LATAR BELAKANG

 

Re-edited  20 December, 2000

Copyright © 2000 Suharto  

Makalah  Falsafah Sains (PPs 702)

Program Pasca Sarjana - S3

Institut Pertanian Bogor

 

Dosen:  Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng

 

 

STUDI TENTANG KEMAMPUAN TANGKAP TRAWL DASAR DAN HUBUNGANANNYA  DENGAN

KEPADATAN ABSOLUT IKAN DASAR

 

 

 

Oleh :

 

Suharto

NRP.  :  995207/TKL

 

 

 

 

 

1.      PENDAHULUAN

 

1.1.  Latar Belakang

            Produksi perikanan di Indonesia sebagian besar dihasilkan oleh penangkapan ikan di laut yang dihasilkan dari laut seluas 5,7 juta km2 dengan potensi lestari lebih kurang 6,2 juta ton/tahun.  Tingkat pemanfaatan potensi perikanan laut tersebut baru mencapai 62% dari Maximum Sustainable Yield (MSY).  Pada tahun 2003 pemerintah akan meningkatkan volume tangkapan ikan laut   sampai dengan 80% dari MSY atau yang lebih dikenal dengan istilah Total Allowable Catch (TAC), sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan produktifitas penangkapan ikan di laut serta menjaga kelestarian sumberdaya ikan di laut (Ditjenkan, 1998).

            Perencanaan nasional jangka panjang di bidang perikanan secara rinci belum pernah ada, namun yang ada hanya perencanaan lima tahun secara umum.  Perencanaan jangka panjang harus dimulai dari data potensi ikan Indonesia yang nyata atau setidaknya mendekati kebenaran, karena data yang ada saat ini penuh dengan data “manipulasi”. Potensi sumberdaya ikan yang benar akan memudahkan pemerintah untuk mengatur alat tangkap ikan, kapal yang diperlukan serta estimasi kelimpahan ikan dari waktu ke waktu, termasuk industri perikanan serta menyangkut kesejahteraan nelayan.

            Ikan yang hidup di laut dapat dibagi dua yaitu : ikan permukaan (pelagic) yang hidup di dalam kolom air dari permukaan sampai dengan di atas dasar dan ikan dasar (demersal) yang hidup berada di dasar atau berasosiasi dengan dasar perairan.  Ikan dasar seperti : kakap (Lutjanus spp), kurisi (Nemiptherus spp), petek (Leognatus spp), manyung (Arius spp), dan lain sebagainya.  Alat tangkap ikan dasar yang biasa digunakan yaitu : jaring insang dasar, pancing dasar, trammelnet, cantrang, trawl, dan lain sebagainya. Alat penangkap ikan yang paling efektif dan efisien untuk menangkap ikan dasar adalah trawl dasar.

            Kepres No. 39 tahun 1980 merupakan keputusan untuk melarang pengoperasian trawl di wilayah perairan Indonesia , kecuali Indonesia bagian Timur.  Alat ini dilarang karena  diduga dapat merusak lingkungan perairan, mengguras sumberdaya ikan dan  menimbulkan ketegangan sosial antar nelayan. Alat tangkap trawl dasar yang diizinkan dioperasikan harus diberi tambahan alat pemisah ikan (API) atau biasa disebut dengan By Catch Excluder Divice (BED), sehingga hanya ikan yang menjadi target saja yang tertangkap alat ini dirubah namanya menjadi pukat udang (Shrimp net).

            Penelitian ini akan dilakukan untuk mengetahui berapa persen kemampuan trawl dasar menangkap ikan atau dengan kata lain berapa besar ikan yang berhasil meloloskan diri dari alat tangkap.  Sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang benar tentang trawl dasar, sebab selama ini trawl dasar dianggap  dapat merusakan sumberdaya ikan tanpa melalui pengkajian yang mendalam tentang trawl dasar. Trawl dasar tidak dilarang di negara-negara lain tetapi mereka hanya mengatur antara lain yaitu: jumlah kapal penangkapan di suatu daerah penangkapan, mengatur musim penangkapan (closed season), mengatur besar mata jaring, mengatur besar jaring dan ukuran kapal penangkap .

            Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas penulis ingin mempelajari kemampuan tangkap (Catch ability) dan kemampuan ikan untuk meloloskan diri dari alat tangkap trawl dasar atau yang biasa disebut dengan faktor lolosnya ikan (Escapement factor).                                                                                                     Perhitungan kemampuan tangkap dan faktor lolosnya ikan dilakukan dengan mengoperasikan alat tangkap trawl dasar bersamaan dengan alat akustik bim terbagi (Split beam acoustic system), yaitu alat akustik atau Scientifik Echo Sounder yang dapat dipergunakan untuk mendetekti kumpulan ikan (besar dan jumlah ikan) yang berada di alur penangkapan trawl.  Maksudnya adalah trawl dasar untuk mengetahui berapa jumlah hasil tangkapan dan berapa ukuranya tiap-tiap ikan hasil tangkapan, sedangkan alat akustik untuk mengetahui berapa banyak ikan yang berada di alur penangkapan. Sehingga hasil tangkapan trawl dasar dan hasil deteksi alat akustik dapat dibandingkan.

1.2.    Permasalahan

            Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar alat penangkap ikan trawl dasar merusak sumberdaya ikan, apakah betul seperti yang dituduhkan selama ini ?, dan apakah betul bahwa trawl dasar menguras habis ikan yang berada di alur penangkapan ?.

1.3.    Manfaat Penelitian.

            Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah tentang penghapusan alat penangkap ikan trawl dasar, maksudnya apakah masih perlu dipertahankan KEPRES NO. 39 Tahun 1980?. Mengingat keinginan pemerintah untuk meningkatkan volume hasil tangkapan  ikan laut dan trawl merupakan alat penangkap ikan yang produktif.

1.4.    Hipotesis

1.      H0;  Alat penangkap ikan trawl dasar tidak  dapat menguras habis ikan demersal di alur penangkapan

2.      H0; Catch ability Ή 100% dari kepadatan absolut ikan yang berada di alur penangkapan.

1.      STUDI PUSTAKA

1.1.    Tawl Dasar

            Trawl dasar adalah alat tangkap ikan yang terbuat dari jaring yang berbentuk kerucut dan dioperasikan dengan menyeret di dasar perairan dengan menggunakan kapal.  Untuk membuka mulut jaring baik secara vertikal maupun horizontal digunakan otterboard dan pada bagian atas dipasang, serta bagian bawah dipasang pemberat. Berdasarkan daerah operasinya trawl dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : trawl dasar (bottom trawl), trawl pertengahan (midwater trawl), dan trawl permukaan (pelagic trawl) (Nomura dan Yamazaki, 1977).

            Prinsip dasar dari metode penangkapan ikan dengan trawl adalah menyaring air dengan jaring agar ikan yang berada di dalam air tersaring, sehingga ikan tersebut terkumpul di kantong jaring.  Jaring ditarik dengan kapal motor, arah dan kecepatannya sama dengan kecepatan kapal.  Mulut jaring diusahakan seluas mungkin, ditarik dengan kecepatan tertentu pada selang waktu tertentu, menempuh suatu lintasan dengan harapapan mendapat hasil tangkapan tertentu (Ayodhyoa dan Baskoro, 1996).

1.1.1.      P erhitungan Hasil Tangkapan

            Jumlah hasil tangkapan trawl dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut  (Friedman, 1973):

Q = C1.r.F.v.t …………………………………….   (1)

Dimana;

Q = Hasil tangkapan per hauling /penarikan alat (ekor)

C1= Kepadatan absolut (ekor/m3)

 r = Koefisiensi penangkapan absolut, yang besarnya trgantung pada bentuk rancangan trawl dan sifat-sifat biologis ikan

F = Luas pembukaan mulut jaring (m3)

v = Kecepatan kapal (m/detik)

t = Lama penatikan jaring (detik)

            Efisiensi penangkapan absolut dihitung dengan persamaan berikut :

r = n – n1/n = 1 – n1/n -----------------------------  (2)

dimana;

r = Koefisiensi penangkapan absolut

n = Jumlah ikan yang terdapat di dalam air jalur penangkapan trawl (ekor)

n1 = Jumlah ikan yang dapat meloloskan diri (ekor).

            Sedangkan ikan yang dapat meloloskan diri dari trawl dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Ca = C/n  x 100% …………………………………  (3)

Ef = n1/n x 100% …………………………………. (4)

Dimana ;

Ca = Kemampuan tangkap trawl

C =  Hasil tangkapan

Ef = Kemampuan ikan untuk meloloskan diri dari trawl

 

1.1.2.      Sistem Akustik Bim Terbagi

            istem akustik bim terbagi (Split beam acoustic system) adalah perangkat akustik yang terdiri dari split beam transducer, split beam processor, dan program target strength, alat ini digunakan untuk mendeteksi ikan yang berada di dasar perairan.  Selain itu dapat memperinci lokasi ikan di dalam air dan orientasinya terhadap sumbu akustik. Hal ini penting untuk perhitungan target strength (Enherberg, 1981).

            Target Strength (TS) adalah kekuatan pantulan echo (gema), atau ukuran decibel intensitas suara yang dikembalikan oleh target, diukur pada jarak satu meter dari pusat akustik, relatif terhadap intensitas suara yang mengenai target (Coates, 1990).  Sedangkan menurut Burczynski dan Johnson, 1986 menyatakan bahwa Target Strength (TS) ikan memiliki hubungan yang ekuivalen dengan backscattering cross section (sbs) yang ditulis dalam persamaan sebagai berikut :

TS = 10logsbs  …………………………………………………………….  (5)

            Hubungan antara TS dan panjang ikan dapat ditulis sebgai berikut  (Foote, 1987):

TS = 20Log L – 68B  …………………………………..  (6)

Dimana; L adalah panjang cagak (fork length) ikan dalam cm.

 

3.  METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

            Pengambilan data dengan menggunakan Kapal Riset/Latih KM.Madidihang (300GT) milik Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, Departemen Kelautan dan Perikanan.  Kapal ini diperlengkapi dengan alat tangkap trawl dasar yang berukuran tali ris atas 30 m dan alat Scientifik Echo Sounder Split Beam System SIMRAD EK 500.  Selain itu kapal ini diperlengkapi dengan peralatan navigasi (Global Positioning System/GPS, Radar, Loran, Gyro Kompas, dan peralatan lainnya), Laboratorium basah dan kering, peralatan oseanografi, ruang kuliah, dan lain sebagainya.

 

3.2.Rancangan Penelitian.

            Rancangan untuk mendapatkan data primer yaitu dengan mengoperasikan trawl dasar bersamaan dengan alat akustik bim terbagi selama 30 menit sampai dengan 60 menit setiap kali setting (penurunan alat tangkap). Sedangkan metode analisis seluruh aspek yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah dengan menggunakan prosedur analisis Maclennan dan Simond (1992) yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilaksanakan, adapun prosedur tersebut sebagai berikut:

1.      Menentukan geografi alur riset penangkapan

2.      Echogram diperoleh dengan mengoperasikan alat akustik bim terbagi.

3.      Echogram diolah dengan menggunakan Echo integrator untuk menentukan nilai kepadatan absolut ikan demersal (ekor/m3) di alur penangkapan yang berdasarkan nilai  target strength.

4.       Menghitung hasil tangkapan trawl dasar.

5.      Hasil tangkapan diidentifikasi, diukur, dan ditimbang.

6.      Hasil tangkapan per setting (ekor/setting) dapat diketahui

7.      Kemudian hubungan antara kemampuan tangkap dengan kepadatn absolut ikan dasar dapat dihitung . Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 1.

 

Geogrfi Alur Riset

Penangkapan

Data

Echo Integrator

Echogram

Fungsi Target

Strengt

Data Hasil

Tangkapan

Pembagian Data Integrasi Echo Sesuai  Densitas dan

Kategori Target

 

Data Biologi Ikan Hasil Tangkapan

 

Densitas ikan Dasar di Perairan Maringgai

(ekor/m3)

 

Penyelesaian Perhitungan Hasil

Tangkapan (ekor/setting)

Hubungan antara Hasil Tangkapan Trawl Dasar dan Densitas Ikan

Gambar 1. Diagram alir prosedur analisis data

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ayodhyoa dan Baskoro M.S., 1996.  Trawl, Telaah Aspek Teknis. Diskusi Ilmiah: Pemanfaatan Smberdaya Ikan ZEE di Indonesia dan “ Permasalahan Pukat Harimau” di Indonesia. Fakultas Perikanan IPB. Bogor. 20hal.

Ayoma, 1973 Demersal fish stock and fisheries of Shouth Chinas Sea.  IPEC. SCS/DTV/73.  Rome

Burczynski, J.J.;Michaeltz and G.M. Marrone. 1987. Hydroacoustic Assesment of the Abundance and distribution of Rainbow Smelt in Lake Oahe.  North American J.Rish.Manag.&:106 – 116.

Direktorat Jendral Perikanan, 1999.  Statistik Perikanan Indonesia Tahun 1998. 78 hal.

Coates, R.F.W 1990 Underwater Acoustic System.  Macmilan Education, Ltd.

Foote, K.G. 1987. Fisch Target Strength for Use in Echo Integrator Survey. J. Acoust. Soc.Am, 82, 981-1.

Love, R.H. 1977. Target Strenght of an Individual Fish at any Aspect. J. Acoust. Soc. Am, (62): 1397 – 1403.

Maclennan, D.N. and E. John Simonds, 1992. Fisheries Acoustic. Chapman and Hall. London-New York-Tokyo-Melborne-Mandras. 35p.

Mouri K, Higo N, and Gotoh M, 11976. On an Approximation Applicable to the Designing of Trawl net-I; On the Net mouth Cetral Height of the Four Panelled Net.Mem.Fac.Fish Kagosima University. Vol.25 No.1.pp 107-115.

Naken.O and Olsen,K.1977. target Strenght Measurements of fish. Rappp.P,-V. Reun.Corn.Perm.Int.Explor.Sea CM.1975/B:25, 20pp.

Sparre. P. E. Ursin and  S.C. Venema. 1989. Introduction to Tropical Fish Stock Assesment. Part I Manual. FAO Fish. Tech. Paper No. 306. Rome. 337p.

Stepnowski, A. 1995.  Operation of Dual Beam Pocessing or Echo Integration. Local Project Implementation Unit (LPIU). Bogor Agricultural University. 83p.