk pada makanan yang dikemas.

 

 

Dalam menyusun hipotesis bebarapa syarat harus  dipenuhi , yaitu:

a.     Hipotesis harus dapat diuji.

b.     Hipotesis harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan

c.     Hipotesis harus menjawab masalah awal yang menjadi awal dari penyelidikan

d.     Suatu hipotesis harus dapat mengkhususkan tata hubungan tertentu

e.     Suatu hipotesis harus dapat disanggah jika hipotesis itu lebih mngkhususkan suatu tata hubungan dibandingkan dengan tata hubungan yang lain.

f.       Suatu hipotesis harus sederhana, dalam hal ini suatu hipotesis dikatakan sederhana apabila pola unsurya yang mandiri lebih sedikit dari yang lain, serta terformulasikan dengan baik.

 

B.  Pengujian  Hipotesis

1.  Pengamatan dan Pengumpulan Fakta-Fakta.

Suatu hipotesis harus dapat diuji dan dibuktikan.  Pembuktian itu dilakukan melalui percobaan atau pengamatan indra.  Namun pengamatan bukanlah suatu masalah sederhana, karena pengamatan juga menuntut pengkajian.

Fakta itu sendiri dapat dianggap sebagai  unsur-unsur tertentu yang ditangkap lewat indera.  Unsur-unsur inderawi seperti itu dicari  secara analitis dengan tujuan menemukan bukti-bukti yang dapat dipercaya.  Berdasarkan petunjuk-petunjuk itu kita menguji kesimpulan-kesimpulan yang ditarik.

Oleh karena itu fakta itu adalah sesuatu yang ada dalam ruang dan waktu  serentak dengan hubungan-hubungannya.

 

 

2.  Pengujian Hipotesis

Metode ilmiah menempuh jalan keraguan sistematik, tetapi ini tidak berarti  meragukan semua hal karena hal ini jelas tidak mungkin           Akan tetapi selalu mempertanyakan apa kekurangan suatu bukti yang sah dalam kedudukannya sebagai pendukung.

 

Oleh karena itu hipotesis selalu menyalahkan dalam perumusannya:

 

Ho = makanan kalau dikemas akan awet

H1 = tolak Ho

Hipotesis Ho dengan kata lain menyatakan bahwa indpendent variable tidak  menyebabkan perubahan nilai dependent variable. Hipotesis H1 atau hipotesis tandingan menyalahkan bahwa makanan kalau dikemas tidak akan awet.  Berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan dan diamati lalu ditarik induksi-deduksi dan inferensi.

 

III.  INDUKSI-DEDUKSI  DAN INFERENSI

      Induksi ialah suatu cara penarikan kesimpulan yang bertitik tolak dari pengamatan atas hal-hal atau masalah yang bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum.  Induksi dapat disamakan dengan generalisasi.  Sebaliknya deduksi adalah metode penarikan kesimpulan dengan bertitik tolak dari  pengamatan atau hal-hal yang bersifat umum, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus.

      Pada dasarnya metode ilmu pengetahuan adalah suatu proses iteratif dari penyusunan hipotesis dan proses induksi-deduksi (pengujian hipotesis).  Hal  ini dapat digambarkan sebagai berikut:

 

 

 

       ……………data (fakta, fenomena, hasil observasi)……………

 


 

………deduksi         induksi         deduksi        induksi         deduksi

 

 


          ……………hipotesis (conjecture, model, teori)…………………

 

      Inferensi adalah metode penarikan kesimpulan yang didasarkan pada teori peluang, oleh karena itu bersifat kuantitatif.  Permasalahan inferensi dengan demikian adalah masalah statistik, yaitu menentukan domain dan batas-batas dari suatu kesimpulan dapat berlaku, hal ini disebut juga confidence intervale atau selang kepercayaan.  Dengan inferensi dapat dihitung  berapa selang kepercayaan pada suatu tingkat probabilitas dari kesimpulan yang ditarik.  Misalkan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:  Pada tingkat probabilitas 99 % (a=0.1) terbukti bahwa contoh makanan yang dikemas mengalami kebusukan, maka kesimpulannya adalah tolak Ho atau terima H1.  Penetapan ini didasarkan pada teori peluang yang telah diverifikasi sebelumnya sehingga dapat dipastikan bahwa distribusi data hasil pengamatan sesuai dengan teori peluang yang digunakan, misalnya menyebar normal atau mengikuti distribusi normal.

Kesalahan yang dapat terjadi dalam inferensi ada 2 jenis yaitu disebut type I error dan type II error.  Type I error terjadi jika hipotesis nol ditolak  padahal sebenarnya tidak salah.  Sedangkan type II error terjadi jika dalam kesimpulan hipotesis   nol  diterima padahal sebenarnya tidak benar.

 

 

Daftar Pustaka:

1.     Qadir, C.A.  1995.  Ilmu Pengetahuan dan Metodenya. 

Yayasan Obor..Jakarta.

      2.http://pespmc1.vub.ac.be/EPISTEM.html

     visited : 6/10/2000

      3. http://pespmc1.vub.ac.be/EPISTEMI.html

     visited : 6/10/2000

      4. http://pespmc1.vub.ac.be/VUBULB.html

     visited : 6/10/2000

      5. http://mrrc.bio.uci.edu/se10/

     visited : 6/10/2000