©2003 Budi Setyo Utomo                                                                                   Posted July 4, 2003
Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS702)
Program Pasca Sarjana / S3
Institut Pertanian Bogor
Juli 2003

Dosen :
Prof. Dr. Ir. Rudy C Tarumingkeng

 

 

 

PROGRAM PENGENDALIAN ALAM FIKIRAN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SILVA

(Psychorientology)

 

 

 

Oleh :

 

 

Budi Setyo Utomo

 

E-mail:  bustom@indosat.net.id

 

 

 

 

 

1.   Pendahuluan

 

Program pengendalian alam fikiran, telah lama dibicarakan didunia, dan telah sukses dimana-mana. Banyak orang yang mengalami kemajuan pesat dalam kehidupannya setelah mempelajari methode program tersebut.

Banyak aliran-aliran yang mengajarkan methode tersebut, dan ada bermacam-macam teknik meditasi untuk dapat memahaminya. Antara lain di Indonesia dikenal dengan istilah tenaga dalam, di china dengan chi, di Jepang dengan ki, di India dengan yoga, di Filipine dengan prana, dan banyak lagi. Dalam penulisan ini penulis membatasi metode tersebut dengan salah satu saja yaitu dengan menggunakan methode silva,

Suatu penyembuhan pribadi akan merupakan bukti yang paling meyakinkan mengenai rahasia kekuatan alam fikiran kita tersebut. Bermacam-macam penyakit dapat disembuhkan melalui teknik-teknik pengendalian alam fikiran kita. Dalam keadaan darurat, bila ada bahaya, kesulitan, dalam keadaaan sakit, dan ancaman maut, kita tanpa sadar telah melakukan teknik pengendalian alam fikiran kita sehingga kita dapat dihindarkan dari segala cobaan diatas.

2.   Sejarah Penemuan Methode Silva

Penyelidikan mengendalikan gelombang alam fikiran (mind) dimulai di Laredo, Texas, USA dalam tahun 1944. telah dimulai penyelidikan untuk memperbesar faktor I.Q. (intelligence qoefficient) pada siswa yang dijadikan percobaan.

Metode silva ini mengajarkan bagaimana cara kita menggunakan fekuensi pusat pikiran pada keadaan sadar

Metode ini mengembangkan suatu proyeksi deteksi efektif yang dapat kita kendalikan sendiri. Pengetahuan baru ini dinamakan Psychorientologi oleh Jose Silva, yang mengantarkan metode program pengendalian alam pikiran. Jose Silva adalah salah satu cerita sukses dari Amerika , beliau dilahirkan oleh keluarga miskin di pinggiran kota Texas-Mexican. Sejak usia 4 tahun beliau sudah menunjukkan bakat yang cemerlang, beliau juga percaya bahwa seseorang yang mempunyai intelegensia tinggi pasti sukses apabila ia mau berusaha. Tanpa pendidikan formal, tanpa pembimbing, tanpa dukungan orang lain, tanpa modal, tanpa pengantar orang lain, dia hanya mengikuti petunjuk dari intelegensianya yang tinggi untuk menjadi seorang yang businesman yang sukses. Tahun 1944 ia mulai melakukan penelitian alam pikiran dan kemampuan manusia. Tahun 1966 mulai membentuk training alam pikiran yang pertamakali di dunia, dan tersebar di Amerika dan lebih dari 100 negara lain.

Tahun 1997 dia merubah perhatiannya kepada hal-hal yang sangat diminatinya yaitu tentang bagaimana mendapatkan petunjuk dari tingkat kecerdasan yang tinggi sehingga dapat memenuhi tujuan hidup kita. Singkatnya sebelum beliau meninggal tahun 1999, program pengendalian alam pikiran dengan metode silva merupakan program yang sangat bergengsi dan sangat tersohor didunia.

3.   Metode Silva

Konsep ini mencoba menyelidiki kemungkinan seseorang untuk di tingkatkan IQ nya dan bagaimana orang mampu menggunakan pusat pikirannya pada keadaan sadar bangun dan menerapkan tenaga yang diperbesar tersebut untuk mengadakan rekaman yang lebih kuat pada sel-sel pusat pikiran dan dengan demikian lebih banyak informasi dapat diingat dan dicari kembali apabila rekamannya sangat kuat dan dalam.

Apabila suatu hambatan psikologis dapat dikendalikan, maka impresi kuat pada sel-sel pusat pikiran berupa informasi-informasi, akan mempertinggi daya ingat serta pengambilan kembali ingatan yang menjadi faktor-faktor penunjang penambahan faktor IQ.

Biaya penggunaan EEG (electro encyphalogram) yang tinggi untuk merekam gelombang frekuensi pusat pikiran dan sulitnya penafsiran alat tersebut dimana harus seorang ahli yang dapat menggunakan serta menelusuri gelombang frekuensi pusat pikiran tersebut, menyebabkan alat EEG tidak digunakan dalam penelitian ini dan dicari alternatif lain yang dapat menunjukkan dan membuktikan bahwa pusat pikiran dapat bekerja pada tingkat frekuensi yang rendah.

Kita sadar bahwa pada keadaan tidur ayam, pusat pikiran itu berfungsi pada frekuensi paling rendah, yaitu frekuensi DELTA. Dengan demikian maka yang menjadi persoalan ialah bagaimana melatih seseorang dapat menuju pada keadaan tidur ayam tadi, tetapi bukan dalam kondisi tidur ayam. Selanjutnya untuk membuktikan bahwa pusat pikiran berfungsi pada frekuensi THETA, jadi lebih rendah lagi. Untuk memberi bukti bahwa manusia bisa berfungsi pada frekuensi yang berbeda-beda itu, maka ia harus mengerjakan sesuatu dengan materi biologisnya serta alam fikiran yang tak dapat dikerjakan pada keadaan normal, yaitu pada frekuensi bangun sadar. Ditambah lagi dengan ketentuan, bahwa dalam keadaan apapun, baik keadaan tenang maupun yang bersimpang siur, seseorang perlu menjaga pengendalian nirsadarnya.

Dalam beberapa percobaan ditemukan bahwa siswa yang sedang berfungsi pada frekuensi rendah yang dilaksanakan dengan pengendalian kewaspadaannya, maka mereka merasakan perobahan-perobahan dalam denyut jantung dan tekanan darahnya, dimana pada saat tersebut mereka dapat mengubah ambang rasa sakit, gangguan pencernaan, selalu berkeringat, suhu kulit badan serta perbaikan dalam peredaran darah.

Dengan mengubah tingkatan ketinggian IQ, maka pengaruh usaha kita dalam meningkatkan  bidang pendidikan mempunyai tujuan sebagai berikut:

3.1.  Dalam belajar , kita mencoba menghilangkan pikiran-pikiran yang dapat membingungkan dan membimbangkan dengan berkonsentrasi lebih baik

3.2.  Memperkuat kebiasaan belajar yang positif

3.3.  Belajar dengan impresi informasi menggunakan tenaga yang lebih kuat

3.4.  Belajar menggunakan kunci teknik-teknik untuk memprogram diri sendiri

Dengan terus berjalannya percobaan, maka jelaslah bahwa seseorang pasti memerlukan kondisi mental khusus untuk dapat melaksanakan hasil yang dicari dengan sempurna.

Kita berpendapat bahwa kondisi alam fikiran yang diperlukan bukan hanya satu saja, yaitu yang biasa dikenal dengan kondisi sadar normal atau keadaan gelombang frekuensi BETA. Kondisi tingkat BETA didefinisikan sebagai tingkat bangun sadar. Kita melihat bukti, bahwa kondisi alam fikiran yang diperlukan untuk membuat suatu peristiwa luar biasa itu adalah keadaan tingkat frekuensi pusat pikiran yang lebih rendah, dan kita sadar bahwa peristiwa luar biasa itu dapat terjadi pada saat seseorang sedang menuju pada keadaaan tidur ayam. Keadaan luar biasa yang diperlukan untuk mewujutkan peristiwa tersebut didefinisikan sebagai tingkat nirsadar.

Selanjutnya penyelidikan dirubah dan diarahkan pada bagaimana kemampuan menerka. Seseorang diminta mencoba menerka sesuatu pada alam fikiran kita. Ini dengan memberikan sedikit informasi dan diminta untuk mengisi perinciannya. Beberapa saat kemudian siswa tadi menjadi trampil dalam hal menerka apa saja yang ada dalam alam fikiran kita serta relatif terkait pada suatu masalah. Dan ini dilakukan tanpa informasi apapun.

Berikutnya latihan menentukan apakah seseorang mampu atau tidak memberikan informasi mengenai sesuatu masalah yang mana kita hanya mempunyai beberapa perincian saja. Setelah kita berhasil mendapatkan informasi yang benar maka mulailah melatih untuk memberikan masalah yang kita sendiri tidak tahu atau buta sama sekali akan hal itu, tetapi yang dapat dikoreksi. Kemudian jangka waktunya menerka diperpendek tetapi masih tetap effisien.

Percobaan dilakukan pada 20 – 30 orang laki-laki saja, perempuan saja, campuran laki dan perempuan dan beberapa kali dengan batas umur tertentu. Setelah 40 sampai 48 jam waktu kelas dengan metoda latihan mental khusus, setiap orang dapat belajar dan memperoleh kemampuan berfungsi dengan pengendalian mental pada tingkat frekuensi pusat pikiran yang rendah. Setelah selesai latihan tersebut mereka diuji dengan diminta untuk menyelesaikan beberapa masalah dengan menggunakan fungsi frekuensi pusat pikiran rendah, dan bila mampu maka mereka berhasil.

Dari percobaan tersebut disimpulkan bahwa dalam waktu 40 – 48 jam, kita mampu melatih suatu kumpulan siswa untuk berfungsi dengan pengendalian mental pada frekuensi tingkat rendah yang memberikan keseimbangan yang lebih tinggi, lebih energik dan lebih bermutu dalam pemikiran guna penerapan hal-hal khusus. Mutu yang dapat dicapai pada hasil akhir adalah , bahwa seseorang bukan saja sadar akan informasi yang relatif terkait pada suatu masalah, tetapi diapun akan menyadari bahwa informasi yang relatif itu berhubungan dengan penyelesaian masalah itu sendiri.

Penemuan ini menunjukkan bahwa pusat pikiran manusia, alam pikiran dan kecerdasannya berfungsi pada tingkat-tingkat dimensi ALPHA, THETA dan DELTA, dan pada tingkatan ini mempunyai potensi tinggi dan luar biasa untuk menyelesaikan masalah-masalah. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan manusia bukan saja mampu untuk menditeksi dan menerima informasi yang diimpres pada pusat pikiran orang lain dari suatu jarak tertentu. Diteksi informasi semacam ini , yang dilaksanakan dan berfungsi pada kondisi frekuensi rendah, didisebut komunikasi subjektif.

4. Alam Fikiran

Alam fikiran manusia merupakan kemampuan kecerdasan manusia, seperti halnya kita melihat kemampuan dari mata dan mendengar sebagai kemampuan dari telinga. Alam fikiran merupakan alat detektor utama manusia yang mampu mendeteksi informasi yang disimpan oleh detektor-detektor lainnya pada pusat pikiran dan dapat mempengaruhi dan atau menditeksi informasi pada kehidupan sel-sel, kedua-duanya dalam lingkungan dan dari suatu jarak tertentu.

Kecerdasan manusia melalui hasrat, diteruskan kesetiap pusat pikiran, dapat menyadari adanya informasi yang disimpan disitu. Pusat pikiran merupakan suatu almari arsip dimana informasi telah tersusun didalamnya sejak manusia memijakkan kakinya diplanit ini, berfungsi pada tingkat primitif dari kehidupan binatang. Informasi ini diturunkan dari mulai bapak atau ibu kepada anak dengan bermacam-macam cara, termasuk cara pemindahan genetika.

Para ilmuwan telah mempelajari dan menyelidiki peran pusat pikiran dengan menggunakan cara elektronics. Dalam keadaan bangun, pulsa-pulsa listrik dari pusat pikiran mencapai tingkat tinggi, yaitu melampoi 14 gelombang per detik dimana ini merupakan batas gelombang ALPHA/BETA, dan dapat mencapai 40 gelombang per detik lebih. Dalam keadaan tidur ayam pusat pikiran menimbulkan pulsa terrendah pada dimensi DELTA sekitar 0,5 sampai dengan 3,5 gelombang per detik.

Pusat pikiran membagi pulsa-pulsa kedalam empat jalur yang rendah sampai yang tinggi yaitu: DELTA, THETA, ALPHA dan BETA. Kelima indera fisik, yaitu sentuhan, rasa, bau dengar dan khususnya penglihatan berhubungan dengan fungsi tingkat BETA. Buktinya, semua informasi yang diimpres melalui detektor-detektor fisik, disimpan dan disusun dalam beberapa sub-kompartemen didalam BETA.

Bagian pusat pikiran pembuat ALPHA merupakan dimensi sendiri, jelas suatu dimensi yang telah dilalaikan dalam evolusi kemanusiaan.

Dimensi ALPHA mempunyai suatu set lengkap kemampuan deteksi seperti pada dimensi BETA. Karena kita tidak menggunakan dimensi ALPA dengan keadaan sadar, maka perlu melatih manusia agar dapat berfungsi pada dimensi ALPHA itu, guna menuntun, memimpin dan mengorientasikan alam fikiran.

4.   Arti Psychorientologi

Arti Psychorientologi adalah sebagai berikut:

5.1. Menolong mendudukkan alam fikiran pada bidang sendiri yang berada dalam diri sendiri, yaitu dimensi aslinya.

5.2. Melanjutkan penuntunnya, mengelola serta mendidik fungsinya didalam dimensi itu

5.3. Membangun, meningkatkan serta mengendalikan pengamatan fisiknya termasuk tanggapan yang murni kepada alam fikiran.

5.4. Meneruskan pendidikan ini agar terus berkembang dan meningkatkan dalam penerapan fisik, dengan menerapkan ini alam fikiran akan belajar  menggunakan bidang pengamatannya sendiri, dan yang paling tidak dengan fasilitas yang sama seperti sekarang ini dapat menggunakan bidang pengamatan biologisnya.

6. Mengembangkan kemampuan kita

Cara berlatih agar kita dapat masuk kedimensi gelombang ALPHA adalah sebagai berikut:

            6.1. Duduklah dengan santai tenang relax dan mata dipejamkan

6.2. Letakkan kedua tangan diatas paha, dimana ujung-ujung jari tangan kiri dan tangan kanan saling dirapatkan.

            6.3. Bernafaslah dengan teratur

6.4. Mulailah menarik nafas dalam-dalam dan hembuskan secara perlahan-lahan sekali sambil konsentrasi untuk membuat gambaran angka tiga tiga kali , kenudian dengan cara yang sama membuat gambaran angka dua, tiga kali dan berikutnya membuat gambaran angka satu juga tiga kali.

6.5. Kita mulai mencapai kondisi kedalaman, dimana kita mulai masuk pada dimensi ALPHA, pertahankan konsentrasi tersebut dan lemaskan otot-otot dalam seluruh tubuh.

6.6. Latihan ini dilakukan lebih kurang dalam waktu lima belas menit.

6.7. Sebelum membuka mata ucapkanlah dalam hati saya bangun segar sehat dan sejahtera demikianlah kenyataannya. Baru kita menghitung satu sampai tiga dan buka mata. Maka kita akan memperoleh ketenangan dan konsentrasi yang makin lama makin dalam,

Ini adalah salah satu teknik latihan meditasi dengan metode silva dan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan rasa percaya.

7. Kegunaan dari Metode Silva

Setelah kita mengikuti pelatihan ini maka manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut

            7.1. Belajar relaksasi, merasakan ketentraman.

            7.2. Mengendalikan kebiasaan-kebiasaan kita

            7.3. Mengembangkan kesadaran kita

            7.4. Penyembuhan diri sendiri dan orang lain

            7.5. Mengembangkan kepekaan kita

7.6. Dan hal-hal lainnya yang mungkin saat ini belum terbayangkan oleh kita kehebatannya

8. Sekala Evolusi

Berikut adalah bagan dari sekala evolusi gelombang otak pada masing-masing dimensi dan tingkatannya dimana kita masuk pada suatu dimensi BETA, ALPHA, THETA, dan DELTA

            8.1. BETA, antara 14 s/d 40 gelombang per detik kondisi bangun sadar

            8.2. ALPHA antara 7 s/d 14 gelombang per detik kondisi nirsadar

            8.3. THETA antara 7 s/d 4   gelombang per detik kondisi nirsadar

            8.4. DELTA antara 4 s/d 0,5 gelombang per detik kondisi tanpa kesadaran

8.5. Dibawah 0,5 gelombang frekuensi pusat pikiran per detik manusia dalam kondisi koma atau meninggal

 

 

Sekala Evolusi       

Gelombang Frekuensi/Detik

Brain                           -    45 – 100 Pusat Pikir                  Mind

Dunia Fisik

1.      Lihat

2.      Dengar

3.      Rasa

4.      Sentuh

5.      Bau

Dibatasi ruang dan waktu

-         30

Nervous

-         26

Normal            BETA

-         21

Relax

-   17

- 14 perbatasan pos/negatif

 

 

        Bangun

         Sadar

Dunia Spiritual

- 10               ALPHA

                        Mimpi

-  7 dataran dasar

         Tingkat

          NIR

Tanpa Batas

- 5,5               THETA

-  4                    Tidur

          Sadar

Pembiusan Sakit

Ruang dan Waktu

 

- 1,75             DELTA

- 0,5                   Tidur

Tanpa Kesadaran

 

Koma atau Meninggal

9. Kesimpulan

Kita terbiasa menggunakan Otak kiri kita untuk melakukan aktifitas kita sehari-hari dan dalam keadaan tidak sadar kita sering menggunakan otak kanan, contohnya dalam kondisi kita baru belajar mengendarai mobil maka kita berkonsentrasi dengan otak kiri sedangkan setelah kita mahir mengemudi dalam kondisi mengemudi kadang-kadang kita masuk kedalam situasi yang tidak sadar atau melamun, tetapi mobil tetap berjalan sesuai tujuan aman dan berjalan sesuai arah yang kita inginkan dan disaat itulah kita menggunakan otak sebelah kanan kita.

Semakin kita melatihnya masuk kedalam kondisi ALPHA maka putusan atau tindakan kita tanpa disertai oleh sifat-sifat fisik atau emosi dan banyak hal-hal lain yang dapat kita lakukan dalam kondisi ALPHA tersebut dan sungguh luar biasa hasilnya.

Demikian ulasan singkat mengenai Metode Silva ini semoga bermanfaat .

 

 

9.     Daftar Kepustakaan

1.      “Ace” Any Test, 4th edition oleh Ron Fry (Career Press)

2.      Ask the Right Question Oleh Ron Fry (Career Press, 2000)

3.      Creative Visualization oleh Shatki Gawain (Bantam Books, 1983)

4.      Dream Telepathy Oleh Montawue Ullman, M.D. & B. Stanley Kripper, Ph.D. (Macmillion, 1973)

5.      Executive ESP Oleh Douglas Dean & John Mihalasky (Prentice Hall, 1975

6.      The Silva Mind Control Method oleh Jose Silva & Philip Miele (Simon and Schuster., 1977)