© 2001. Nurdin
Jusuf
Posted 23 May 2001 (rudyct)
Makalah Falsafah
Sains (PPs 702)
Program
Pasca Sarjana / S3
Institut
Pertanian Bogor
Juni 2001
Dosen:
Prof Dr Ir
Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab)
Prof Dr Ir
Zahrial Coto
MODEL DAN
SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Oleh
e-mail:
nurdin_jusuf@yahoo.com
1.
PENDAHULUAN
Dilihat dari segi epistemology, pengambilan keputusan merupakan solusi terbaik didalam menyelesaikan berbagai macam masalah atau persoalan. Ontologi model dan sistem merupakan suatu alat didalam menyelesaikan berbagai macam masalah atau kehendak. Aksiologi mengetahui sebab - akibat terjadinya masalah atau persoalan untuk ditindaklanjuti.
Taylor (1911) dalam Linstone
(1984), memulai “Manajemen Ilmiah” dengan penelitian bersama pengoperasian
Perang Dunia II. Perang Atlantik
memerlukan pencarian kapal selam dan Britania memerlukan pemvektoran pencegat
pesawat terbang dengan menggunakan analisa matematika. Perang merupakan titik pembentukan
sistem-sistem baru dalam model dengan menandakan tingkat kerumitan yang
membutuhkan “analisa sistem” . Radar,
sistem pengatur api, peluru-peluru kendali dan strategi senjata nuklir dengan
kokoh menciptakan analisa sistem. Para peneliti mengembangkan teori permainan
dan analisa keputusan dengan peralatan tehnologi peramal. Pengembangan Camelot pada Potomac
membawa analisa sistem ke Whasinton. Biaya analisa keefektifan dan sistem
perencanaan pemrograman penganggaran menjadi de ngueur diantara cognocenti
dalam birokrasi.
Pada tahun 1967, Dekan Tehnik
Elektro dari Institut Tehnologi Massachusetts (MIT) menyatakan:
Saya meragukan jika ada krisis kota, tetapi jika ada MIT dapat memecahkan masalah tersebut dengan
cara yang dipakai dalam menangani Perang Dunia II (Thompson, 1971). Pada tahun
yang sama anggota kongres Emilio Q. Daddario memperkenalkan pada kongres H. R. 6698, RUU dibuat untuk mendorong perundingan dalam
merumuskan penilaian konsep tehnologi dan memperkuat proses legislatif dalam
bidang kebijakan tehnologi. Puncak pengharapan pada waktu ditempatkan analisa
sistem ditemukan dalam penelitian Max Ways “Perjalanan Menuju 1977”, dalam
Fortune: Kemajuan dari gaya baru (analisa sistem) adalah perkiraan paling tepat yang dapat dibuat kira-kira 10 tahun
ke depan. Pada tahun 1977, cara baru untuk
meramalkan masa depan yang akan diakui didalam maupun diluar negeri
sebagai sifat-sifat orang Amerika yang menonjol (Ways, 1967 dalam
Linstone, 1984). Rasa optimisme yang
dipancarkan oleh Ways didasarkan pada fakta-fakta dari keberhasilan analisa -
analisa terhadap sistem-sistem teknologi murni dan antisipasi dari penerapan
secara luas terhadap pembuatan keputusan-keputusan berdasarkan sistem-sistem
yang bukan tehnologi murni.
Kemudian, sepuluh tahun kenyataan
suram telah menggantikan perasaan senang dan bahagia (Hoos, 1979), era
tehnologi dalam pola dominan sangat berorientasi pada kebanyakan tehnologi dari
masalah-masalah yang didefinisikan sebagai tehnik alami yang diberikan
perlakuan bersama dengan mengawasi analisa sistem. Thompson (1971), mempertimbangkan pendekatan
analisa sistem terhadap sistem masyarakat sebagai kejahatan. Kebiasaan ilmu
pengetahuan dan tehnologi, pengembangan teori informasi serta transformasi
pengelolaan dan kebijakan menjadi lebih rumit.
Teori pengelolaan dapat bermanfaat, tetapi hanya pada batas-batas
tertentu tergantung pada pengelolanya.
Kemudian, pendekatan-pendekatan analisa sistem rasional maupun
tradisional merupakan omong kosong dalam proses penilaian tehnologi (Linstone,
1984).
2. PANDANGAN DAN BATASANNYA
Ilmu dan tehnologi menggambarkan
kemajuan agama di zaman moderen. Dari Galileo sampai Apollo Lunar,
dari Darwin sampai DNA, paradigma ilmu dan tehnologi menghasilkan penemuan.
Pandangan dunia meliputi sifat-sifat sebagai berikut:
a. Definisi masalah-masalah yang sifatnya
abstrak berasal disekitar dunia, yang
mana masalah-masalah dapat
diselesaikan.
b. Seoptimisan atau penyelidikan untuk sebuah solusi.
c. Pengurangan sistem pendidikan dalam kurikulum
sangat terbatas dan terintegrasi
diantaranya.
d. Kepercayaan pada data dan model-model serta
kombinasinya, sebagai cara dari
pemeriksaan.
e.
Banyaknya informasi.
f. Keobyektifan, diasumsikan bahwa ilmuan
adalah seorang peneliti dari sistem yang dipelajari (kebenaran berasal dari
penelitian).
g.
Ketidak pedulian atau pengucilan individu.
h. Pandangan waktu gerakan sebagai garis lurus
(penerimaan menyeluruh tanpa mempertimbangkan perbedaan resepsi).
Penerapan matematika dan tehnologi
telah lama digunakan sebagai alat oleh ilmuwan dan sifat-sifat evolusi dapat
terorganisir. Dengan memakai perancang sistem yang baik dalam analisa perangkat
keras dan lunak. Model struktural dan
sistem dinamis diilustrasikan seperti alat-alat (Linstone, 1984).
Memperbesar pengaturan semua sistem masyarakat dan masalahnya yang mengartikan
sebagai “man on the moon” (Hoos, 1979). Dengan meletak seorang pria
dibulan, kekosongan dapat diisi oleh:
1. Kurangi kejahatan dikota-kota,
2. Kembangkan transportasi umum,
3. Lepaskan kemisknan,
4. Menawarkan persaingan kepada jepang
dalam mobil dan baja,
5. Menyediakan lapangan kerja.
2.1. Masalah dan Pandangan Solusi
Jika berbicara mengenai “masalah” ,
telah memikirkan solusinya. Dengan menghadirkan masalah jika ada solusinya,
dimana setiap solusi baru diciptakan
oleh tehnolgi. Fasilitas kesehatan dapat mengurangi kematian tetapi dapat juga
meningkatkan jumlah penduduk yang semakin padat, Mengenalkan kebiasaan di Eropa dan Afrika
memproduksi makanan pada waktu jangka pendek. Hal ini dapat diungkapkan bahwa
lebih baik menghindarkan masalah dari pada menyelesaikan masalah.
2.2. Optimasi atau Pencarian Solusi Terbaik
Biaya analisa keuntungan dan pemrogaman
linear adalah ciri khas pencarian solusi optimal. Hal ini biasanya timbul
sebagai suatu kejutan pada penggunaan pola sistem penempatan yang kompleks
tidak diatur sendiri dengan prinsip optimasi.
Holling (1977), sistem ekologi mengurangi kesalahan untuk kegagalan
dalam perdagangan, dengan bertahan dari kesalahan dalam menemukan cara biaya
kesalahan daripada tetap berada dalam suatu kesalahan. Dengan berkesempatan
untuk memaksimalkan kebebasan daripada membatasi menyeleksi yang terbaik.
Evolusi menunjukkan bahwa strategi perlindungan kesalahan adalah sudah menjadi
sifat dunia dengan waktu yang tidak dapat diramalkan.
2.3. Pengurangan
von Foerster (1972), penemuan
pertama tentang proses reduksi. Dimana masalah yang lebih kompleks yang tidak
dapat dipecahkan, salah satu cara adalah dengan mengubah kepopularitas dan
kesuksesan. Jika sistem kompleks disederhanakan dengan membagi kedalam
subsistem, bila tidak dapat menemukan subsistem dapat mengurangi sistem
terlebih dahulu. Kemudian masuk pada masalah yang dapat dipecahkan.
Pemodelan adalah dasar utama yang
tidak dapat dipungkiri dan meresap kedalam sistem yang kompleks tapi sederhana
untuk menjelaskan analisa. Penggunaan rata-rata (mekanika statistik dalam
fisika, pendapatan produksi / kapita dalam ekonomi) dan probabilitas (kesalahan
struktur resiko pada kesehatan) mempunyai sistem latihan dengan elemen yang
sangat luas.
2.4. Kepercayaan Pada Data dan Model
Sebuah refleksi dari pengurangan
reduksi terhadap prospek pemaksaan ilmu pengetahuan dan teknologi kemodel-model
yang telah ditetapkan (Churcman, 1977):
a.
Lockean-empirical, persetujuan observasi data secara jujur sangat
diutamakan dan tidak ada pengakaran
dalam setiap pertimbangan keputusan.
b.
Leibnizian-model formal, penjelasan teori dari kebenaran hasil analisa dari semua data-data asli.
c.
Kantian-model teoritis dan satu data empiris dengan lainnya tidak dapat terpisahkan, kebenaran
adalah sintesa, model multipel menghasilkan Sinergism.
Segi keuntungan pada strategi
pengelolaan mencermin kecendrungan yang sama dengan perencanaan kebijaksanaan
perusahan. Penggunaan kurva sederhana
dalam penyebaran ekonomi menunjukkan pengaruh besar terhadap modal sebagai
sumber pengertian dalam proses ekonomi. Kurva menunjukkan adanya optimalisasi
tarif pajak yang merupakan salah satu pemasukan pemeritah.
Tujuan bentuk model dengan mudah
menuntun berbagai pemikiran kelompok, sebagai sistem dinamis atau bentuk
pemasukkan, pengeluaran proliperates dan jumlah model multi play,
konfirensi, surat, dan buku yang menciptakan suatu komunitas. Model menjadi kenyataan terhadap kemampuan
komputer tapi membingungkan terhadap kemampuan untuk menyajikan system sucio
technical complex. Pembahasan ini
menimbulkan perbedaan antara dua pendekatan:
a.
Berusaha menggambarkan socio tehnikal secara kompleks dengan
mengubah kedalam bentuk matematika,
misalnya; simulasi dengan menggunakan skala besar, komputerisasi beberapa bentuk
model.
b.
Mencari model abstrak dalam membantu jalannya pikiran, menyatakan
petunjuk yang mungkin atau memperlihatkan beberapa aspek dari jalannya sistem
atau kebiasaan dengan cara yang berbeda.
Tujuan model masa depan yaitu:
a.
Teori keseimbangan dengan objektifitas.
b. Pemecahan suatu masalah bukan dengan mengaplikasikan metodologi.
c. Membuat bentuk yang sangat sederhana.
2.5. Perhitungan
Pada zaman Junani kuno Phytagoras
mencoba menemukan atau mencari ekspresi matematika dengan menempatkan pada
manusia yang tidak bergerak. Pada saat ini komputer menjadi suatu instrumen
yang ideal untuk melaksakan perhitungan. Gress Hams menyatakan bahwa kualitas
analisis cenderung menghasilkan analisa berkualitas. Selanjutnya, Zadeh Fuzi (1965) dalam
Linstone (1984) , menempatkan teori dengan mengembangkan kualitas dari setiap
kuantitas dengan menggunakan format dalam komputer.
Mengukur atau menghitung ukuran
rumah, lapangan, tanah dengan satuan yang dinamakan “feet” merupakan
sesuatu yang tidak dapat diterima karena bukan ukuran standar. Tversky dan Kahneman (1974) menyatakan bahwa
penyelesaian yang berhasil, seperti: membuat suatu produk baru, keseimbangan
mempunyai sebuah karakter yang konjungtif dalam menciptakan keberhasilan,
setiap detail peristiwa harus diperhatikan.
2.6. Objektivitas
Pemeriksa publikasi ilmiah dan
tehnologi menyukai cara tradisional dengan menggunakan orang pertama tunggal
atau jamak. Pengarang dilarang menggunakan pemakaian kata-kata yang terlalu
banyak dan sukar dengan membuang saya atau tidak dalam tulisannya, karena
dinodai dengan subjektivitas. Paling tidak asumsi dari objektivitas pada bagian
ilmiah dan tehnologi menyatakan lebih sering sebagai mitos. Churchman (1977), menulis tentang ilmu
sosial yaitu salah satu mitos yang paling tidak masuk akal dari ilmu
pengetahuan sosial adalah “objektifitas” yang terjadi dalam hubungan
antara ahli ilmu pengetahuan dan orang-orang yang ditinjauannya.
Dengan dapat berdiri sendiri dan
meninjau secara objektif bagaimana seseorang berprilaku , bagaimana sikap
mereka, bagaimana mereka berpikir, bagaimana mereka memutuskan. Sebuah
pengamatan adalah objektif jika hal tersebut ditempatkan dalam pemikiran dari seseorang pengamat yang tak
berprasangka. Untuk mengukur
objektifitas dalam pengertian tradisional adalah ilmu fisika dengan pelajaran
tentang ilmu bulan Apollo. Objektifitas tidak dapat terjadi dalam
hubungan antara ahli ilmu pengetahuan sebagai peninjau dan orang yang ditinjaunya
(Forrester, 1971).
2.7. Pengabaian
Adam Smith terhadap biarawan barat,
perhatian dinyatakan melebihi bahaya dari pengabaian perorangan dan
kehilangannya dalam kumpulan pandangan. Smith berkata 200 tahun yang lalu
yaitu: Sistem dari seseorang memperlihatkan gambarannya yaitu mengatur anggota
yang berbeda dari suatu perkumpulan besar dengan semudah tangan mengatur bagian
yang berbeda di atas papan catur. Dengan memikirkan bagian-bagian di atas papan
catur yang tidak memiliki prinsip gerak yang berbeda, dimana percaturan besar
dalam kemasyarakatan manusia mempunyai sebuah prinsip gerak dari kepemilikan
bersama (Schneider, 1948 dalam Linstone, 1984).
Model ekonomi harus mengumpulkan
beberapa hal, dimana salah satu hal yang dikumpulkan adalah anda. Dalam skala
besar anda dikelompokkan dalam kelas-kelas besar. Dengan pandangan tentang
keunikan individu, hal ini tidak memperhitungkan beberapa banyak orang atau
beberapa orang (Churchman, 1977).
2.8. Persepsi Waktu
Pandangan dunia ilmu pengetahuan
dan tehnologi memperhatikan fisika-waktu antariksa, dimana waktu sebagai
dimensi atau variabel penting dalam menggenggam sistem dinamik-dinamik.
Penghancuran memaksakan kepada teori realita, dengan memandang tentang
perubahan waktu terhadap kecepatan pengamat dalam sebuah dunia Einstein.
Penawaran ekonomis sebagai sebuah potongan nilai untuk masa depan dolar agar
mempengaruhi nilai sekarang.
Setiap individu memiliki konsep
waktu pribadi, dimana masa depan seseorang diperuntukkan dengan gaya hidup
Spanyol, dengan penempatan kebutuhan Maslow dan mempertimbangkan individu yang
lainnya. Ukuran waktu telah menjadi lawan asas yang besar terhadap dunia
moderen, kata-kata dan gambaran-gambaran dikirim dengan segera, tetapi konteks
dan arti tidak datang melalui kesan yang samar-samar dengan menciptakan
penyesuaian diri lebih lambat dan sulit (New York Time, 28 Desember 1979).
3. MODEL
Menerima model ganda memerlukan kesungguhan
menilai secara intelektual dalam soal pengalaman dunia dan kedewasaan. Dalam matematik, pada abad ke 19 petualangan
Euclidean, Riemannian, dan Geometri Lobacchevskian, dimana Antropologi ini
menggunakan tiga model, yaitu kebudayaan, masyarakat, dan perseorangan
(Kluckhom dan Mowrer, 1944 dalam Linstone, 1984). Dalam pendidikan
sosial, model ini berdasarkan “penelitian campuran” pada politik dan sistem
pendekatan untuk membuat suatu keputusan.
Religius, sebagai awal dari ilmu harus tetap bertahan pada satu pendapat yang berdasarkan kekuasaan. Adanya kekuatiran pada pandangan yang lain, hal ini tercermin pada pemeriksaan berdasarkan pengucilan oleh pihak cendekiawan dan tehnik penganiayaan yang lain.
3.1.
Model Allison
Allison (1969 dan 1971),
menggunakan tiga model dalam menguji krisis misille Cuba: Model I, pemain yang
paham; Model II, proses organisasi; dan
Modell III, birokrasi politik.
Model I dan II dapat menjadi dasar
ilmu pengetahuan yang nampak pada era 1950-an dan 1060-an. “Pendidikan” RAND
dan murid yang dihasilkan merupakan pelajar yang rasional sesuai dengan buku
dan pengalaman, hal ini dialami
oleh Dror (1968) ; Quade dan Boucher
(1967). Model proses organisasi
digambarkan secara garis besar oleh sekolah organisasi pembuat keputusan
Simon-March. Allison banyak mengambil
bagian-bagian model II dari Cyert dan
March (1963) dalam Linston (1984), dimana meneliti bagaimana reaksi
dampak yang dominan terhadap ekonomi pada aktivitas perusahan yang semata-mata
merupakan penggerak dari pasar. Sebagai
alternatif, menggunakan “proses utama”
sebagai aturan struktur dalam menjalankan perusahaan. Keuntungan hanya
dapat diperoleh berdasarkan keputusan bisnis, dimana keberhasilan dicapai
melalui tawaran dan kesepakatan diantara sebagian besar sub unit dalam
berorganisasi dan memaksimalkan keuntungan merupakan suatu keharusan.
Berdasarkan teori ekonomi yang berlaku pada perusahaan, pembuat keputusan
beranggapan bahwa menyelesaikan masalah, memecahkan karakteristik dengan tidak
menyelesaikan informasi akan lebih banyak condong kepada pandangan organisasi.
3.2. Teori Steinbruner
Steinbruner (1974) mengemukakan
teori pemeriksaan keputusan dengan berdasarkan hasil penelitiannya terhadap
aplikasi dari bermacam-macam teori terhadap suatu keputusan mengenai berbagai
usulan untuk NATO. Selanjutnya, tertarik
pada segi analisis politik dengan membatasi tiga pandangan terhadap paradigma
yang terpisah, yaitu: perhitungan atau analisis, pemeriksaan dan pengamatan.
Paradigma analisis menjelaskan
penelitian operasi atau proses sistem analisis yang mengevaluasi alternatif dan
penjelasan keputusan dengan ukuran yang tepat.
Sering sebuah model dapat diartikan dengan sebab akibat. Paradigma
pemeriksaan, dengan melihat sistem konsep ketehnikkan dari mekanisme servo atau
umpan balik yang otomatis sebagai suatu
perbedaan yang mendasar dalam pengambilan keputusan. Kritikan yang sederhana
dalam permasalahan yang kompleks atau rumit menunjukkan pengurangan variasi dan
membatasi hal-hal yang tidak menentu. Paradigma pengamatan, pengelolaan
informasi dilakukan secara langsung dengan persamaan ingatan, ketepatan,
kenyataan, kesederhanaan dan kemantapan sebagai dasar untuk proses informasi
mental.
3.3. Pandangan Anderson
Anderson (1977), melaksanakan perluasan kebijakan dari pendidikan khusus, dimana simulasi sistem dinamik disusun sebagai sebuah elemen dari suatu usaha. Selanjutnya, memeriksa dampak dari model atas keputusan dengan menggunakan proses pemikiran, pengorganisasian dan pemeriksaan pandangan. Selanjutnya, mengambil pandangan rasionalnya langsung dari model satu Allison, pengorganisasian pandangannya serupa dengan model dua Allison dan pandangan kesadarannya dari pradigma kesadaran dari Steinbruner. Kemudian, menulis tentang pertanyaan mengenai, ”harus seperti apakah pandangan itu”. Calon yang paling aktif adalah model politik birokrasi, model politik murni atau sebuah model kesadaran, dimana perincian dari permasalahan membantu dalam membuat pilihan.
Anderson (1977), jika sepakat
bersama, perspektif yang diciptakan atas dasar model yang digunakan dengan
birokrasi dapat lebih tepat (lengkap) dan menghasilkan pengertian yang mendalam
tentang suatu waktu.
3.4. Sumber Yang Lain
Pokok azas persamaan antara satu
atau beberapa macam perspektif terhadap pemikiran disampaikan oleh Berlin
(1967) dalam Linstone (1984)), dengan judul makalah “Landak dan Rubah”
yang diambil dari syair Yunani “Rubah tahu tentang apapun tetapi Landak
lebih banyak tahu”. Dengan
meneruskan pada pilihan terhadap satu sisi yang menceritakan tentang satu pandangan, satu sistem atau banyak yang masuk
akal pada saat dia mengerti, memikirkan dan merasakan kesatuan. Didasari atas tidak adanya moral atau prinsip
kepercayaan, ini hanya tinggal kehidupan dalam melakukan atau menyediakan ide
yang beraturan kearah cerita yang sentripetal dengan berjalan pada berbagai
tingkat. Harrison (1975), menyatakan
bahwa kebutuhan-kebutuhan untuk sebuah perspektif multi media meliputi 4 aspek
yaitu:
a. Menggambungkan dengan menekankan
beberapa taraf yang tidak dapat
dipisahkan didalam proses total,
b. Antar cabang ilmu pengetahuan dengan
menekankan penyatuan disiplin kuantitatif dan ilmu pengetahuan sosial
(berhubugan dengan tingkah laku manusia, seperti sosiologi, antropologi atau
psikologi) berpengaruh terhadap lingkungan,
c. Menghubungkan satu sama lain dengan
menekankan keterbatasan dan ketidakleluasan yang ditentukan oleh kedua pembuat
keputusan serta merupakan pilihan yang memuaskan,
d. Hubungan timbal balik dengan
menekankan kesangkutpautan pembuatan keputusan di semua fungsi-fungsi manajer
dengan menekankan pada fakta-fakta dalam perencanaan dan kontrol.
4. SISTEM
4.1. Apa Yang Dipahami
Pada umumnya bentuk suatu sistem
meliputi manusia, alam, dan tehnologi secara sendiri-sendiri atau secara
bersama-sama membentuk sistem. Beberapa contoh:
a.
Secara sendiri-sendiri:
- Manusia : Sistem biologi
- Alam : Sistem matahari
- Tehnologi :
Satelit komunikasi
b.
Secara bersama-sama
- Manusia -Tehnologi : Kinciran angin
- Manusia - Masyarakat : Sistem hukum
- Alam – Manusia -
Masyarakat : Pedesaan
- Manusia – Masyarakat -
Tehnologi : Sistem informasi
Sistem sosiotehnologi akan menjadi
fokus pembahasan, dimana masalah-masalah dan issu-issu tidak hanya menyangkut
masalah-masalah sosial dan kemanusiaan, tetapi berkaitan erat dengan lingkungan
dan tehnologi yang dapat membantu, menyusahkan atau merubah manusia
tersebut. Manusia bisa membuat keputusan
- keputusan untuk mengembangkan, membatasi, merubah atau meniadakan
tehnologi. Juga, manusia dapat dipandang
dari dua aspek yaitu sebagai mahluk sosial dan individu.
Dalam sistem sosiotehnologi ditunjukkan tiga bidang yang saling melengkapi yaitu: tehnologi, organisasi, dan individu. Berbagai elemen yang perlu diperhatikan dalam sistem sosiotehnologi, antara lain:
a.
Tehnologi
Dalam menggambarkan sistem sosiotehnologi
diawali dari elemen tehnologi, yang menunjukkan keterkaitannya dengan berbagai
unsur, seperti: technical experts (para ahli dibidang fisika nuklir
dalam pengembangan reaktor nuklir atau sumber energi).
b.
Keadaan lingkungan secara fisik
Aspek tehnik lingkungan dari suatu tehnologi
menyangkut tanah, laut, udara, dan ruang dimana semua komponen adalah mati dan
hidup, misalnya adanya perubahan lapisan ozon.
c.
Keadaan sosiotehnologi
Suatu keadaan dimana elemen-elemen
organisasi dan tehnologi bercampur baur. Tehnologi saling mempengaruhi
organisasi dan kelompok dalam berbagai cara,
misalnya komputer mempengaruhi
proses pengambilan keputusan dan operasi perusahan.
d.
Keadaan tehnopersonal
Tehnologi mempengaruhi dan dipengaruhi
individu, dimana interaksi demikian tidak mungkin dipahami dengan hanya
memperhatikan individu secara kolektif atau kelompok. Telekomunikasi mempunyai pengaruh yang kuat
pada kejiwaan manusia. Hasil komputer akan
mempengaruhi pikiran manusia disebabkan oleh pengaruh ilmu pengetahuan. Televisi
menciptakan suatu realitas.
e.
Pelaku-pelaku organisasi
Organisasi sama tuanya dengan peradaban
manusia dan lebih tua dengan ilmu pengetahuan.
Keluarga, suku, desa, negara, gereja, perkumpulan, serikat, partai,
perusahaan, semuanya merupakan organisasi yang erat kaitannya dengan
tehnologi. Unit masyarakat yang paling
dasar “keluarga” sangat dipengaruhi oleh tehnologi. Organisasi dapat dijelaskan dalam arti formal
maupun non formal.
f.
Pelaku-pelaku individu
Seseorang dalam kelompok atau organisasi
akan berbeda dengan seseorang tersebut sebagai individu. Sebagai anggota kumpulan, melepas beban
tanggung jawab, namun sebagai anggota kelompok bisa saja kehilangan kebebasan
atau kreatifitas.
g.
Tindakan
Unsur ini menggambarkan sejauh-mana
saling pengaruh - mempengaruhi antara organisasidan individu.
h.
Keputusan
Elemen menggambarkan hasil dari tindakan
yang dilakukan, dimana suatu keputusan memperhatikan dan menerapkan suatu
kebijakan. Keputusan dapat berarti sebagai
konsekuensi tidak langsung dari semua elemen - elemen yang ada, namun bukan
berarti proses sudah berakhir. Suatu
keputusan bisa juga merupakan pengaruh yang kuat dari tehnologi dan merubah
evolusinya menuju pengaruh - pengaruh perubahan melalui elemen –
elemennya.
4.2. Bagaimana Memahami
Konsep untuk mempelajari sistem
sosiotehnologi, tidak dibatasi secara ketat dalam proses pengambilan
keputusan, sebagaimana yang telah
dilakukan Allison, dengan menjelaskan
kelemahan-kelemahan forecasting dengan menggunakan multipel perspektif
Dengan mengemukakan: technical
perspective (T), organizational perspektive (O) dan personal
perspektive (P). Kata perspektif
digunakan untuk membedakan bagaimana memahami dari apa yang diamati, yaitu
suatu elemen. Contohnya, katakanlah elemen adalah organisasi. Dari perspektif tehnis (T), dapat melihat organisasi sebagai
struktur hierarchy. Dari
perspektif organisasi (O), dapat melihat organisasi yang sama sebagai suatu
kekuatan atau kelemahan. Dari perspektif
personal (P), dapat melihat organisasi sebagai jaminan kerja, suatu peluang
untuk menggunakan kekuasaan atau suatu tahapan untuk beroperasi.
Berkaitan dengan “how “ dan
“what” dapat menetapkan: penggunaan
dari perspektif T untuk memahami elemen tehnis; perspektif O untuk memahami
elemen organisasi, dan perspektif P untuk memahami elemen individu adalah
penting, namun bukan berarti sudah memadai.
Hal ini tak dapat dibayangkan bahwa suatu elemen tehnologi dapat
dipahami tanpa menggunakan perspektif tehnologi, dimana perspektif organisasi
dan personal akan menambah wawasan.
a.
Perspektif tehnologi
Penilaian tehnologi adalah suatu
pendekatan analisis sistem untuk memberikan suatu kerangka konseptual yang
mnyeluruh dan lengkap, baik dalam ruang lingkup maupun waktu, dengan tujuan
pengambilan keputusan mengenai pemanfaatan tehnologi dalam kemasyarakatan. Tehnologi dan lingkungannya dipandang sebagai
suatu sistem.
b.
Perspektif organisasi
Perspektif organisasi memandang dunia
dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dipengaruhi dan mempengaruhi
organisasi. Perhatian utama “apakah
suatu kebijakan baru akan merupakan ancaman bagi keberadaan organisasi atau
stabilitas, dimana kebijakan baru tersebut sesuai standar prosedur operasional
yang ada. Organisasi bisa juga
menyangkut kekuasaan, formal atau informal, bersifat hierarchy atau
tanpa hierarchy, permanen atau insidentil.
c.
Perspektif personal
Perspektif personal memandang sudut
pandang dan kemampuan berpikir seseorang sebagai kata kunci. Perspektif personal meliputi aspek-aspek yang
berhubungan dengan individu terhadap sistem sosiotehnologi. Intuisi, kharisma, kepemimpinan, minat akan
memainkan peran yang vital dalam kebijakan dan pengambilan keputusan
seseorang.
5. ILLUSTRASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP
SEKTOR UMUM
Dengan mengintervensi dalam
perjuangan Vietnam, Amerika Serikat telah mencoba untuk menyesuaikan strategi
globalnya yang anti komunis. Pertama
dengan mempertimbangkan sektor umum
dengan illustrasi mencakup dari perang sipil hingga tahun 1980 an,
pemerintahan lokal ke pemerintah nasional, tehnologi sederhana ke sistem yang
canggih.
5.1. Tehnologi Militer dan Keputusan Wilayah Nasional
Perspektif tehnologi telah
digunakan secara luas dalam memperkirakan dan menilai tehnologi militer sejak
perang dunia kedua. Studi ini juga telah dilakukan atas pengaruh persenjataan
baru U.S terhadap strategi Soviet.
Terdapat tiga inovasi dalam tehnologi militer dan mempelajari arti
penting dari perspektif organisasi dan personal:
a. Pengenalan tentang kapal baru dalam
Angkatan Laut Amerika Serikat,
b.
Pengenalan tentang persenjataan baru dalam Angkatan Darat Amerika
Serikat,
c. Pengenalan senjata nuklir dalam suatu
peperangan oleh Pemerintah Amerika
Serikat.
Dalam tahun 1868 Angkatan Laut
Amerika Serikat telah memesan Kapal
Perusak “ The Wampanoag”
bertehnologi tinggi dan berbobot 4200 ton dengan kecepatan 17 knot. Penggunaan persenjataan M 16 sebagai standar
persenjataan bagi Angkatan Darat Amerika Serikat pada tahun 1960 an. Sikap
(kebijakan) Angkatan Darat Amerika Serikat (organisasi) menunjukkan pada sikap
konsistensi dalam menghadapi penemuan tehnologi maju. Tindakan tersebut dalam mempertahankan
posisinya. Persenjataan adalah sistem
yang paling dasar di Angkatan Darat.
Oleh karena itu, keputusan-keputusan untuk menggantikan M 16 merupakan
hal yang sangat serius. Sejak Perang
Sipil, sejarah persenjataan Angkatan Darat Amerika Serikat telah menjadi
sesuatu yang sangat menarik, menunjukkan aspek-aspek tehnologi, organisasi, dan
personal. Misalnya, dalam proses
pengambilan keputusan penggunaan M 16, didasarkan pada analisis yang
dilakukan Fallows (1981) dalam Linstone
(1984) dan didiskusikan dengan Departemen Pertahanan.
Keputusan untuk menggunakan Bom Atom. Illustrasi ini berkaitan dengan penemuan yang paling berpengaruh dalam tehnologi militer, apakah menggunakan atau tidak Bom Atom dalam pertempuran. Perspektif tehnologi dominan, namun didukung perspektif organisasi dan perspektif personal dalam proses pengambilan keputusan. Dari uraian diatas, terlihat bahwa proses pengambilan keputusan dalam persenjataan militer Amerika Serikat dapat dijelaskan melalui perspektif tehnologi, organisasi dan personal.
5.2. Krisis Lokal
Mt.St. Helen, salah satu gunung berapi yang tidak aktif
di Negara Bagian Washington USA,
menunjukkan tanda-tanda aktif dalam bulan maret 1980 dan sepenuhnya aktif
dengan letusan yang dramatis pada tanggal 18 maret 1981. Puncak gunung tersebut
telah berubah dari ketinggian 9.700 feet menjadi 8.300 feet. Jumlah energi yang dikeluarkannya setara
dengan 500 kali sewaktu Bom Atom diledakkan di Kota Hirosima. Lebih 44.000 acre (1 acre =
0,4646 ha) pohon tumbang serta aliran lahar dan lumpur ledakan gunung tersebut
telah menyebabkan kerusakan yang luar biasa dan lebih dari 60 % penduduk telah
dilaporkan meninggal dan hilang serta kegiatan sporadis dari ledakan gunung
berapi tersebut terus berlangsung.
a.
Perspektif tehnologi
Menurut sejarah, Korp Jeni Angkatan Darat Amerika Serikat telah ambil bagian dalam pengendalian banjir dengan cara pemecahan struktur, yaitu membangun bendungan dan tanggul – tanggul atau dermaga serta pengerukan saluran sungai. Mengingat ledakan 18 mei yang tiba-tiba dan dahsat, tindakan-tindakan struktur oleh suatu Korp Angkatan Darat adalah tindakan yang dapat dilakukan dalam jangka pendek.
b.
Perspektif organisasi
Berbagai perwakilan yang memegang peranan
penting ikut ambil bagian, antara lain: The
U.S. Forest Sevice, the U.S.
Geological Survey (USGS), Federal Emergency Management Agency (FEMA). Menarik sekali bahwa perspektif organisasi
mempengaruhi atau menjawab pertanyaan-pertanyaan organisasi dan tehnologi. Sebagai contoh, U.S. Forest Service
dan USGS terus menerus berebeda pendapat terhadap perkiraan endapan.
c.
Kesimpulan
Letusan Mt. St. Helen memainkan peran sebagai stimulus yang
kuat bagi para ilmuwan, dimana Mt. St. Helen seolah-olah menjadi laboratorium
yang hidup, yang tidak habis-habisnya untuk diteliti, dan suatu justifikasi
bagi para peserta kongres atau pertemuan.
Dalam kegiatan-kegiatan ini, perspektif teknologi berlaku, namun dalam
pemecahan persoalan yang efektif memerlukan perspektif organisasi.
DAFTAR BACAAN
Andersen,
D.F. 1977. Mathematical Models and Decision Making in
Bureaucracies: A Case Story Told from Three Points of View. MIT: Ph.D.
Dissertation
Churchman,
C. W. 1977. A Philosophy for Planning, in Futures
Research: New Directions, H. A. Listone and W.H.C. Simmonds, eds.
Addison-Wesley Publishing Co., Reading, Mass.
Forrester, J.L. 1971. World
Dynamics, Wright-Allen Press, Cambridge, Mass.
Hoos, I.R. 1972. System
Analysis in Public Policy: A Critique, Univ. of California Press, Berkeley,
Calif.
Harrison, E.F. 1975.
The managerial Decision-Making Process. Hougton-Mifflin Co., Boston, Mass.
Holling, C.S. 1977. The
Curious Behavior of Complex System:
Lessons from Ecology, in Futures Research: New Directions, H.A.
Listone and W.H.C. Simmonds, eds. Addision-Wesley Publishing Co., Reading,
Mass.
Linstone, H.A. 1984. Multiple
Perspectives for Decision Making. Bridging
the Gap between Analysis and Action, North-Holland.
Steinbruner, J. D. 1974. The
Cybernetic Theory of Decision, Princeton University Press, Princeton, N.J.
Thompson, W. I. 1971. At
The Edge of History, Harper and Row, New York.
Tversky, A. and Kahneman, D. 1974. Judgement
Under Uncertainty: Heuristics and Biases, Science 185, 1124-1131.
Von Foerster, H. 1972. Responsibilities
of Competence, J. Cybernet. 2 (2), 1-6.