© Ketty Suketi Posted 23 November
2003
Makalah
Individu
Pengantar
Falsafah Sains (PPS702)
Program
Pascasarjana / S3
Institut
Pertanian
November 2003
Dosen:
Prof. Dr.
Ir. Rudy C. Tarumingkeng (penanggung jawab)
Prof. Dr.
Ir. Zahrial Coto
STRATEGI PENGEMBANGAN TANAMAN MANGGA
SEBAGAI BUAH
Oleh:
A361020031
Abstrak
Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan program pengembangan tanaman mangga yang terpadu yang melibatkan seluruh pihak yang terkait (petani sebagai produsen, pihak swasta sebagai produsen dan panyandang dana, para peneliti sebagai sumber informasi untuk perbaikan tanaman serta pemerintah sebagai penentu kebijakan dan fasilitator ) dengan agribisnis mangga.
Strategi pengembangan
yang diterapkan merupakan optimasi pemanfaatan teknologi dalam
meningkatkan daya saing agribisnis buah mangga
antara lain melalui perbaikan varietas dan perakitan varietas baru yang disertai dengan
teknologi produksi, pasca panen dan pemasaran
serta penerapan teknik budidaya mangga yang benar di tingkat produsen.
Pada
saat ini
Sistim agribisnis merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB), peluang penyerapan kesempatan kerja dan ikut serta dalam peningkatan ekspor. Hasil analisis Deptan (2001) menyatakan bahwa kontribusi sistim agribisnis dalam produk domestik bruto mencapai sekitar 48%, dalam penyerapan tenaga kerja mencapai 77 %, dan dalam total ekspor menyumbang 50% 80% dari nilai ekspor non migas. Selain itu sistim agribisnis juga mempunyai peran penting dalam pelestarian lingkungan hidup karena mampu meratakan penyebaran penduduk dan segala aktivitasnya sehingga dapat mencegah tekanan penduduk yang berlebihan pada daerah tertentu. Tekanan penduduk dan aktivitasnya yang berlebihan hanya pada daerah tertentu dapat mengakibatkan ketidakseimbangan ekosistem karena eksploitasi yang berlebihan sehingga dapat merusak lingkungan hidup daerah tersebut.
Dengan menempatkan pembangunan sistem
agribisnis sebagai penggerak utama pembangunan ekonomi nasional (agribusiness led development) maka
persoalan ekonomi
Dilihat dari persyaratan untuk pengembangan komoditi , maka komoditi yang akan dikembangkan melalui sistim agribisnis harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Dapat mendukung pertumbuhan ekonomi
- Teknologi untuk pengembangannya telah dikuasai
- Manfaat pengembangan dapat dirasakan secara merata oleh petani produsen, pengusaha dan konsumen.
- Dapat menjamin ketersediaan produk dan perbaikan gizi bagi masyarakat .
- Mempunyai keragaman genetik yang tinggi sehingga memudahkan pelaksanaan pemuliaan tanaman. Menurut Simmonds dan Smartt (1999) salah satu prinsip dalam pemuliaan tanaman ialah komoditi yang akan dikembangkan harus mempunyai kerabat yang banyak yang membawa berbagai sifat genetik sehingga dapat dijadikan sumber genetik (gene pool) yang baik.
Mulai
tahun 2003 Indonesia membuka pasar
terhadap komoditi yang diproduksi di wilayah Asean (AFTA) dan pada tahun 2020
terhadap komoditi asal Asia Pasifik (APEC), sehingga pemerintah tidak bisa lagi
melindungi petani hortikultura buah-buahan karena pembatasan impor komoditi tersebut tidak dapat
dilaksanakan lagi. Sehingga AFTA dan APEC memberikan peluang
sekaligus ancaman bagi agribisnis buah-buahan
- Biodiversitas tinggi.
- Potensi alam (agroklimat) yang tinggi sesuai untuk pengusahaan yang
mendukung pengembangan buah.
- Luas lahan yang masih dapat dimanfaatkan untuk pengusahaan.
Berdasarkan persyaratan yang
diperlukan untuk pengembangan buah melalui sistim agribisnis, maka salah satu
komoditi buah-buahan yang
baik dan tepat untuk dikembangkan di
-
Varietas yang ditanam petani sangat beragam, kecuali yang ditanam
oleh pengusaha perkebunan mangga.
- Daya saing dengan produsen dari negara lain sangat lemah karena kuantitas rendah, kualitas rendah dan tak ada kontinuitas. Kalaupun ada buah yang berkualitas, suplainya sangat rendah.
- Perusahaan pembibitan atau para penangkar belum profesional dan pemerintah tidak berusaha membuat keadaan yang lebih baik, sehingga bibit yang tersebar untuk penanaman baru tidak terjamin kemurniannya sehingga menyebabkan kualitas buah yang beragam.
- Sebagian besar tanaman mangga masih dibudidayakan di pekarangan dengan teknologi yang relatif sederhana.
- Teknologi produksi dan pasca panen belum lengkap sehingga pengelolaan kebun mangga tidak maksimal dilakukan oleh pengusaha besar.
- Tidak ada dukungan dana dari pemerintah untuk petani pecil yang kekurangan modal. Kalaupun ada dana pinjaman, maka bunga yang dikenakan oleh bank sangat tinggi.
- Sistim pemasaran lemah dan strateginya kurang baik.
Pada prinsipnya kelemahan sistim
agribisnis tanaman mangga di
NILAI STRATEGI PENGEMBANGAN TANAMAN
MANGGA
SENTRA PRODUKSI MANGGA DI
Tanaman
mangga di wilayah Indonesia terutama
ditanam di pulau Jawa (70 %) dan yang lainnya di Sumatera
utara, Sulawesi selatan, Nusa tenggara barat, Nusa tenggara timur, Kalimantan
timur dan Bali. Daerah sentra produksi
di pulau Jawa ialah : Indramayu,
Di
daerah sentra produksi
Jawa timur ada 11 perusahaan
perkebunan mangga yang produksinya
diorientasikan untuk mencukupi ekspor.
Perusahaan mangga tersebut diantaranya ada di :
Pasuruan, Probolinggo, Gresik, Mojokerto, Jombang, Situbondo dan Bangil. Industri mangga di Jawa timur baru dimulai
untuk industri sari buah (juice) di
PRODUKSI MANGGA DI
Pada
tahun 1998 produksi mangga
di Indonesia 600 000 ton dan
meningkat terus menjadi 844 000 ton
pada tahun 2001. Walaupun
demikian, produksi mangga di
Tabel 1. Produksi Mangga di Lima Negara Produsen Tahun 1998
2001
|
1998 |
1999 |
2000 |
2001 |
---- ton ---- |
||||
|
600 059 |
826 842 |
876 027 |
844 229 |
|
10 230 000 |
9 780 000 |
10 500 000 |
11 400 000 |
|
23 000 |
19 000 |
19 568 |
19 572 |
Filipina |
945 160 |
866 188 |
848 328 |
884 272 |
|
1 087 776 |
1 461 773 |
1 633 479 |
1 700 000 |
Sumber FAO (2002)
Walaupun demikian, produksi mangga
JUMLAH EKSPOR IMPOR
BUAH MANGGA
Jumlah
buah mangga yang diekspor oleh Indonesia
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, dapat dilihat dari Tabel.2 Pada kurun waktu tahun 1997 2001,
Indonesia mengekspor buah mangga terbanyak pada tahun 1999 mencapai 564 ton,
tetapi pada tahun yang sama Indonesia masih mengimpor 40 ton jenis mangga lain,
dan pada tahun 2001 impor mangga bertambah
menjadi 186 ton. Dari data Direktorat
Bina Produksi Hortikultura (2000) ,
nilai ekspor buah mangga beserta olahannya juga mengalai fluktuasi, pada tahun
1997 tercatat 77 255 kg turun menjadi 31 756 kg pada tahun 1998 kemudian naik
lagi menjadi 640 143 kg
pada tahun 1999.
Tabel 2. Jumlah Ekspor Impor Buah Mangga dari Lima
Negara Produsen di Asia
Negara
Produsen |
1997 |
1998 |
1999 |
2000 |
2001 |
|||
Ekspor ton |
||||||||
|
75 |
22 |
564 |
430 |
425 |
|||
|
44 862 |
47 149 |
37 822 |
37 110 |
46 232 |
|||
|
1
974 |
409 |
1
000 |
2
831 |
4
164 |
|||
Filipina |
44
939 |
52
579 |
35 102 |
40
031 |
38
523 |
|||
|
8 539 |
10 209 |
10 473 |
8 755 |
10 829 |
|||
Negara |
Impor (ton) |
|||||||
|
48 |
2 |
40 |
64 |
186 |
|||
|
13 |
0 |
7 |
13 |
19 |
|||
|
13 549 |
20 758 |
25 422 |
20321 |
27 184 |
|||
Filipina |
0 |
0 |
0 |
1 |
0 |
|||
|
0 |
0 |
10 |
0 |
1 |
|||
Sumber :
FAO (2002)
Dari Tabel 2 bisa diketahui bahwa
STRATEGI PENGEMBANGAN TANAMAN
MANGGA
Tujuan
jangka panjang program pengembangan tanaman mangga yang pernah dirumuskan oleh
PKBT (1998) ialah :
1. IPTEK : tersedia informasi mengenai sumber keragaman
genetik, diketahui marka atau penanda molekuler DNA yang mencirikan sifat
penting ,terbentuk metode pengujian kebenaran varietas dan terciptanya
varietas-varietas baru yang sesuai dengan perkembangan pasar.
2. Sistim kelembagaan :
terbentuk lembaga yang mampu mengintegrasikan fihak fihak yang
terlibat dalam agribisnis mangga.
3. Terintegrasinya proses produksi mangga mulai
dari perakitan varietas baru, perbanyakan bibit, produksi di lapang, penanganan
pasca panen dan distribusi ke konsumen baik di dalam maupun di luar negeri.
Perbaikan tanaman mangga dari segi agronomi , karakterisasi dan fisiologi buah diharapkan dapat mencapai tujuan sebagai
berikut :
-
Berpotensi produktivitas tinggi dan buah mempunyai kualitas tinggi ( daging buah
tebal, biji tipis, rasa dan aroma disukai konsumen, tekstur daging buah baik, kadar serat rendah,
kulit buah tebal dengan warna yang menarik serta mempunyai daya simpan alamiah lebih baik).
-
Ditemukan teknologi yang tepat dan pasti untuk meningkatkan daya simpan buah dengan perlakuan
bahan kimia atau vapour heat treatment
untuk mengatasi lalat buah yang merupakan patogen terbesar yang merusak buah
setelah pemanenan.
-
Pengelolaan kebun yang lebih mudah dan lebih baik dengan diketahuinya jenis batang bawah
untuk mendapatkan tanaman dwarf dan
tahan terhadap berbagai cekaman akibat
lingkungan yang kurang sesuai untuk pertumbuhannya.
Berdasarkan hasil
analisis SWOT yaitu kekuatan (strength)
produk mangga dan potensi alam Indonesia ,
kelemahan (weakness) di bidang
produksi yang belum menerapkan good
farming practices , peluang ( opportunity) dalam pengusahaan mangga dengan sistem agribisnis dan ancaman (threat) dari persaingan produk dari negara lain di pasar
global , maka strategi pengembangan
mangga adalah sebagai berikut :
I.
Program Penelitian
di Perguruan Tinggi dan
Balai Penelitian Pemerintah.
II.
Program Peningkatan Ketersediaan Bibit Mangga.
III. Pengembangan
Sentra Produksi Mangga di Tingkat Rakyat.
IV.
Penerapan Teknologi Budidaya yang Baik dan Benar
V.
Pengembangan Perkebunan Mangga Model Pola Kemitraan (PIR).
1.
Membangun masyarakat petani yang berfungsi sebagai Plasma dan pemerintah
atau pihak swasta sebagai Inti sehingga ada hubungan kerjasama yang terpadu dan
saling mendukung sehingga tercipta unit ekonomi yang utuh antara Inti dan
Plasma.
2.
Pengadaan pelatihan administrasi dan teknisi perkebunan Inti serta pembinaan
petani Plasma.
VI.
Diversifikasi Perkebunan dengan Tanaman Mangga.
1.Mengganti tanaman keras yang tidak menguntungkan lagi
di perkebunan yang sudah ada yang areal lokasinya sesuai agroklimat untuk tanaman mangga.
VII. Strategi
Distribusi Produk yang Merata di Seluruh Indonesia.
1.
Pemerintah membuat pendataan tanaman mangga sehingga dapat
melakukan perkiraan volume dan waktu produksi di masing-masing sentra produksi
VIII. Investasi Modal
Masyarakat pada Perkebunan Mangga.
1.
Penggalangan kerjasama dan modal dari : petani,
pengusaha, asosiasi dan pemerintah.
IX.
Penguatan Networking Mangga
1.
Promosi produk unggulan mangga pada berbagai kesempatan di dalam dan di
luar negeri.
2.
Pengembangan media komunikasi yang efektif dalam mengakses informasi
dari dalam dan luar negeri berkaitan dengan pengembangan Mangga
KESIMPULAN
Pengembangan
Tanaman Mangga sebagai komoditi buah unggulan nasional
DAFTAR PUSTAKA
Deptan. 2001. Pembangunan Sistim
Agribisnis Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional.
Departemen Pertanian
.
Direktorat Bina
Produksi. 2000. Directory Buah-buahan .
Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Nakasone,
H. Y. and R.E. Paull. 1999. Tropical Fruits. CABL. Publ.
PKBT. 1998. Pengembangan Buah-buahan Unggulan
Simmonds,
W.W. and J. Smartt. 1999. Principles of Crop Improvement. Blackwell Sci.
Yuniarti
and P.Santoso. 2000. Mango
Production and Industry in