γ 2003  Edy Irwansyah                                                                                                   Posted   6  May,  2003

Makalah Falsafah Sains (PPs 702)

Program Pasca Sarjana /S3

Institut Pertanian Bogor

Mei 2003

 

Dosen:

Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab)

Dr Bambang Purwantara

 

 

 

PERUBAHAN PENGGUNAAN  TANAH

DI SEKITAR LAGUNA  SEGARA ANAKAN CILACAP  

PERIODE 1940 – 1999

 

 

Oleh:

Edy Irwansyah

C. 661024021/IKL

edy_irwan@hotmail.com

 
 

1.        PENDAHULUAN

Segara Anakan atau dalam bahasa Indonesia berarti “anak laut”  merupakan laguna terbesar di pulau Jawa (Ongkosongo, 1985) dengan ketebalan  mangrove ke arah utara mencapai beberapa kilometer (Harjosuwarno, 1982). Bagian selatan laguna terhalang dari pengaruh samudera Indonesia oleh adanya pulau Nusakambangan yang membentang relatif barat timur seluas 30.000 hektar (Whitten et al., 1999).

           Secara ekologi Segara Anakan terdiri dari hutan bakau dan rawa pasang surut yang kompleks, dataran lumpur pasang surut dan laguna yang dangkal (Whitten et al., 1999). Sejak tahun 1968 luas mangrove di Segara Anakan mengalami fluktuasi signifikan akibat tingginya frekuansi penebangan (Olive, 1998) serta terbentuknya mangrove  pioner pada unit morfologi dataran pasang surut ( Irwansyah, 2001). Sejak tahun 1968 hingga tahun 1987 diperkirakan 10.000 hektar mangrove telah berkurang (Olive, 1998) dari angka  22.986 hektar pada tahun 1917 (Ongkosongo, 1985) karena penebangan,  meskipun dijumpai tumbuhnya mangrove pioneer  seluas 3.997 hektar  (Olive, 1998).

Data empiris menunjukan bahwa terjadi perubahan penggunaan tanah yang signifikan di Segara Anakan dan sekitarnya. Olive, 1998 menyebutkan total perubahan penggunaan tanah mangrove menjadi bentuk penggunaan tanah yang lain dari tahun 1968 hingga 1995  adalah  15.075 hektar. Pada periode 1968 - 1987,  10.000 hektar hutan mangrove telah berubah menjadi sawah. Frederik (2000), mempelajari perubahan penggunaan tanah periode 1987 - 1998. Terlihat pada periode tersebut  telah terjadi pengurangan luas mangrove  35,4 % seiring bertambah luasanya penggunaan tanah sawah  43,3 %.

Mencermati fenomena diatas, tulisan  yang dibuat lebih fokuskan pada perubahan  penggunaan tanah di sekitar laguna  pada periode tahun 1940 hingga tahun  1999.

                      

2.        PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH

2.1.     Perubahan Penggunaan Tanah Tahun 1940 – 1970

Perubahan penggunaan tanah terbesar  tahun 1940 – 1970 adalah perubahan penggunaan tanah mangrove menjadi sawah seluas 7.842 hektar di ikuti oleh perubahan penggunaan tanah mangrove menjadi hutan seluas 1.903  hektar dan  perubahan perairan menjadi penggunaan tanah mangrove seluas 1.369 hektar.  Perubahan penggunaan tanah mangrove menjadi sawah sebarannya dapat dilihat di bagian timur, utara dan barat laguna. Perubahan perairan menjadi penggunaan tanah mangrove tersebar di sisi timur dan utara laguna serta di bars yang baru terbentuk dan pulau Karang Anyar yang luas semakin besar.  Pada periode ini pengunaan tanah mangrove juga mengalami perubahan   menjadi penggunaan tanah permukiman seluas 832 hektar yang tersebar di timur dan timur laut.  Perubahan penggunaan tanah hutan menjadi penggunaan tanah perkebunan terjadi seluas 285 hektar dan letaknya di pulau Nusakambangan sedangkan  perubahan penggunaan tanah perairan menjadi hutan seluas 167 hektar.

Perubahan penggunaan tanah sawah menjadi penggunaan tanah permukiman terjadi seluas 71 hektar sedangkan perubahan sebaliknya dimana penggunaan tanah permukiman berubah menjadi penggunaan tanah sawah terjadi seluas 72 hektar disertai dengan  perubahan penggunaan tanah mangrove menjadi penggunaan tanah kebun seluas 63 hektar dan perubahan penggunaan tanah tegalan menjadi penggunaan tanah sawah

 

Tabel 1. Perubahan Penggunaan Tanah Tahun 1940 – 1970

 

No

Jenis

Penggunaan Tanah

Tahun 1940

Jenis

Penggunaan Tanah Tahun 1970

Luas Perubahan

Penggunaan Tanah (ha)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Mangrove

Mangrove

Perairan

Mangrove

Hutan

Perairan

Permukiman

Sawah

Mangrove

Tegalan

Sawah

Hutan

Mangrove

Permukiman

Perkebunan

Hutan

Sawah

Permukiman

Kebun

Sawah

7.842

1.903

1.369

832

285

167

72

71

63

51

               

 

2.2.     Perubahan Penggunaan Tanah Tahun 1970 – 1999

Perubahan penggunaan tanah terluas  pada tahun 1970 – 1999 adalah perubahan penggunaan tanah mangrove menjadi penggunaan tanah sawah yaitu seluas 3.180 hektar yang tersebar di utara, timur laut, timur, barat dan barat laut serta tenggara daerah studi di ikuti oleh perubahan perairan menjadi penggunaan tanah mangrove seluas 1.928 hektar tersebar di sisi utara, timur laut dan pulau pulau yang baru terbentuk serta di barat laguna dan perubahan perairan menjadi penggunaan tanah sawah seluas 1.098 hektar. Perubahan penggunaan tanah sawah menjadi penggunaan tanah permukiman dan perubahan sebaliknya dimana  penggunaan tanah permukiman terkonversi menjadi penggunaan tanah sawah juga mempunyai nilai signifikan masing masing  dengan perubahan seluas  899 hektar dan 593 hektar. Perubahan penggunaan tanah hutan menjadi penggunaan tanah permukiman serta perubahan penggunaan hutan menjadi mangrove juga mempunyai nilai perubahan cukup besar  dengan masing masing 278 hektar dan 280 hektar

 

Tabel 2. Perubahan Penggunaan Tanah Tahun 1970 – 1999

 

No

Jenis

Penggunaan Tanah

Tahun 1940

Jenis

Penggunaan Tanah Tahun 1970

Luas Perubahan

Penggunaan Tanah (ha)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Mangrove

Perairan

Hutan

Perairan

Sawah

Permukiman

Mangrove

Sawah

Sawah

Mangrove

Sawah

Mangrove

Sawah

Sawah

Permukiman

Sawah

Kebun

Mangrove

Kebun

Perairan

3.180

1.928

1.170

1.092

899

593

561

512

446

296

           

 

2.3.     Perubahan Penggunaan Tanah di Dataran Pasang Surut

           Pada tahun 1940 dataran pasang surut menempati sebagian besar sisi laguna yang jika dihitung dari garis pantai tahun tersebut jaraknya ke timur, barat dan utara laguna dapat mencapai beberapa kilometer.  Penggunaan tanah yang menempati dataran pasang surut ini sebagian besar adalah mangrove yang luasnya 17.494 hektar dengan penggunaan tanah permukiman yang menyebar setempat setempat. Pada periode tahun 1940 - 1970,  dataran pasang surut mengalami pertambahan luas  signifikan di utara dan timur  dengan pertambahan luasan 81 hektar, seluruhnya di tempati oleh penggunaan mangrove. Sejak  tahun 1970,  seiring dengan tingginya sedimen yang masuk dan mengendap di laguna, dataran pasang surut juga mengalami pengurangan luas di utara  yang di ikuti oleh  perubahan  penggunaan tanah mangrove yang  digantikan oleh penggunaan tanah sawah dominan dan penggunaan tanah permukiman. Sisi timur laguna yang juga sebagian besar dataran pasang surut sebagaimana di utara,  pada tahun 1970 juga mengalami pengurangan luas  yang di iringi dengan perubahan penggunaan tanah mangrove menjadi penggunaan tanah sawah . Dataran pasang surut yang ada di sisi barat pada periode tahun 1940 - 1970 relatif tidak banyak berubah demikian pula untuk penggunaan tanahnya yang masih di tempati oleh penggunaan tanah mangrove. 

           Pada periode tahun 1970 - 1999 dataran pasang surut bertambah luasnya di utara dan timur laguna. Pertambahan mencapai 1.916 hektar dengan perubahan terbesar merupakan perubahan perairan menjadi penggunaan tanah mangrove dan perubahan penggunaan tanah sawah. Pada periode yang sama,  dataran pasang surut  yang ada di  utara sisi laguna bagian timur dan yang ada di bagian barat yang sebelumnya sebagian besar di tempati penggunaan tanah mangrove berubah menjadi penggunaan tanah sawah.

           Selain mengalami pertambahan luas akibat terus berkurangnnya luasan laguna, pada periode tahun 1970 - 1999,  dataran pasang surut yang ada di timur laguna mengalami pengurangan luas yang diikuti oleh perubahan penggunaan tanah mangrove menjadi perairan seluas kurang lebih 25 hektar.    

 

 

KESIMPULAN

1.                           Penggunaan tanah mangrove dengan luas 17.494 hektar merupakan penggunan tanah terluas pada tahun 1940. Pada tahun 1970 dan tahun 1999  penggunaan tanah  Sawah merupakan penggunan tanah terluas masing masing dengan luas  10.349 hektar  dan 13.418 hektar.

2.                           Perubahan penggunaan tanah terluas periode 1940 – 1970 dan periode 1970 – 1999 adalah perubahan penggunaan tanah mangrove menjadi penggunaan tanah sawah seluas  masing masing  7.842 hektar dan 3.180 hektar

3.                           Periode tahun 1940 - 1970,  dataran pasang surut mengalami pertambahan luasan 81 hektar,  seluruhnya di tempati oleh penggunaan mangrove. Periode tahun 1970 - 1999 dataran pasang surut Pertambahan luas dataran pasang surut mencapai 1.916 hektar dengan perubahan terbesar penggunaan tanahnya adalah perubahan perairan menjadi penggunaan tanah mangrove dan perubahan penggunaan tanah sawah

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Frederik, MCG, 2000, Detection of Land Cover Change of Segara anakan Lagoon, Indonesia, Paper dalam Remote Sensing and Geographic Information System Yearbook 2000, Direktorat TISDA BPPT, 2000,

Hardjosuwarno, S, 1982, Hutan Mangrove Segara anakan Cilacap Suatu Tinjauan Keadaan sekarang dan Perkembanganya Pada Masa Mendatang, Makalah Seminar II Ekosistem Mangrove, Baturaden 

Irwansyah, E, 2001, Morfodinamika Laguna Segara Anakan Cilacap Jawa Tengah, Tesis Program Magister Ilmu Geografi Universitas Indonesia (Tidak dipublikasikan)

Ongkosongo, O.S.R, dkk, 1985, Keadaan Lingkungan Fisik Segara Anakan Dan Sekitarnya, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta.

Olive, CA, 1998, Land Use Change And Sustainable Development  In Segara anakan, Java, Indonesia - Interaction Among Society, Environment and Development, Department Of Geography Publication Series, University Of Waterloo, Canada. 

Whitten, dkk, 1999, Ekologi Jawa dan Bali (Seri Ekologi Indonesia Jilid II), Prenhallindo, Jakarta.