ã
2003 Nurhasanah Posted 11 May, 2003
Makalah
Falsafah Sains (PPs 702)
Program Pasca Sarjana /S3
Institut
Pertanian Bogor
Mei
2003
Dosen:
Prof
Dr Ir Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab)
Dr Bambang
Purwantara
KONSUMSI
ENERGI, EMISI DAN PEMANASAN GLOBAL
Atmosfer memiliki banyak fungsi yang sangat vital sebagai
sistem pendukung kehidupan di bumi.
Namun akhir-akhir ini kemampuan atmosfer dalam memberikan fungsinya
menjadi terganggu dengan masuknya bahan-bahan pencemar ke udara hasil kegiatan
manusia. Oleh karena itu perlindungan
terhadap kapasitas dari fungsi atmosfer menjadi suatu isu lingkungan yang amat
penting bagi Indonesia dan negara-negara lainnya. Salah satu isu tersebut adalah perubahan iklim global akibat
adanya efek rumah kaca.
Efek rumah kaca terjadi akibat gas-gas dalam atmosfer
menyerap gelombang panas. Gas-gas
tersebut disebut gas rumah kaca, diantaranya adalah : CO2, CO, CFC,
Methan dan (NOx); dan CO2 merupakan gas penyebab efek
rumah kaca yang terpenting, umumnya dihasilkan dari penggunaan energi oleh
manusia.
Paper ini dibuat untuk memberikan gambaran problem
lingkungan yang kemungkinan besar akan dihadapi Indonesia dan masyarakat dunia
di masa mendatang akibat peningkatan emisi gas rumah kaca terhadap pemanasan
global serta mengajukan beberapa kegiatan yang dipandang tepat baik secara
teknis, ekonomis dan sosial untuk mendukung pengambilan keputusan bagi
Indonesia maupun negara-negara di dunia dalam usaha mengadopsi pencegahan
terhadap pencemaran udara yang menyebabkan pemanasan global yang selanjutnya
berdampak pada perubahan iklim global.
Efek rumah kaca (green house effect) merupakan
suatu keadaan yang timbul akibat semakin banyaknya gas buang yang memiliki
sifat penyerap panas yang ada ke lapisan atmosfer kita. Salah satu gas rumah kaca terpenting adalah
CO2. Menurut Soedomo (1999)
bahwa panjang gelombang yang dapat diserap dan terperangkap oleh gas rumah kaca
adalah panjang gelombang yang lebih besar dari 1200Ao (sinar infra
merah).
Pada mulanya keadaan CO2 dalam atmosfer bumi
adalah tinggi hasil dari pernafasan, pembusukan, pembakaran bahan organik
maupun hasil kegiatan manusia lainnya, hal ini akan menyebabkan efek rumah kaca
tinggi, akibatnya suhu bumi menjadi tinggi.
Namun dengan adanya rosot karbon oleh tanaman menyebabkan kadar CO2
dalam atmosfer turun.
Tabel 1. Perkiraan emisi gas rumah kaca di Indonesia tahun 1988 (juta
metrik ton)
Sumber |
CO |
CO2 |
NO2 |
CH4 |
ENERGI
Batubara Minyak Bumi Gas Alam Biomassa NON ENERGI
Sawah Peternakan Timbunan Sampah |
1,97 15,96 0,15 5,28 |
19,72 79,79 14,95 29,63 |
0,002 0,012 3,3 x 10-5 0,102 |
2,61 x 10-4 0,065 0,002 0,008 34,014 0,690 0,024 |
Jumlah |
23,36 |
144,09 |
0,12 |
34,87 |
Sumber : Soedomo et
al. (1990)
Penyusutan luas hutan menyebabkan kapasitas rosot karbon
juga menurun. Karbon yang terikat dalam
biomassa terlepas dan masuk ke atmosfer mengakibatkan CO2 dalam atmosfer
naik. Kenaikan kadar CO2 dipercepat dengan berkembangnya tehnologi
yang menggunakan bahan bakar fosil, seperti : batubara, minyak bumi dan gas
alam sebagai bahan bakar. Dengan
naiknya CO2, maka bahaya yang mungkin terjadi adalah kenaikan
intensitas efek rumah kaca sehingga suhu permukaan bumi akan naik. Selain itu kegiatan manusia khususnya yang
berkaitan dengan energi mencakup konversi energi dan konsumsi energi dalam
sektor transportasi, industri dan rumah tangga juga menyebabkan terjadi peningkatan
CO2 di atmosfer.
Perkiraan kontribusi relatif efek rumah kaca berdasarkan
sektor dan gas tahun 1980 sampai tahun 2030 disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Perkiraan
kontribusi relatif efek rumah kaca menurut sektor dan gas, 1980 - 2030
Sektor |
CO2 |
Metana |
Ozon |
Nitrat Oksida |
Kontribusi Sektoral |
Energi Penggundulan Hutan Pertanian Industri |
35 10
3
2 |
4 4 8 0 |
6 0 0 2 |
4 0 2 0 |
49 14 13 24 |
Persentase |
60 |
16 |
8 |
6 |
100 |
Sumber
: UNEP/Beijer Institute, 1989.
Dengan menggunakan gas CO2 sebagai acuan dasar
maka total emisi gas rumah kaca setara dengan CO2 yang berpotensi
terhadap pemanasan bumi disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Emisi total gas rumah kaca dan potensinya terhadap pemanasan
bumi
Gas Rumah Kaca |
1980 |
1985 |
1988 |
|||
Emisi Absolut |
Ekivalen CO2 |
Emisi Absolut |
Ekivalen CO2 |
Emisi Absolut |
Ekivalen CO2 |
|
CO CO2 N2O CH4 CFC |
10,87 56,03
0,0018 29,17 - |
33,51 56,03
5,22
612,57 - |
17,760
103,460
0,060 32,730 - |
53,28 103,46
19,40 687,33 - |
23,36 144,09
0,12
34,87 - |
70,08 144,09
14,80 732,27 - |
Total |
96,08 |
707,33 |
154,016 |
863,47 |
202,70 |
981,24 |
Sumber
: Soedomo et al., 1990.
Kegiatan antropogenik mengalami peningkatan sejak 2 abad
terakhir mengakibatkan peningkatan penggunaan energi yang diperlukan untuk
kegiatan antropogenik terutama industrialisasi, intensifikasi budidaya tanaman
dan kegiatan jasa komersial maupun non komersial; di perkotaan yang sangat
pesat. Hal ini akan menyebabkan
peningkatan emisi gas rumah kaca yang berdampak pada pemanasan global.
Laju peningkatan tahunan dari gas rumah kaca di atmosfer
bumi seperti yang disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Peningkatan gas rumah kaca di atmosfer bumi
Gas Rumah Kaca |
Konsentrasi Pra-Industri |
Konsentrasi Atmosferik (1990) |
Laju Peningkatan Tahunan (%) |
CO2 CH4 CFC-12 CFC-11 N2O Ozon Troposfer |
275 ppm 0,75 ppm 0 0 289 ppb 30 ppb |
351 ppm 1,65 ppm 430 ppt 230 ppt 305 ppb 35 ppb |
1,4 ppm (0,4) 17 ppb (1,0) 19 ppt (5,0) 11 ppt (5,0) 0,6 ppb (0,2) 0,01 ppb(1,8) |
Sumber : World Resources, 1990.
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
Pengaruh pemanasan global dalam setengah abad mendatang
diperkirakan meliputi :
1.
kenaikan permukaan laut akibat pencairan es di kutub;,perubahan pola
angin meningkatnya badai atmosferik; bertambahnya populasi dan jenis organisme
penyebab penyakit yang berdampak pada kesehatan masyarakat; perubahan pola
curah hujan dan siklus hidrologi; dan perubahan ekosistem hutan, daratan dan
ekosistem lainnya.
Semua itu akhirnya akan mengarah pada meningkatnya
kepunahan berbagai spesies tumbuhan dan binatang. Peningkatan gas-gas rumah kaca dalam atmosfer sudah berlangsung
lebih dari satu abad. Bukti-bukti yang
sudah dirasakan saat ini sebagai berikut :
a. Iklim mulai tidak
stabil.
Pada tahun 1987, tercatat suhu tinggi pemecah rekor di Siberia, Eropa Timur dan
Amerika Utara. Rekor ini kembali
dipecahkan pada daerah yang sama tahun
berikutnya.
Terjadi banjir besar
di Korea dan
Bangladesh pada tahun 1987. Pada tahun
1988, Bangladesh mengalami
banjir lagi dan banyak korban jiwa berjatuhan akibat angin puyuh pada awal tahun 1991. Kepulauan Maladewa (Maldives) mengalami
banjir akibat ombak pasang
pada tahun 1987 (Jhamtani,
1993).
b. Suhu global
cenderung meningkat.
Suhu atmosfer meningkat tajam pada akhir tahun 1980-an. IPCC (1990)
menyimpulkan bahwa pemanasan global terlihat nyata sebesar 0,3 – 0,6 oC
telah terjadi pada masa tersebut dan
tahun 1980-an dapat dikatakan sebagai
masa pemanasan yang
cukup cepat.
Tahun 1987 dan tahun 1988
tercatat sebagai dimulainya
suhu global rata-rata tertinggi
sampai saat ini. Enam
dari 10 tahun terpanas
terjadi pada tahun 1980-an. Data awal untuk tahun 1990 menunjukkan bahwa rekor
terdahulu akan terlampaui.
c. Peningkatan
permukaan laut.
Menurut hasil penelitian IPCC (1990) bahwa permukaan
laut telah naik pada
masa abad terakhir ini dan diperkirakan terjadi peningkatan
sebesar 10 – 20 cm. IPCC meng khawatirkan bahwa peningkatan permukaan
laut sebesar 30 – 50 cm akan mempengaruhi habitat di daerah pantai.
Peningkatan satu meter akan
membuat beberapa negara
pulau tidak dapat dihuni,
menggusur puluhan juta
orang, mengancam daerah
perkotaan yang
rendah, membanjiri lahan produktif dan mencemari persediaan
air tawar.
d. Gangguan ekologis
Perubahan suhu dan curah hujan memberikan berbagai tekanan atas
kehidupan dan hewan dari berbagai
kawasan ekologis. Jika perubahannya
lambat, akan terjadi adaptasi bertahap terhadap kondisi yang baru,
seperti yang telah terjadi di masa lalu.
Diperkirakan bahwa jika
kondisi yang lain
tetap, vegetasi perlu
pindah 100 – 150 km ke arah kutub untuk mengatasi peningkatan
suhu sebesar 1oC.
Hal yang sama
akan terjadi di daerah
hutan mangrove akibat
naiknya permukaan laut.
Mangrove peka terhadap perubahan dalam permukaan laut, selain terhadap perubahan salinitas air dan laju sedimentasi yang
tidak dapat dihindari jika permukaan laut naik. Hewan liar juga akan
dipengaruhi oleh pemanasan global.
Selama masa perubahan iklim yang
bertahap, seperti yang terjadi pada masa lalu, kawanan hewan perumput
dapat bergerak mengikuti
gerakan vegetasi diiringi
oleh hewan karnivora
yang memangsa
e. Dampak sosial dan politik
Kejadian-kejadian klimatik yang ekstrem
menyebabkan biaya sosial
yang tinggi. Pada tahun 1982, angin topan Isaac merusak
lebih dari setengah perumahan dan lebih dari
setengah produksi pertanian di Tonga; dan pada tahun 1988 angin
topan Gilbert menyebabkan
kerugian yang diperkirakan lebih dari US$870 juta di
Jamaika (Jhamtani, 1993).
Sebagai gambaran konsumsi energi khususnya bahan bakar
fosil dari beberapa negara pada tahun 1990 disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Konsumsi bahan bakar
fosil pada tahun 1990
Negara |
Konsumsi Bahan Bakar Fosil (ekivalen dengan jutaan ton minyak) |
Proporsi (%) |
Amerika Serikat Kanada Amerika Latin Eropa Barat Uni Sovyet Eropa Timur Timur Tengah Afrika China Jepang India Asia (diluar
Jepang & India) Australia/Selandia
Baru Dunia |
1746
159
357
1155
1246
311 239
202
646
365
170
337
98 7031 |
24,8 2,3 5,1 16,4 17,7 4,4 3,4 2,9 9,2 5,2 2,4 4,8 1,4 100,0 |
Sumber : British
Petroleum Statistical Review of World Energy, 1991.
Konsums energi yang berbeda di masing-masing negara di
dunia menyebabkan kontribusi yang berbeda-beda terhadap pemanasan bumi. Sebagai
gambaran kontribusi dari 20 negara terbesar dalam pemanasan bumi disajikan pada
Tabel 6.
Tabel 6. Kontribusi 20 negara
terbesar dalam pemanasan global
Negara |
Peringkat |
Kontribusi (%) |
Amerika Serikat Uni Sovyet Brazilia China India Jepang Jerman Barat Inggris Indonesia Perancis Italia Kanada Meksiko Myanmar Polandia Spanyol Kolombia Muangthai Australia Jerman Timur Negara lain |
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 |
18,9 12,8 11,2 7,1 4,2 4,1 3,0 2,9 2,6 2,3 2,3 2,2 1,4 1,4 1,4 1,4 1,3 1,3 1,2 1,1 28,2 |
Sumber : World
Resources, (1990)
UPAYA MENGURANGI ANCAMAN PEMANASAN GLOBAL
Untuk menghilangkan ancaman pemanasan global secara
menyeluruh, konsentrasi gas-gas rumah kaca harus dikurangi sampai tingkat masa
pra industri. Ini merupakan tujuan yang
saat ini tidak mungkin tercapai.
Perkiraan jumlah pengurangan emisi yang diperlukan untuk menstabilkan
konsentrasi gas rumah kaca disajikan padaTabel 7.
Tabel 7. Pengurangan emisi untuk menstabilkan konsentrasi gas rumah
kaca pada tingkat sekarang
Gas Rumah Kaca |
% Potongan Emisi Yang Diperlukan |
Karbondioksida Metana 1 Nitrat oksida CFC-11 |
60 5 – 20 70 – 80 70 – 75 |
Sumber : IPCC, 1990.
Dari Tabel 7 terlihat bahwa penghematan tersebut harus
dilakukan secara drastis. Emisi
karbondioksida, misalnya, harus turun sampai 60 persen, yang berarti bahwa penggunaan
bahan bakar fosil untuk transportasi, industri dan listrik pada tingkat global
harus dikurangi sampai tingkat setengah.
Untuk mencapai ini maka harus dilakukan perubahan secara radikal. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah :
1.
eleminasi produksi CFC dan mungkin menggunakan bahan-bahan pengganti
yang tidak mempunyai efek rumah kaca;
2.
menghentikan penggundulan hutan diikuti dengan reboisasi intensif;
3.
reduksi emisi karbondioksida dari bahan bakar fosil sampai 30 persen
dari kadar saat ini; dan
4.
reduksi dalam peningkatan konsentrasi tahunan metana dan nitrat oksida
sampai 25 persen dari nilai saat ini.
British Petroleum Statistical Review of World
Energy. 1991.
IPCC.
1990. Polymakes Summary of
the Scientific Assesement of Climate Change. Laporan Kelompok Kerja
II. Kenya, Nairobi.
Jhamtani, H.
1993. Pemanasan Global. Yayasan Obor Indonesia, Kophalindo, Panos.
Jakarta.
Soedomo M., Usman K., Djajadiningrat S.T., dan
Darwin. 1990. Model Pendekatan dalam
Analisis Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara. Studi Kasus di
Jakarta, Bandung dan
Surabaya. Penelitian KLH-Jurusan Teknik
Lingkungan ITB. Bandung.
__________.
1999. Pencemaran Udara. Kumpulan karya ilmiah. ITB, Bandung.
Soemarwoto, O.
2001. Atur Diri Sendiri Paradigma
Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
UNEP, 1989.
Implications of Climate Changes in the Wider Carribean Region. A Report By the Task Team of Expert. Karibea, Meksiko.
World Resources Institute. 1990. World Resources
1990-91. Oxford, Oxford University
Press.